𝙈𝙞𝙙𝙣𝙞𝙜𝙝𝙩 | One Piece x Reader [᥆ᥴ]

𝙨𝙥𝙚𝙘𝙞𝙖𝙡 𝙘𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Terima kasih atas 1500 pembaca! Maaf jika saya telat untuk merayakannya, dikarenakan kesibukan yang tidak bisa ditunda

Chapter ini sama sekali tidak bergantung pada alur cerita yang sbenarnya pada Anime. Tidak ada adegan dalam anime yang dimasukkan pada chapter ini!

"Akemi-San. Apa, sebenarnya aku ini?"

"Kau adalah cahaya bagi kami, Emera."

"Benarkah?"

"Tidak"

"Kau hanyalah seorang pembunuh bayaran yang tidak memiliki siapapun di sisimu."

"Kau, kesepian."

"Ghahh!!"

Midnight, terbangun dalam kebingungan dan menatap kedua tangannya yang bergetar akan ketakutan. Ia tidak ingin mimpi itu kembali lagi. Tidak,

"Aku,.. S*al! Apa apaan dengan mimpi itu!", " Dan..,"

Pipinya basah seakan air mata jatuh melintasi pipinya ketika ia tidur beberapa jam ini. Dengan segera, ia membersihkan seluruh kekacauan yang terjadi pada dirinya. Menatap lekat pada kaca lalu menghela nafas panjang,

"Mimpi buruk adalah hal yang Anda lalui."

"Hah?!"

Midnight dengan rasa bingung menoleh ke arah samping, belakang dan segala arah untuk melihat siapa yang berbicara seperti di dalam kepalanya

Ia tidak menghiraukan hal itu dan mengambil kedua pedangnya yang sudah terletak pada sarung lalu berjalan untuk latihan pagi di hari pertamanya,

"Baru bangun, wanita galak?"

Midnight mengernyit kesal lalu dengan segera menginjak kaki milik dari si pemilik surai hijau dengan julukan sebagai pemburu bajak laut, dulunya.

"Benar benar b**ingan. Setidaknya aku lebih baik darimu yang selalu tersesat setiap saat,"

Midnight dengan bangga menyilangkan kedua tangannya dan menarik lekungan senyumnya, yang membuat lawan bicaranya itu memikirkan jawaban untuk melawan perkataan dari gadis bersurai biru gelap ini,

"Wanita memang merepotkan,"

"Apa?"

"Tidak ada."

Midnight mendecih kesal lalu menaruh atensi nya pada secarik kertas seperti bounty yang dipegang oleh Zoro, "Poster Bounty siapa itu?"

"Khehe, tebak lah siapa ini. Jika kau benar, aku akan mematuhi mu dan jika kau salah, kau harus melihatku berdiam diri saat aku berlatih sepanjang hari."

"Kau ini! Kembarannya An**ng ya?! Kau selalu saja membuatku ingin meledak setiap saat, dasar b*debah!"

"Turuti saja, galak."