Gembot Sakit

42 9 3
                                    

Mahardika yang harusnya mengunjungi kafe malah banting stir setelah melihat betapa banyaknya manusia di sana. Untuk sekarang ia harus menghindar terlebih dahulu dari pada ia dikejar para pemburu konten abal-abal.

Bingung harus kemana tanpa sadar mobilnya sudah terparkir di depan halaman rumah bercat putih bersih itu.

Ia menarik resleting jaketnya dan kembali memakai topi, barulah ia keluar dari dalam mobil.

Tangannya baru saja ingin mengetuk namun keduluan pintu itu terbuka, menampilkan cewek berambut sebahu sedang menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Ngapain lo ke sini?"

"Jutek amat, minggir!" Dika langsung menerobos masuk begitu saja membuat yang punya rumah berdecak tak suka.

"Gue gak mau wartawan ke sini ya!"

Dika malah membuka lemari pendingin dan mengambil sekaleng soda lalu meneguknya.

"Mereka gak bakal kok."

Pada akhirnya cewek itu hanya menghela nafas dan duduk berhadapan dengan Dika.

"Kalo emang suka bilang yang benar."

"Apaan?"

"Alah, pura-pura bego. Berani bikin skandal tapi gak berani ngungkapin."

"Maksud lo Shena?"

"Emang ada yang lain?"

"Ada."

"Buaya!"

Dika malah terkekeh melihat Nina setengah kaget seperti itu.

"Nin, lo kayak gak kenal gue aja. Kita pacaran lumayan lama lo."

"Makanya lo gak pernah serius dari dulu."

"Tapi gue serius ya sama lo," sangkalnya.

"Tau, tapi berakhir juga, kan?"

"Lo yang mutusin gue."

"Karna lo bukan yang tepat."

"Sakit banget lo ngomong kayak gitu."

Nina merotasi bola matanya. Omongan sama sikap tidak terlihat singkron. Lalu keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing. Dika yang membuka mode pesawat di ponselnya terkaget melihat betapa banyaknya notif yang masuk.

"Lo pernah gak dapat notif sebanyak ini?" Dika memperlihatkan layar ponselnya pada Nina.

"Notif karna skandal aja sombong."

Dika hanya mendengus sebal karna Nina tak begitu peduli dengan semuanya.

"Sekarang tuh cewek dimana?"

"Ada. Di rumah sewaan gue."

"Ntar gue mau ke sana ya."

"Ngapain?"

"Mau kenalan."

****

Shena tidak menyangka kalau Dika akan membawa seorang wanita cantik bersamanya. Dan hal yang paling mengejutkan adalah cewek itu ternyata mantannya.

"Kamu mau minum apa?" tanya Shena pada Nina yang duduk anggun di ruang tamu.

"Jus lemon boleh."

"Oke, aku buatkan dulu." Shena menuju dapur yang ternyata diikuti oleh Nina.

"Biar gue buat sendiri aja," ucap Nina sembari mengambil gelas di tangan Shena.

"Kita ngomong santai aja ya, gak usah kaku gitu," sambung Nina sembari meracik minumannya sendiri.

"Oke."

Shena memperhatikan gerak gerik Nina. Dari atas sampai bawah, cewek itu sempurna. Tubuh yang langsing dengan kulit putih bersih ditambah wajah cantik. Shena jadi penasaran kenapa Nina dan Dika bisa putus dan berakhir menjadi mantan yang masih berhubungan.

"Lo pasti kaget gue ke sini." Nina mengambil tempat berhadapan dengan Shena. Ia menyodorkan segelas es lemon pada Shena.

"Sebenernya iya, kenapa mantan Dika bisa ke sini."

Nina tersenyum sembari mengikat setengah rambutnya membuatnya tampak cantik dan manis dalam satu waktu.

"Gue cuma penasaran sama cewek yang jadi bahan berita hari ini."

Mengenai itu Shena pun sudah tahu karena melihat media sosial, namun ia tidak berani menghubungi Dika sebelum cowok itu menemuinya.

"Lo gak usah khawatir, semuanya udah di klarifikasi."

"Gue hanya takut Dika dan bandnya bakal bermasalah gara-gara gue."

"Tenang aja, band mereka gak bakal tumbang hanya karna berita ini kok."

Entah kenapa Shena malah nyaman berbicara dengan Nina, padahal mereka baru hari ini bertemu.

****

Shena dan Nina ikutan panik saat Dika memberi tahu kalau kucingnya sakit. Binatang berbulu itu meninggalkan bekas muntah di mana-mana.

"Kita bawa ke klinik hewan," ucap Dika cemas sebab Gembot terlihat lemas.

"Biar gue aja yang bawa," sahut Nina.

"Beneran?"

"Gue temenin." Shena mengajukan diri. Melihat kesungguhan keduanya Dika pun setuju. Ia belum bisa kemana-mana.

Setelah meletakkan Gembot ke dalam kandangnya, Nina dan Shena bergegas pergi.

"Ntar jangan lupa telpon gue," pesan Dika pada Nina yang sudah masuk ke dalam mobil.

"Iya."

Selama dalam perjalanan menuju klinik hewan, Nina menceritakan bagaimana asal usul kucing Dika ini.

Awalnya kucing ini adalah hadiah ulang tahun dari Dika untuk Nina. Namun sejak mereka putus akhirnya Gembot dikembalikan lagi ke tuannya. Katanya biar Dika ada temannya.

Mendengar itu Shena merasa cemburu. Hubungan Dika dan Nina sepertinya sangat dalam.

"Kenapa kalian gak pacaran lagi aja?"

"Gak mungkin."

"Alasannya?"

"Karna gue gak punya perasaan apa-apa sama Dika, begitu pun sebaliknya."

"Tapi dulu?"

"Dulu gue ngira gue cinta sama Dika, tapi ternyata perasaan itu hanya sebatas perasaan nyaman aja."

Shena tidak mengerti sebenarnya. Mana ada perasaan seperti itu?



****













Sorry kalo ada part yang rada gak nyambung. Aku udah lupa sama cerita awalnya, wkwkw

Mahardika MarcelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang