Ep. 7

36 11 0
                                    

"aku pulang~" ucap sang surai putih ketika masuk rumah. Tetapi tidak da respon dari orang rumah sampai dia bertanya kepada salah satu pelayan. "kau melihat dimana (name)?" tanya Satoru kepada seorang pelayan muda. "Nyonya tadi pergi dari satu jam yang lalu, tuan, dia pergi ke rumah sakit," setelah dari pelayan itu mengucapkan hal itu, Satoru langsung terlihat panik.

"rumah sakit? siapa yang bersamanya?!" balas Satoru dengan pertanyaan yang membuat pelayan itu sedikit bingung. "Tuan, nyonya pergi bersama temannya."

Satoru lalu bergegas keluar lagi dari pintu rumah. Berharap disambut manja malah bikin panik. Akhirnya pria itu masuk lagi ke dalam mobilnya dengan cepat dan segera menuju ke rumah sakit.

Di tengah jalan pria itu menelpon sang istri tercinta dan tak lama detik detik panggilan akan mati langsung di jawab tetapi bukan suara (name), melainkan Shoko. "(Name) sedang memeriksa kandungnya" jawaban dari Shoko membuatnya semakin melongo, ada apa sih yang terjadi hari ini?

"kandungan?" tanya Pria itu dengan bingung, matanya fokus ke arah jalanan di depannya. "kau akan jadi seorang ayah, bodoh," Jawab shoko dengan kesal, bisa bisanya pria itu bingung ketika dia mengatakan seperti itu. Satoru terdiam membeku sampai ada bunyi klakson dari mobil belakang ketika dia belum maju ketika lampu merah sudah selesai.

hembusan nafas bahagia, pria itu langsung menancap gas dengan kuat. Sesampainya di rumah sakit dia langsung keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah sakit yang sedang sibuk oleh pasien. Dirinya mencari ruangan kandungan sampai dia melihat Shoko di luar bersama istrinya tercinta.

"(Name)~~~" rengek Satoru dengan sedikit keras membuat beberapa orang langsung menegurnya, tetapi pria dengan penutup mata itu langsung mengabaikannya dan memeluk sang wanita.

"aku akan jadi seorang ayah, kenapa kau tidak bilang kepadaku?!" keluh Satoru sambil memeluk manja istrinya. (name) yang dilihat beberapa pasien dan dokter langsung merasa sedikit malu, apalagi ada shoko di sini. "maaf, aku juga baru kesini karna disuruh Shoko, hehe."

tanpa berlama lama, Satoru langsung membayar biayanya dan menggandeng tangan sang pujaan hati untuk naik ke dalam mobil. sedangkan Shoko? dia diabaikan dan pulang dengan mobilnya.

"Shoko, terimakasih ya!" sahut (name) kepada Shoko, "yoo"

sepasang suami istri itu langsung masuk ke dalam mobil. Masih dengan ekspresi Satoru yang bahagia dengan kedatangan anaknya. Tetapi jika dilihat lihat Satoru seperti menangis.

"kau tidak apa apa, Satoru?" Satoru hanya menganggukkan kepalanya, tetapi tidak lama kemudian bulir bulir air mata keluar dari mata biru indahnya. "huwaaa, (name) aku akan menjadi seorang ayah."

***

  "Satoru aku ingin menampar wajahmu," ucapan (name) berhasil menarik perhatian Satoru. "apa?? sayang?? kenapa tiba tiba?" balas Satoru dengan pertanyaan yang panjangnya seperti kereta api.

"aku tidak tau, aku hanya menginginkannya..." Satoru hanya menghela nafas. Dia menarik senyum di bibirnya, terkadang istrinya mengidam begitu banyak hal aneh, tetapi dia tau bahwa mengandung juga tidak akan mudah apalagi membawa hal berat di perut mu dimanapun kau berada tanpa bisa meletakkannya barang semenit pun.

"kalau begitu tampar saja." Setelah Satoru berbicara seperti itu, (name) langsung menampar wajah Satoru sampai berbekas. "maaf, aku melakukannya dengan sangat kuat?" panik (name) ketika melihat bekas merah di wajah tampan suaminya.

Satoru menahan rasa sakitnya dan memasang senyum paksa. "tidak sakit, aku kan yang terkuat."

"kalau begitu aku bisa menamparmu lagi?"

'apakah ibu hamil biasanya seperti ini?' batin Satoru menangis.




















TBC.

cie cie yang udah jadi emak 😋

he's a loving husband [G. Satoru] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang