Bab 31

15 2 0
                                    

Perasaan dibelai oleh angin musim semi yang harum dan lembut. Bahkan hati Heemin berdebar saat dia melihat sentuhan yang sangat ramah itu.

Mungkin karena dia memakai seragam sekolah yang sama, dia terlihat lebih mirip dengan temannya di kehidupan nyata. Cara mereka berbicara, ekspresi wajah dan bahkan sikap dia terhadap ‘Seo Hee-min’ sangat mirip. Kenangan dan kerinduan masa sekolahku membanjiri bagaikan air pasang.

- Lee Heon-ah.

- ya?

- Tidak ada apa-apa.

- Kenapa

Dia menarik tangannya dari membelai kepalaku dan mendesakku untuk berbicara dengan cepat. Tepat ketika 'Seo Hee-min', yang ragu-ragu untuk waktu yang lama, hendak membuka bibirnya, bel pendahuluan yang mengumumkan kelas yang akan datang berbunyi. Bibir yang tadinya gemetar tertutup rapat.

'Kuharap kita berdua menjadi beta.'

Hee-min dengan jelas mendengar apa yang 'Seo Hee-min' gumamkan di benaknya. Aku bisa merasakan keinginannya untuk tidak terpengaruh oleh feromon atau semacamnya dengan seluruh tubuhku.

Mungkin hasil tes sifat akan keluar keesokan harinya. Hasilnya menunjukkan bahwa 'Seo Hee-min' adalah omega yang dominan dan Chai-heon adalah alfa yang dominan, dan hubungan keduanya akhirnya berakhir dengan bencana.

"eww… … .”

Seperti efek fade-out dalam sebuah film, layar yang terlihat oleh mataku berangsur-angsur menjadi lebih gelap. Erangan samar keluar dari sela-sela bibirku. Itu adalah tangisan kesedihan, bukan kesakitan.

“Sekarang lagunya akan dimulai dan kamu akan bangun dari hipnosis.”

Eun-kyung memainkan musik. Melodi indah biola terdengar di telingaku.

"Satu dua tiga. Buka matamu, Heemin.”

Pemandangan ruang kelas, dimana bayangan gelap perlahan turun, tiba-tiba menghilang seolah tersedot ke dalam lubang hitam. Heemin, yang sadar, menyeka keringat di dahinya dengan punggung tangan dan menarik napas dalam-dalam.

"Bagaimana itu?"

"Luar biasa… aku melakukannya."

Benar-benar menakjubkan. Kenangan muncul di depan mataku seperti gambaran, dan kenangan tentang ‘Seo Hee-min’, bukan diriku sendiri, muncul.

"Itu saja untuk hari ini. Lain kali, mari kita bahas lebih dalam masa lalu Heemin. Ini adalah pertama kalinya aku melakukan ini, jadi terima kasih telah mengikuti. Kamu pasti mengalami kesulitan.”

Heemin mengedipkan mata dan menutup matanya, mencoba menenangkan pikirannya yang kebingungan. Sekarang aku harus pergi menemui pria yang menungguku di balik pintu.

Aku bangkit dari kursi, meninggalkan pemandangan yang membuatku merasa sedih hanya dengan memikirkannya. Beruntung dia tidak mengatakan omong kosong yang aneh.

"Terima kasih dokter."

Setelah membungkuk pada Eun-kyung, aku mengambil tas berisi kimbap dan tteokbokki dan membuka pintu ruang perawatan. Saat aku mengalihkan pandangannya dari kenop pintu, siluet seorang pria kulit hitam tinggi yang berbalik dan melihat ke luar jendela terpantul di retina Heemin.

Ibarat tebing yang curam, keras kepala dan tidak memungkinkan orang untuk menginjaknya. Gambaran dirinya sebagai seorang anak di atas kanvas tumpang tindih dengan penampilannya sekarang, menimbulkan perasaan aneh.

Meski ia mengidap tumor beracun yang tidak akan mengeluarkan darah meski ditusuk dengan jarum, di masa lalu ia adalah orang yang pandai tertawa dan sering bercanda. Seolah mengingatkan aku pada Chai Heon di kehidupan nyata.

[BL] 🖤🤎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang