Bab 7: Bertahan Hidup di Masa Lalu

0 0 0
                                    

     “Aduh, sepertinya ketegangan zaman purba ini membuatku lapar. Aku harus mencari tanaman atau apapun yang bisa dimakan.” Vincent mencari tahu di multitabnya. “makanan apakah yang dapat dimakan oleh manusia di zaman purba?”
     “Menarik juga! Berarti harus mencari umbi-umbian dan daun pakis untuk dimakan agar aku bisa mendapat karbohidrat, energi dan beberapa vitamin. Aku juga perlu mengumpulkan ranting pohon untuk membuat api. Sungguh melelahkan... kenapa aku tidak membawa makanan atau korek api saja saat tadi di laboratorium? Aku terlalu bodoh, mengira bahwa segala rencanaku akan berhasil.” Mau tidak mau, saat ini Vincent harus bertahan hidup di lingkungan prasejarah yang keras.
     Vincent mulai mengumpulkan ranting pohon dan daun pakis terlebih dahulu karena sangat banyak ranting pohon yang tercecer disekitar mesin waktu buatan Vincent dan banyak pula pohon pakis yang hidup disekitar mesin waktu buatan Vincent. Tak berselang lama, ternyata Vincent berhasil menemukan tempat umbi-umbian yang ada di hutan lebat zaman purba itu. Vincent langsung membuat api unggun untuk membakar umbi-umbian dan daun pakis yang ia kumpulkan.
     Saat ia sedang makan, ia melihat seekor Tyrannosaurus berlari ke arahnya. “Apakah itu Tyrannosaurus yang tadi ya?” Vincent membereskan makan malamnya dan membawanya masuk ke dalam mesin waktu. Sebuah mesin waktu berbentuk balok yang hanya dapat ditempati oleh satu orang itu menjadi tempat yang lumayan nyaman untuk Vincent berlindung. Tetapi ia tidak bisa leluasa ketika berada di dalam mesin waktu. Getaran hebat kembali terasa oleh Vincent selama beberapa detik. Sesaat setelah itu, Vincent tidak merasakan getaran hebat dan tidak merasakan mesin waktu buatannya terpental yang berarti Tyrannosaurus tadi lewat ke arah lain dan tidak mengenai mesin waktu buatannya. “Huhh, untung saja Tyrannosaurus itu hanya lewat dan tidak menabrak mesin waktuku lagi.”
     “Duarr!
     “Hah?” Vincent keluar dari mesin waktu dan melihat cuaca diluar. “Oh, ternyata suara petir. Aku harus segera mengumpulkan ranting pohon untuk membuat api agar tidak gelap jika malam.” Vincent melihat cuaca diluar yang sebentar lagi akan hujan. Sebenarnya ia bisa saja menggunakan multitabnya untuk menyalakan senter, tetapi itu akan menguras baterai multitabnya sehingga multitabnya akan cepat habis. Maka dari itu, Vincent lebih memilih untuk mencari ranting pohon untuk dijadikan api unggun untuk menerangi ruangan mesin waktunya.
     Sambil memunguti ranting pohon, Vincent menyesal karena telah berprasangka buruk kepada Pak Lerd. Ia juga tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Pak Lerd dan Pak Hans tentang keamanan. Ia teringat kembali ketika ia berbicara dengan Pak Lerd dan Pak Hans. Karena sudah terjadi, ia tidak ada pilihan lain selain menjalaninya dan berusaha untuk kembali ke zamannya lagi. Vincent juga menyadari bahwa ia memerlukan kesabaran penuh dan perencanaan yang matang untuk membuat sesuatu. Ia juga merasa perlu mengendalikan emosi dirinya. “Sekarang aku harus beristirahat terlebih dahulu karena besok aku akan pergi mencari bahan-bahan prasejarah yang diperlukan untuk memperbaiki mesin waktunya.
     “Duaaar!
     Petir menggelegar disertai air yang terjun dari langit ke tanah yang hijau nan asri. Karena hujan mulai turun, Vincent segera memasukkan semua ranting pohon ke dalam mesin waktunya dikarenakan khawatir akan basah dan tidak bisa dijadikan api unggun. Ia juga mengambil batu yang bisa digunakan untuk membuat api. Mesin waktu buatannya dilengkapi dengan pelindung air dan api, sehingga tidak akan rusak jika terkena air dan api. Tetapi jika mesin waktu buatan Vincent itu masuk ke sungai atau masuk ke lava, maka mesin waktunya akan meledak dan hancur.

Vincent Black's Time Machine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang