Bab 10: Kembali dan Pembelajaran

1 0 0
                                    

     Setelah berlama-lama pingsan, Vincent akhirnya terbangun dari pingsannya. Ia merasa sedang berada di kasur laboratoriumnya. Tetapi Vincent tidak ingin membuka matanya karena ia berpikir bahwa berada di laboratoriumnya kembali adalah mimpi yang telah terkubur hidup-hidup. Vincent lebih nyaman ketika berada di dalam mimpinya daripada setiap hari harus bertemu Tyrannosaurus. Tetapi semakin lama, Vincent merasa sudah sangat lama ia tidak mendapat panggilan alam. Tiba-tiba ia merasa panggilan alam itu muncul.
     “Haduh, ada-ada saja.”. Vincent perlahan membuka matanya dan betapa terkejutnya dia saat menyadari bahwa ia sedang berada di kasur yang berada laboratoriumnya.
     “A-apa ini? Apakah aku masih mimpi.” Vincent segera mencubit pipinya. “Aww, sakit. Kalau begitu, ini bukan mimpi. Tapi kalau memang ini bukan mimpi, di mana Arlo?”
“Arlo... Arlo... Arlooo,” panggil Vincent.
     Karena Vincent sudah tidak tahan untuk buang air kecil, Vincent akhirnya langsung pergi ke kamar mandi di laboratoriumnya terlebih dahulu tanpa memikirkan Arlo.
Setelah buang air kecil, Vincent mencoba untuk melihat kembali suasana laboratoriumnya.
     “Syukurlah... aku bisa kembali lagi. Tetapi di mana Arlo?” Vincent melihat sekeliling laboratoriumnya, sama sekali tidak ada yang berubah. Vincent menemukan Arlo yang tergeletak di pojok laboratorium.
     “Arlo, apa yang terjadi?” Setelah dicek, Vincent menemukan masalahnya. “Oh... ternyata ini masalahnya. Baterainya habis.” Vincent dengan cepat mengambil charger khusus untuk Arlo dan langsung menancapkan ujung kabelnya ke mulutnya.
     “Waduh... ngomong-ngomong bagaimana tentang pekerjaanku di Universitas Kota Newtonville ya? Kalau sampai dipecat bisa gawat nih.” Vincent mengingat kembali bahwa ia sudah berminggu-minggu berada di zaman prasejarah yang artinya ia sudah berminggu-minggu meninggalkan kampus Kota Newtonville. “Aku harus menelepon pihak kampus untuk meminta kejelasan.” Vincent membuka ponselnya dan segera menelepon pihak Universitas Maju Kota Newtonville.
“Hallo, selamat siang... kami dari Universitas Maju Kota Newtonville, ada yang bisa kami bantu?”
“Hallo, Pak... terima kasih sudah menjawab telepon saya. Saya Vincent Black, salah satu profesor yang pernah bekerja di sana beberapa tahun dan saya sempat berhenti beberapa minggu yang lalu....”
     “Pak Vincent! Kamu kemana saja? Aku sudah mencarimu selama berminggu-minggu, tetapi aku tidak bisa menemukanmu.”
     “Hah, Pak Leo? Iya, Pak... mohon maaf. Saya sempat menghilang beberapa minggu dari universitas akibat dari perbuatan saya sendiri.”
     “Kamu ini bagaimana sih? Sudah dikasih kesempatan untuk bekerja di universitas ternama di kota kelahiranmu, tetapi tetap saja kamu tidak puas dan merasa tidak cukup.”
     “Iya, mohon maaf, Pak... saya menyesal. Mulai hari ini saya tidak akan berbuat yang aneh-aneh lagi.”
     “Kau  sudah membuatku kecewa beberapa minggu lalu, tepatnya beberapa minggu sebelum kamu menghilang.”
     Vincent mengingat kembali kata-kata yang pernah diucapkan oleh Leo, sahabat dekatnya sejak kecil.
     “Pak Vincent, ayo makan siang bersama! Jangan terlalu sibuk memikirkan hal lain,” kata Leo.
     “Saya tidak bisa, Pak... Pak Leo duluan saja, saya sedang buru-buru.”
     “Wah... sepertinya Pak Vincent akhir-akhir ini sedang sibuk sekali ya? Tetapi satu kali ini saja kok.”
Kalau saya bilang tidak bisa ya tidak bisa.” Vincent berlalu meninggalkan Leo.
     “Dan kau ingin kembali seperti dulu lagi? Mengulang kembali saat kau dan aku bersahabat dekat, tentu saja tidak bisa.”
     “Oh, begitu ya, Leo... yasudah, mohon maaf aku mengganggu waktu kerjamu. Kalau begitu terima kasih atas perhatiannya.”
     Setelah Leo mematikan teleponnya, ia tidak menyadari bahwa dibelakangnya ada Pak Rekra, seorang rektor Universitas Maju Kota Newtonville yang ke 8. “Ada apa, Pak Leo... sepertinya Pak Leo sedang kesal ya?”
     “Iya, Pak... mohon maaf atas ketidaknyamanannya... habisnya saya kesal, tadi Pak Vincent menelepon saya hanya untuk menanyakan pekerjaannya. Padahal dia sudah menghilang tanpa kabar selama beberapa minggu.”
     “Haah? Pak Vincent sudah kembali? Alhamdulillah, ternyata Pak Vincent selamat.”
     “Kenapa, Pak Rekra... apa yang salah dengan kembalinya Pak Vincent?”
     “Saya ingin mengundangnya kemari. Saya akan menasihatinya. Kasihan sekali dia jika saya langsung memecatnya. Ia pasti tidak punya pekerjaan. Pak Leo, tenanglah.... Untuk kali ini, maafkanlah Pak Vincent. Manusia itu adalah tempatnya salah dan dosa. Jadi wajar saja jika Pak Vincent melakukan kesalahan. Kita lihat nanti, jika dia sudah diberi pelajaran dan dinasihati tetapi masih susah diberi peringatan, maka akan langsung saya pecat.”
      Leo pun mengerti apa yang dibicarakan oleh Pak Rekra, ia akan berusaha untuk memaafkan kesalahan Vincent dan bersahabat kembali dengan Vincent. Kali ini, Vincent harus dikawal ketat oleh pihak universitas, karena pihak universitas khawatir jika Vincent akan mengulangi perbuatannya lagi. Vincent juga sudah menyadari kesalahannya. Ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Untuk membuktikan bahwa ia tidak akan mengulanginya lagi, Vincent membongkar, menghancurkan, meremukkan dan membuang serpihan mesin waktu buatannya.

Vincent Black's Time Machine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang