Bab 4: Penyelesaian yang Terburu-buru

5 0 0
                                    

     “Pak Profesor, permisi,” kata Pak Lerd.

     “Tunggu sebentar,” jawab Vincent.

     “Eh, Pak RT. Ada apa, Pak RT?”

     “Maaf, Pak Profesor Vincent. Tolong parkir mobilnya jangan di jalan. Barangkali tertabrak.”

     “Eh iya... sebelumnya saya mohon maaf, Pak RT... tadi saya buru-buru.”

     Iya... santai saja, Pak.”

     “Duaarrrr!

     “Ada apa itu, Pak Profesor?”

     “Oh, bukan apa-apa, Pak RT. Saya hanya sedang membuat alat canggih lagi.”

     “Oh... begitu ya, Pak. Alat apalagi yang kali ini Pak Profesor ciptakan?”

     “Alat itu namanya...” Vincent berhenti berbicara.

     “Alat apa, Pak?”

     “Bukan apa-apa, Pak.” Vincent segera menuju ke mobil pribadinya dan memarkirkannya ke ruang parkir.

     “Ya sudah, Pak... saya sedang buru-buru... tetapi tolong ya, Pak... buat alatnya jangan yang membahayakan masyarakat umum. Takutnya nanti masyarakat malah tidak ingin Pak Profesor menciptakan alat lagi.”

     Vincent merasa bahwa ia diremehkan oleh Pak RT, “Iya, Pak... lagian selama ini saya juga belum pernah ada sejarahnya alat yang diciptakan saya itu meledak dan membahayakan masyarakat umum.”

     “Iya, Pak... mohon maaf jika saya salah bicara... saya hanya mengingatkan saja... ayo, Pak... saya pergi dulu.”

     ‘Oke, Pak... jangan mentang-mentang bapak memiliki gelar RT jadi bisa meremehkan saya dengan alasan mengingatkan. Jika saya sudah berhasil menciptakan mesin waktu dan pergi ke masa depan, saya akan menguasai teknologi canggih yang ada di sana. Dan saya akan kembali lagi ke sini dan menjadi pemerintah Kota Newtonville dan akan menurunkan jabatannya sebagai RT.’

     Sifat Vincent mulai berubah sejak ia mulai merasa nyaman bekerja sebagai profesor di universitas ternama di Kota Newtonville. Ia merasa gajinya cukup untuk kebutuhan sehari-harinya. Saat sudah nyaman bekerja di sana, ia mulai ingin mencoba membuat alat-alat canggih baru yang inovatif dan bermanfaat. Tetapi, kemarin ia menantang dirinya sendiri untuk membuat mesin waktu agar bisa menjelajah ruang dan waktu.

     “Pak... Pak... Pak Profesor Vincent!” panggil Pak Lerd.

     “Eh iya... mohon maaf, Pak... saya tadi melamun,” jawab Vincent.

     “Ya sudah, Pak Profesor... kalau begitu saya pergi dulu.”

     “Iya, Pak RT... hati-hati di jalan.”

     Setelah Pak Lerd pergi, Vincent kembali masuk ke laboratoriumnya. Dirinya merasa bahwa sepertinya Pak Lerd mulai curiga dengan aktivitasnya. Terutama tadi ada suara ledakan dari dalam laboratoriumnya yang ternyata adalah ledakan alat yang terlalu panas karena siang dan malam selalu menyala.

     ‘Aku harus menyelesaikan ini dengan cepat,’ batin Vincent.

     Ia mengambil multitabnya untuk menanyakan bagaimana merangkai bahan-bahan langka yang telah ia beli untuk mesin waktunya. Setelah ia memahaminya, ia berencana untuk memindahkan data yang untuk merangkai mesin waktu ke otak Arlo.

     “Arlo, kemari sebentar! Aku membutuhkan bantuanmu,” panggil setelah Arlo datang, Vincent mulai memindahkan data dari Multitab ke otak Arlo sehingga Arlo bisa membantu Vincent untuk membuat mesin waktu dengan cepat.

     “Baiklah, Arlo... mari kita selesaikan mesin waktu ini dengan waktu satu bulan. Jangan sampai satu tahun, karena itu terlalu lama. Kalau satu bulan tidak berhasil, aku kasih kesempatan lima bulan.” Vincent membuat target untuk mesin waktunya agar mesin waktunya bisa segera selesai.

     “Baiklah, aku setuju.”

     “Sebentar... aku melupakan satu bahan penting yang ada di mobil. Aku harus mengambilnya di mobil.” Vincent berjalan keluar rumah untuk mengambil satu bahan penting yang ada di mobilnya.

“Trakk!

     Vincent menghentikan langkahnya untuk menuju mobil. “Siapa itu? Keluarlah!”

     Vincent yang sedang berada di luar laboratoriumnya harus mencari terlebih dahulu asal suara itu.

     “Eh, Pak Hansip? Apa yang Pak Hansip lakukan di luar laboratorium ini?” tanya Vincent.

     “Mohon maaf, Pak Profesor Vincent... saya ditugaskan oleh Pak RT untuk menjaga laboratorium ini agar jika terjadi sesuatu yang berbahaya, saya akan lebih dulu memberitahu para warga untuk mengungsi.” Pak Hansip menjelaskan tujuannya yang berada di luar laboratorium Vincent. “Tadi saya tidak sengaja menjatuhkan sesuatu. Makanya tadi ada suara dari luar.”

Vincent Black's Time Machine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang