Bab 5: Percobaan Pertama

5 0 0
                                    

     ‘Hah, memang RT tak tahu diuntung,’ batin Vincent.
     “Tenang saja, Pak Han... di sini pasti aman kok,” kata Vincent. “Ayo, Pak Hans, masuk dulu!”
     “Tidak usah repot-repot, Pak Profesor Vin... saya di sini sekalian jaga ronda kok. Hari ini kan jadwal ronda saya,” kata Pak Hans.
     “Oh iya, saya lupa. Sekarang kan hari Kamis, berarti giliran para hansip yang ronda.” Vincent teringat kembali ketika ia mulai tinggal di Kampung Endtown. Ia mendapat jadwal ronda di hari Sabtu. “Ya sudah, Pak Hans... kalau memang sekalian ronda, saya bikinin kopi dulu ya.”
     “Tidak usah....”
     Vincent bergegas ke dalam laboratoriumnya untuk membuatkan kopi untuk Pak Hans. Ia menggunakan cup khusus untuk kopi.
     Setelah memberikan kopi kepada Pak Hans, ia kembali ke laboratoriumnya dan melanjutkan programnya untuk membuat mesin waktu. Beberapa kali ia mendengar ledakan di laboratoriumnya hingga keluar rumah karena salah memasang bahan. Tiga Minggu kemudian, sikapnya mulai berubah terhadap lingkungan sekitar. Ia merasa bahwa program mesin waktunya adalah program yang paling penting hingga ia sering mengabaikan hubungan sosial, salah satu contohnya adalah ketika ia diajak makan siang oleh rekannya yang bernama Leo, ia selalu tidak bisa hadir.
     Minggu demi Minggu berlalu hingga satu bulan kedua, ia merasa tidak akan bisa menyelesaikan mesin waktunya jika harus membuat mesin waktu sampai tiga bulan lamanya karena sudah banyak masyarakat yang mengetahui bahwa program mesin waktu yang diciptakan oleh Vincent itu sangat berbahaya hingga mengundang perhatian Pak Lurh yang saat itu menjabat sebagai lurah di salah satu kelurahan yang ada di Kota Newtonville. Jadi ia berinisiatif untuk menyelesaikan mesin waktu dengan cepat.
     Dua bulan empat hari telah berlalu. Akhirnya mesin waktu cepat ciptaan Vincent telah siap. “Hahahahaha, akhirnya mesin waktu ciptaanku telah siap, hahahaha.”
     Vincent bersiap untuk menggunakan mesin waktunya untuk pertama kali. Ia mulai mengatur koordinat yang ingin dituju hingga waktu yang ingin dituju. Ia juga mencoba mengaktifkan mesin waktu ciptaannya. Suara bising terdengar dari mesin waktu buatannya. Cahaya yang menyilaukan mata yang keluar dari mesin waktu terpancar ke seluruh sudut laboratorium Vincent. Seta getaran hebat menggetarkan seluruh laboratoriumnya mulai dari dalam hingga luar laboratorium. Vincent mempersiapkan alat-alat canggih buatannya serta beberapa alat yang ia beli untuk dibawa ke masa depan. Ia pergi ke masa depan sendirian tanpa ditemani oleh Arlo. Vincent menitipkan laboratoriumnya kepada Arlo.
     “Arlo, aku titipkan laboratorium dan mobil pribadiku... tolong jaga baik-baik selama aku pergi. Aku akan kembali ke sini setelah berhasil menguasai teknologi canggih di masa depan.” Vincent berkata kepada Arlo sambil memasukkan semua barang bawaannya ke dalam tasnya.
     “ Baik, Tuan Vincent.” Arlo menjawab kata-kata Vincent dengan singkat.
     Vincent mulai melangkahkan kakinya untuk mendekati mesin waktu buatannya. Rasa takut dan senang tercampur aduk dalam hatinya.
     Setelah yakin, ia mulai memasuki pintu mesin waktu buatannya dengan perlahan. Suara bising, getaran hebat, dan cahaya yang menyilaukan mata semakin menjadi ketika Vincent memasuki alat itu. Setelah kejadian itu, mesin waktu buatan Vincent menghilang dengan sendirinya dari laboratoriumnya.
     “Aaaaaaaaaaa.” Vincent berteriak sekencang-kencangnya karena di dalam mesin waktu, getaran itu kuat sekali hingga membuatnya terjatuh dan tidak bisa bangun.

Vincent Black's Time Machine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang