Happy reading
***
Deon menaiki satu persatu anak tangga sembari membopong tubuh mungil Nara. Gadis itu sudah terlelap tiga menit yang lalu. Deon tidak tega untuk membangunkan Nara, sehingga dirinya sendiri yang membopong tubuh Nara agar gadis itu tidak terusik.
Setelah meminta izin kepada Kamila- Deon langsung membawa Nara kedalam kamarnya.
Sesampainya di depan pintu bercat merah jambu. Ia mendorong pintu kamar Nara mengenakan kakinya.
Setelah membaringkan tubuh gadis itu ke atas kasur, ia ikut mendaratkan bokongnya duduk di pinggiran kasur seraya tangannya terangkat merapikan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Nara yang tertidur tenang.
Gadis itu terlihat damai saat tidur. Padahal aslinya ia pecicilan dan cerewet. Bahkan Deon sering kewalahan sendiri dengan tingkah gadis itu.
Cukup lama Deon menatap Nara yang damai saat tertidur. Ia mematikan lampu tidur yang berada di atas nakas. Lalu menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh mungil Nara.
Ia sedikit mengulas senyuman kecil, lalu bangkit dari duduknya. Saat hendak berbalik badan berniat untuk keluar kamar. tangannya tiba-tiba di tahan oleh sebuah lengan mungil.
Deon melirik Nara yang masih terpejam lalu pandangannya turun pada tangan Nara yang menahannya.
"Kak, jangan tinggalin Nara," gumam Nara di sela-sela tidurnya.
Deon tersenyum hangat seraya melepaskan tangan Nara pelan. Ia kembali duduk di sisi Nara mengusap kepala Nara dengan lembut.
Dengusan halus terdengar oleh Deon membuat dirinya terkekeh pelan. Gadis itu terlihat sempurna, bahkan lebih dari kata sempurna. Tidak munafik dengan isi hatinya. Deon menyukai Nara sejak kecil. Tapi Deon tak berani mengungkapkan karena ia takut akan merusak pertemanannya nanti.
Deon lebih baik menguburnya terlebih dahulu dan menunggu hari itu tiba.
Setelah terasa sang empu tenang. Deon bangkit dari duduknya. sebelum pergi ia mendarat kecupan singkat pada kening Nara. Lalu berbisik.
"Besok lagi, gue pulang dulu."
Setelah itu Deon merapikan kembali selimut Nara melangkah keluar, tak lupa mematikan saklar lampu yang berada di samping pintu. Lalu menutup pintu kamar Nara dengan pelan.
***
Motor sport hitam yang kini kembali melaju dengan kecepatan tinggi di jalan ibu kota yang mulai sepi. Tidak peduli dengan basahnya jalanan karena gerimis mengguyur kota. Tidak ada rasa takut akan terjadi sesuatu. Namun, sang pengendara tetap fokus pada jalanan.
Setelah mengantarkan Nara pulang. Deon tidak pulang, melainkan pergi ke suatu tempat. Yang dimana dirinya memiliki janji dengan seseorang.
Tak lama. Motor yang ia kendarai sampai di arena balapan yang sudah ramai di kerumuni orang-orang. Banyak pasang mata yang menatapnya kagum terutama para gadis berbaju ketat yang menampakkan lekukan tubuhnya. Deon tak mempersalahkan itu, karena ia sendiri mengaku dengan ketampanannya.
Deon melepaskan helm full face nya. Mengibaskan rambutnya penuh wibawa. Membuat para wanita berbaju ketat itu berteriak histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐎𝐍𝐍𝐀𝐑𝐀 [Revisi]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA] [BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA] *** Di jodohkan dengan sahabat kecil? "Kakak jadi suami aku?" "Iya, sekarang Lo istri gue. Jangan nakal-nakal." *** Deon menyukai Nara sejak kecil. Deon kubur perasaannya dalam-dalam. D...