•••
“ Juan bangun. ”
Mean perlahan mengguncang tubuh Juan dengan kuat, berusaha membangunkan Alpha yang kini sedang tidur di kamarnya.
“ 5 menit. ” Balas Juan, Mean berdecak kesal lalu keluar dari kamar Juan.
Tak lama, ada satu tangan yang menjewer telinga Juan dengan kuat membuat pemuda itu langsung bangun dan menatap orang yang menjewernya.
“ Bagus ya, dia yang buat janji dia juga yang telat. ” Ucap Rayya, Rayya menjewer habis telinga putranya karna juga ikut merasa kesal. sedangkan Mean yang melapor tak ada di lokasi.
“ Iya-iya, ayah jangan marah nanti cepat tua! ” Rengek Juan berusaha melepaskan telinga nya dari jeweran Omega yang telah melahirkannya ini.
“ Dengar Juan, Mean sudah menunggu mu di luar. Bukankah kalian akan ke tempat kumuh lagi? ” Juan hanya mengangguk tanpa mau menatap wajah Rayya yang sudah kesal, ayah nya itu jika sudah kesal tak bisa ia ladeni lagi.
•••
“ Oh iya paman, Juan itu. Sudah menemukan Altar Ego nya? ” Suasana yang hening itu berhasil Mean pecahkan, Melan yang sibuk membaca buku di ruang keluarga itu menatap sang keponakan.
“ Ntahlah, dia selalu menutup diri dari kami. Dia tidak pernah menceritakan apapun kepada kami tentang dirinya, yang dia ceritakan hanyalah sebagian kecil. Seperti makanan kesukaan, warna kesukaan, dan juga hobi nya. ” Balas Melan, Mean mengangguk mengerti. Tak lama dari itu pemuda yang Mean tunggu-tunggu keluar dari kamarnya, mendekati mereka yang kini ada di ruang keluarga.
“ Mean, jika Juan membuat masalah di sana. Lapor saja pada paman, paman siap untuk menghukum nya. ” Ujar Rayya dengan antusias seolah memarahi Juan adalah hobi nya. Juan yang ada di belakang Rayya hanya merengut dan sesekali mencibir apa yang Rayya katakan.
“ Baiklah, aku dan Juan akan pergi. ” Melan dan Rayya hanya menanggapi dengan anggukan, Mean dan Juan perlahan menghilang dari hadapan mereka.
“ Andai saja Mean itu Omega, maka akan ku jodohkan dengan Juan. ” Ujar Rayya penuh rasa bangga namun juga terdesip kecewa, Alpha semanis Mean di mana lagi ia bisa menemukannya.
“ Sudahlah, kau dari dulu selalu menatap Mean sebagai Omega. Kalo di lihat, fisik nya itu sangat Alpha sekali. Seharusnya kau malah takjub akan ketampananya, bukan malah menjodohkannya pada Juan. ” Perkataan Melan membuat Rayya berdengus kesal, ia lalu berjalan lesu mendekati Melan dan langsung duduk di pangkuannya lalu mengambil buku yang Melan baca.
“ Aku ingin seorang menantu... Yang baik dan rajin seperti Mean, umur Juan sudah 22 tahun. Apa kau tidak ingin seorang cucu? ” Tanya Rayya menatap Melan, Melan hanya tersenyum meletakan dagu nya di bahu sang Omega.
“ Kau ingin seorang cucu? Kenapa harus dari Juan? ” Perkataan Melan membuat Rayya memutar memorinya dengan heran.
“ Kita tak punya anak lagi selain Juan, karna itu aku minta dengannya. ”
“ Kalo begitu, kenapa tidak buat lagi? Umur kita masih tergolong muda untuk mempunyai anak lagi lho. ” Melan tersenyum jail pada Rayya yang nampak datar menatapnya, dengan lantang Rayya berkata “ Kalau kau yang hamil aku tidak masalah. ”
Melan langsung terdiam mendengarnya, setelah itu Rayya pergi dengan malas meninggalkan sang suami yang tertegun mendengar apa yang ia katakan.
“ Memang apa susah nya melahirkan dan mengandung? ” Herannya.
•••
“ Ahhkk adik kecil, aku masih sangat mengantuk. Kenapa kau mengajak ku pagi-pagi sekali? ” Juan terus-menerus mengeluh pada Mean, dirinya bahkan tak henti memukul setang mobil dengan kesal. Apa lagi kini telingannya merah dan bahkan baju dan rambutnya berantakan karna terlalu tergesa-gesa tadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine ( Mine. ) S2
General FictionS2 dari 'My Mine' Bagi yang belum baca S1 di sarankan untuk membaca terlebih dahulu.