•••
Mean tersenyum miring memandang penuh kebencian pada Juan, Juan mengerutkan keningnya. Al? Apa itu Altar ego yang sering kali mengendalikan tubuh nya seenaknya, Juan menatap mata sang adik.
“ Mean, aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi. ” Juan jujur, dia kebingungan dan keheranan.
“ Dari perut, lalu ke dada. Dan keluar. ”
Juan langsung menutup mulutnya ketika kata itu keluar dari mulut Mean, dan darah segar muncrat dari mulut Juan sehingga pemuda itu berlutut menahan darah yang terus keluar dari mulutnya.
Para maid lalu menatap khawatir pada tuan muda mereka yang tiba-tiba saja muntah darah, Kiano dan Qasta hanya terdiam shok atas apa yang mereka lihat.
“ Ahhkkk! ” Juan memegang kepalanya yang sakit lagi, nafas Juan tak beraturan. Para maid sudah mengurmuni nya, Juan mendongak menatap wajah Mean yang datar.
Mean segera mendekati Qasta menggendong pemuda itu di dekapannya dan meletakannya di kursi roda.
“ Kiano, bawalah kakak mu kekamarmu. ” Titah nya.
“ Tapi Juan—
“ Aku tidak suka di bantah! ” Aurah Mean keluar membuat Kiano sedikit tercekat, Kiano menelan ludah nya kasar lalu membawa Qasta menuju tangga. Kiano memencet tombol khusus yang ada di dekat tangga, mengubah tangga itu menjadi seperti perosotan agar memudahkannya mendorong kursi roda Qasta naik ke atas.
“ Baiklah, semua nya. Tinggalkan kami. ” Dingin Mean, satu pelayan mendekati Mean.
“ Tapi tuan muda Mean, tuan muda Juan—
Grep
“ Ahhkkk. ”
“ Berani membantah? Ku patahkan lehermu, bawakan aku kotak alat medis segera. ” Mean lalu melepaskan cengkramannya pada leher pelayan itu, ia tidak suka di bantah dengan alasan apapun.
Para maid ketakutan melihatnya, Mean itu adalah keturunan Atthaya yaitu tentara bayaran ternama. Tetapi jiwa Mean tetap lah Alexandra mafia walau pekerjaan itu sudah lama tidak di jalankan Alexandra dan para maid banyak yang tak tahu.
Para maid berlarian, sebagian memberi tahu tuan besar mereka dan sebagian mencari apa yang Mean minta. Sekarang tinggal dirinya dan Juan yang terus merintih jesakitan di area kepalanya.
“ Diamlah, aku tak bisa memeriksa mu kalau kau terus merintih seperti ini. ” Ucapnya, semampu mungkin Juan menahan kesakitannya. Kepalanya sakit, dadanya sesak dan darah segar itu bisa keluar lagi kapan saja dari mulutnya.
“ Sudah ku duga, kau tak punya riwayat penyakit yang bisa membuatmu seperti ini. Juan, apa yang di dalam tubuh mu memberontak? ” Tanya Mean, Juan menggeleng. Dia tidak merasakan keberadaan Al yang mengganggunya sekarang, dia hanya merasa sempit dan sesak seolah tubuhnya terasa berat untuknya.
“ Ini sedikit sulit, melihat begitu jelas ciri-cirimu akan muntah darah lagi. ” Mean memegang tangan Juan, memeriksa apapun yang ia bisa dan semuanya normal tak ada hal yang memicu Juan bisa seperti ini. Mean sudah curiga saat mendengar nafas Juan yang tak beraturan, di tambah saat ia memukul wajah Juan tadi ia sedikit menyentuh perut Juan.
Maid yang menyediakan alat medis datang menghampiri keduanya, Mean lalu memerintahkan mereka membawa Juan ke kamarnya agar dia mudah memeriksa tubuh sang kakak.
Segala upaya Mean lakukan, dan akhirnya kondisi Juan membaik lalu Alpha itu tidur untuk beristirahat.
Ceklek.
“ Juan. ” Rayya dan Melan datang dengan tergesa-gesa memasuki kamar Juan, dan keduanya masih memakai handuk.
Saat kejadian tadi para maid berusaha dan menggedor hebat pintu kamar Rayya, tetapi tak ada sambutan sebab kedua tuan nereka itu sedang mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine ( Mine. ) S2
General FictionS2 dari 'My Mine' Bagi yang belum baca S1 di sarankan untuk membaca terlebih dahulu.