chap10

154 10 0
                                        

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN! Demi keberlangsungan Novel.

•••

Jonathan keluar dari kamar mandi dengan baju nya semalam, dia melihat Mean yang memainkan ponsel di sofa.

Perlahan langkah Jonathan agak ragu saat ingin mendekati Mean, tapi dia perlahan mendekati Mean dan mulai duduk di paha pemuda itu.

” Jadi tampan, apa yang ingin kau perbuat setelah tahu identitasku? ” Perlahan Jonathan melingkarkan tangannya di leher Mean, Mean lalu meletakan ponsel nya membalas tatapan lekat yang Jonathan berikan.

” Ikutlah denganku. ” Singkat nya, Jonathan tersenyum licik di wajah manis nya.

” Kemana? ”

” Jadilah profesor di Lab ku, kau pasti senang mengetahui berbagai hal yang telah ku kembangkan di sana. ”

” Tentu saja tidak, Lab ku sudah cukup membuat ku senang. ”

” Aku akan melakukan apapun, asal kau mau. Bagaimana? ” Jonathan tersenyum miring, itu lah yang dia tunggu dari tadi.

” Apapun? ” Mean mengangguk, apapun akan dia lakukan demi ambisi nya itu.

” Kalau begitu, setiap seminggu sekali. Kau harus datang ke apartmeneku, tentu kau tahu apa yang akan kita lakukan di sana pria muda. ” Jonathan lalu pergi tanpa menunggu jawaban Mean, Mean tersenyum miring menatap punggung Jonathan yang keluar dari kamar.

” Yang pertama selesai, sekarang tinggal yang berikut nya. ” Gumam Mean, ia tersenyum miring. Ntah apa yang dia pikirkan, hanya ia dan Mahen saja yang tahu. Termasuk Author.

•••

“ Bagaimana? ” Pria manis yang terus menyuapi bubur kepada sang tunangan terus menghela nafas, Kiano dari semalam harus mengurus Juan sedangkan Rayya dan Melan sibuk dengan asrama masa tua mereka. Lebih tepat nya hanya Melan, tetapi Rayya jadi ikut-ikutan gegara Melan yang selalu bersikap seolah masih remaja dulu.

“ Sekali lagi, ini suapan terakhir. ” Juan mengangguk dan melahap makanan yang di suapi Kiano padanya, dia baru sadar saat hari sudah malam. Dan kepalanya terasa sakit bahkan tubuh nya pegal, mungkin karna efek tubuh nya di pakai Alfin seperti yang Kiano ceritakan.

“ Terimakasih. ” Juan tersenyum manis di balik wajah nya yang selalu terlihat sangar, walaupun dia itu suka melawak di keluarga tapi sifat dan wajah nya itu beda sekali. Tidak cokok.

“ Untuk apa? ” Tanya Kiano, perlahan dia meletakan mangkok bubur yang kosong itu di meja.

“ Setiap kali aku sakit, aku tidak pernah di rawat seseorang. Jadi aku sedikit senang kalau kau sudah merawat ku dari semalam. ” Kiano mengangkat alis nya sebelah, tidak mungkin orang yang begitu di sayangi oleh keluarga nya tidak di rawat saat sakit.

“ Memang nya paman Rayya dan Melan kemana? Lagi pula para maid juga pasti merawat mu kalau kau sakit.”

“ Papa selalu sibuk bekerja, sedangkan Ayah tidak mengerti. Atau bisa ku bilang dia orang yang tidak pekaan, karna itu saat aku punya Altar Ego enggan bagiku untuk cerita pada mereka. ” Juan mengambil segelas air dan meminumnya, Kiano menatap Juan dengan heran.

“ Bukannya kau bahagia karna ada yang memperhatikanmu? Setidaknya ada paman Rayya yang selalu ingin menjadi ayah yang terbaik untukmu. ”

“ Mempunyai keluarga lengkap tidak menutup kemungkinan bahwa kau merasa mempunyai mereka. ” Juan lalu tersenyum seperti biasa seolah itu adalah hal yang biasa bagi nya, namun Kiano tidak mengerti. Dia dan Qasta sudah tidak punya orang tua dari kecil, Omah mereka berkata bahwa kedua orang tua mereka mengalami kecelakaan di saat dia masih bayi dan Qasta yang berumur 2 tahun.

He is Mine ( Mine. ) S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang