CHAPTER 01
DOMINATIONAbu Dhabi Grand Prix 2xxx
Sirkuit Yas Marina
Decitan ban mobil formula 1 memekik telinga, kecepatan mobil setara jet itu berlomba untuk mendapatkan posisi pertama pada kejuaraan Abu Dhabi Grand Prix. Posisi pertama pada putaran 40 di ambil alih oleh Charles Leclerc lalu disusul dibelakangnya oleh pengendara dari tim banteng merah, Max Verstappen dan posisi ketiga diikuti oleh Sergio Perez.
Pada pertengahan sector 2, belokan menukik menjadi penentu pergantian posisi dimana antara gas dan rem dimainkan dengan strategi yang tepat. Max berusaha memotong jalur Charles dari dalam untuk mempersempit jarak diantara mereka, langkah yang riskan memang namun dinilai efektif dan terlihat dari Charles yang berusaha menghindari sehingga jalurnya melebar menjauhi aspal track. Max berhasil menyalipnya, namun hal tersebut tentunya tidak bertahan lama pada belokan selanjutnya dimana Charles berhasil mendapatkan kembali posisinya.
"Apa - apaan itu?! Charles melakukan tindakan yang berbahaya" Kesal Max memutar stir mobilnya menjauh dari Charles yang mepet.
"Jangan salahkan dia Max, strategi yang dilakukannya tidak jauh berbeda dengan yang kau lakukan tadi" tegur Gianpiero atau akrab dipanggil GP selaku race engineer dari Max, menilai serangan dari Charles dan memutar otaknya untuk memikirkan strategi apa yang selanjutnya dilancarkan.
"Max pertahankan ban sedikit lebih lama, jarak mu dan Charles berbeda 1 detik pada putaran berikutnya kita akan menyerang"
"Hahah! Itulah maksud ku tadi GP!"
Max menancapkan gasnya, mobil kembali melaju dengan kecepatan super mengikuti setiap arahan dan strategi yang diucapkan oleh race engineernya lewat radio. Adrenalin terpacu pada otak Alpha Belanda itu detak jantungnya berdebar cepat. Pupil hitam pada kedua bola matanya membulat, efek yang diberikan kesenangan serta fokus tingkat tinggi. Hampir sama seperti mengonsumsi narkoba jenis ekstasi yang ada didepan pandangannya hanyalah kemenangan, menang dan tak terkalahkan.
Max senang dengan tantangan, kemampuannya mungkin bukanlah yang terbaik, namun dengan meminimalisir kesalahan serta ketekunannya dalam berlatih orang dengan bakat pun bisa ditaklukkannya. Saat ini tujuannya hanyalah fokus pada kemenangan, meraih gelar juara dunianya yang ke 3 dan kembali membuktikan kepada dunia alpha adalah makhluk yang unggul. Posisi klasmen pengemudi juara dunia saat ini memang dia berada pada posisi nomor satu dengan besar poin 350, poin yang cukup aman bahkan bila pada Abu Dhabi Gran Prix dia tidak mencetak poin sama sekali Max tetap akan menang, namun tentunya sebagai pecinta adrenalin dan pecandu kepuasan menang adalah tujuannya, dimanapun dan kapanpun.
Pemikiran yang sama, berbagi perasaan, pecandu kepuasan menang yang gila. Sayangnya hal itu bukanlah satu - satunya yang dimiliki oleh Max, tanpa dia sadari Omega yang saat ini berada di depannya memiliki perasaan yang sama. Charles menancapkan remnya saat berbelok pada belokan ke 14 lalu dengan sigap menginjak gas untuk kembali mengambil posisinya sebelum direbut oleh rival dibelakangnya. Putaran sudah berlalu dan tinggal 10 lagi untuk sampai finish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega vs Alpha [Lestappen's Enemies to Lovers Story]
FanfictionKehidupan formula 1 modern berlatar belakang tahun 2xxx tidak membatasi siapapun untuk bertanding di sirkuit. Alpha, Beta dan Omega apalah itu selama mereka menyetir dengan kedua tangan dan memiliki kualifikasi yang baik tentu saja FIA akan mengizin...