SIRKUIT AL - SAKHIR
BAHRAIN GRAND PRIX
FREE PRACTICE 1
Matahari terik panasnya terasa seperti jaraknya sejengkal diatas kepala. Sudah masuk musim semi, akhir Februari menandakan permulaan musim baru dimulai. Latihan bebas sudah diperbolehkan untuk dilaksanakan, beberapa tim mempersiapkan mobil formula 1 mereka untuk bersiap mengambil catatan waktu, menentukan posisi selanjutnya pada latihan bebas kedua.
Sakhir menjadi kota yang hidup, para penggemar yang rindu dengan suara decitan ban mobil bergesekan aspal serta bau bensin, mengisi tempat - tempat duduk kosong di tribun. Jumlah mereka tidak sebanyak pada hari balapan namun cukup ramai bila hanya menonton latihan bebas. Mereka bersorak saat hasil akhir telah tercatat, meneriaki nama pengemudi favoritnya masing - masing. Perolehan catatan waktu hari itu dipimpin oleh Carlos pada posisi pertama kemudian disusul oleh Max dan Charles.
Mobil diparkirkan pada garasi masing - masing. Keluar dari mobilnya dan melepaskan atribut kepala, membuka balaclava yang basah oleh keringat dan menyisir rambut agar tidak terlalu berantakan. Charles diberikan air minum oleh Andrea, "Bukan hasil yang buruk" Ucap pelatihnya itu lalu mengambil kembali botol bergambar logo Ferrari itu.
Charles membuka resleting set baju balapnya, dia menggantungkan diatas panggul "Bukan hasil yang terbaik juga, aku sedikit ceroboh pada belokan ke delapan tadi" Kesalahannya kurang cepat dalam menginjak pegas setelah melambat cukup lama pada belokan setengah melingkar itu. Belokan maut Sirkuit Sakhir terkenal oleh pengemudi yang biasa terpeleset pada saat berbelok, menyentuh pinggiran sehingga memperlambat laju mobil sebanyak 50 km/jam. Cukup besar jarak yang terhitung pada catatan waktu.
Charles duduk pada sebuah sofa merah yang berada pada ruang yang berbeda, dia tidak sempat mengucapkan apa - apa karena mekanik mendahuluinya menyerbu pada casis mobil yang baru saja dipakai. Dirawat dan diperiksa agar kondisi casis dapat maksimal untuk sore nanti latihan bebas kedua. Dia menghembuskan nafas, menyentuh collarnya memejamkan mata merasakan aliran feromon yang mengalir. Tidak ada aroma yang keluar tetap saja instingnya menyuruh agar dia mendapatkan perlakuan, dirawat oleh alpha, diberikan after care setelah balapan yang melelahkan. Tubuhnya memanas, keringat membanjir. Dia tidak boleh diam begitu saja, segera dia bangkit menemui Andrea. Membersihkan diri dengan baik, berendam pada bak mandi yang telah dipenuhi es sesuai instruksinya.
Dia berendam selama 15 menit lamanya, itu menyegarkan panasnya. Otot yang kaku melemas, badanya menjadi rileks mengundang rasa kantuk yang menyerang. Ingin rasanya dia berbaring pada ranjang yang empuk dan luas, namun apalah daya dengan jadwal yang padat pada hari itu, Charles hanya menggunakan tiga lapis jaket berukuran super besar sehingga tubuhnya tenggelam disana. Dia duduk pada ruangan awal, melipat kedua kaki didepan dada dan memeluknya. Kepalanya sudah sangat berat, dia tidak sanggup lagi untuk mempertahankan kesadarannya. Disanalah dia, membuat nesting ternyaman menunggu giliran intruksi lebih lanjut serta persiapan latihan bebas berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega vs Alpha [Lestappen's Enemies to Lovers Story]
FanficKehidupan formula 1 modern berlatar belakang tahun 2xxx tidak membatasi siapapun untuk bertanding di sirkuit. Alpha, Beta dan Omega apalah itu selama mereka menyetir dengan kedua tangan dan memiliki kualifikasi yang baik tentu saja FIA akan mengizin...