MONACO
Mentari baru saja bangun dari cakrawala yang menyelimuti, masih mengantuk tidak berniat untuk menyinari pagi itu. Tidak ingin mengganggu aktivitas siapapun yang masih asyik memeluk pulau kapuk, berkelana dalam negeri dongeng bentuk ciptaan fana dari jiwa yang terlelap. Abstrak ingin tampil berbeda, aneh dari yang lain. Jangankan mengantuk, omega muda lebih bersemangat daripada matahari itu sendiri. Bertindak kelebat kesana kemari, membungkus parsel dalam kantong merah dan menelpon jasa antar setelah mendengar kabar rekan yang akan menemani telah sampai di Monaco. Buru - buru dia mengantarkan setelan pakaian yang harus digunakan sang alpha. Pagi itu Charles sudah sibuk menelpon pria lain agar bangun lebih cepat. Memastikan dia tidak lupa acara penting undangan yang baru kemarin dibicarakan.
Pulau kapuk bernasib buruk, sangat berantakan kasur berukuran queen size dengan ratusan pakaian yang dilemparkan dari dalam lemari. Kain - kain tergantung di sana sini menutupi bentuk dari ranjang asli. Charles menimbang pakaian mana yang perlu digunakan pada acara nanti. Mengambil satu sama lain, memungut salah satu rompi yang sempat mencium lantai lalu membuang rupa tidak sesuai dengan selera. Pihak APM Monaco telah mengirimkan surat undangan serta high heels Christian Louboutin setinggi dua belas sentimeter. Sangat menawan apalagi ciri khas utama warna merah marun pada alas bagian bawah memancing tatapan iri siapapun yang melihat. Selain itu APM Monaco juga mengirimkan collar produk terbaru yang mereka ciptakan, dibuat dari permata ruby menyesuaikan dengan tema merah dan hitam.
Dering telepon yang berada disamping brangkas berbunyi sangat berisik, seperti tahu siapa yang menelpon Charles menyebrangi kasur untuk menekan salah satu tombol dan mendengarkan panggilan yang terhubung.
Setelah bunyi tut yang cukup panjang sapaan pertama ialah pekikan tidak puas di seberang sana. "Ya ampun Charles! Kau membangunkanku pada pagi buta seperti ini? Aku baru sampai di hotel jam lima pagi lalu kau mengirimkan parsel dan membangunkanku setelah aku baru saja berhasil terlelap!" Amukan pria yang setengah sadar, masih mengantuk tampaknya dari istirahat yang kurang. Alpha yang lain memang menerima ajakan untuk datang pada acara gala di Monaco itu, tapi dia tidak menyangka akan persiapan yang terburu - buru seperti ini
"Aku hanya ingin mengingatkanmu agar parsel itu tidak hilang karena diterima oleh orang lain. Lagipula acaranya hari ini, aku hanya mengingatkan supaya kau tidak lupa" Charles meraih Blazer hitam dan kain brukat berwarna merah. Biner hijau menilai apakah kedua unsur itu akan cocok untuk dipakai atau tidak, mengangkat dan menumpuk satu sama lain. Aneh, terlalu terang merahnya tidak pas juga dengan blazer menggantung yang panjang nya tidak kira - kira. Tidak ada yang bagus, dia melempar kedua pakaian itu membiarkan tergeletak pada lantai yang dingin.
Sambungan telepon itu bergetar akibat geraman pria yang frustasi "Argh! Tapi masalahnya acara itu dimulai jam tujuh malam Charles! Bukan jam tujuh pagi, masih ada waktu selama 12 jam untuk bersiap! Kenapa buru - buru sekali!"
"Apa kau mau marah? Memang kau tidak ada persiapan hal lain untuk kesana, seperti menyukur cambang atau merapihkan rambutmu itu mungkin."
"Itu bisa kulakukan saat lima jam terakhir sebelum acara! "
"Hey aku hanya membantumu memberikan waktu lebih banyak untuk bersiap!"
Tidak ada perlawanan, yang disana masih terlalu mengantuk untuk berdebat. Percuma memberikan berbagai alasan Carlos sudah pasti kalah, omega itu seperti punya segudang alibi untuk mempertahankan opini. Bukan sekali atau dua kali, kapanpun perdebatan dimulai yang memenangkan selalu orang yang sama. Menghabiskan waktu tidak berguna hanya sia - sia, lebih baik melanjutkan tidur sebelum ketakutan keterlambatan benar terjadi. Telepon itu diam, Carlos memilih menutup panggilan sebelum Charles kembali mengomel mengingatkan berulang kali pada ucapan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega vs Alpha [Lestappen's Enemies to Lovers Story]
FanfictionKehidupan formula 1 modern berlatar belakang tahun 2xxx tidak membatasi siapapun untuk bertanding di sirkuit. Alpha, Beta dan Omega apalah itu selama mereka menyetir dengan kedua tangan dan memiliki kualifikasi yang baik tentu saja FIA akan mengizin...