3. Ketemu Lagi

167 18 18
                                    

Happy Reading!!!

.
.

Arga masuk ke dalam kamar dan langsung melempar asal tas yang ia bawa kemudian langsung merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur berukuran king size yang ada di dalam kamarnya.

Hari ini adalah hari terakhir ospek universitas Adiyasa. Seharusnya ia pulang lebih awal hari ini namun Julian mengajaknya pergi untuk bermain biliard. Sebenarnya Arga malas dan ingin segera pulang karena tubuhnya terasa lelah dan lengket karena banyak beraktivitas di luar ruangan, namun bukan Julian jika tidak memaksakan kehendaknya kepada Arga.

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk dari luar. Arga yang semula memejamkan matanya pun membuka salah satu matanya dan melirik ke pintu kamar.

"Masuk" ucap Arga. Ia yakin itu adalah Shafgran karena jika pun itu pembantu tidak akan berani mengetuk pintu kamarnya secara langsung.

"Baru pulang lo?" Shafgran menyembulkan kepalanya dari luar pintu kamar Arga.

Arga bangkit kemudian memposisikan dirinya duduk di atas tempat tidur sambil mengusak surai hitamnya, "Tumben pulang cepet?".

Shafgran terkekeh kemudian masuk ke dalam kamar Arga lalu ikut duduk di tepi ranjang milik sang adik.

"Terserah gue lah kan gue bosnya" balas yang lebih tua, Arga hanya tersenyum kecil mendengar balasan itu.

"Kata Vero lo punya gebetan ya" ujar Shafgran membuat sang adik melirik tajam ke arahnya.

"Shavero anjing" batin Arga kesal.

"Kapan bang Vero ngomong?" tanya Arga.

"Tadi dia chat" Jawab Shafgran santai.

Arga terlihat mendengus kemudian membuang wajahnya ke samping, "Tuh monyet memang punya lambe lemes".

"It's okay, lo udah kuliah dek gue ijinin kok" ucap Shafgran kemudian sambil mengelus puncak rambut adik kesayangannya itu.

Hati Arga yang awalnya kesal kembali sejuk. Shafgran memang sangat pandai dalam mengatasi ini. Walau kadang dia juga sering menjahili adiknya tapi jika di posisi sekarang dia akan menjadi kakak laki-laki yang sangat lembut. Karena Shafgran tau, mood Arga sangat mudah berubah.

"Susu lo abis".

"Beliin".

Shafgran mengeluarkan dompet dan menarik beberapa lembar uang dari dalam sana, "Nih, beli sendiri sekalian jajan".

Arga tersenyum senang dan segera mengambil uang yang Shafgran berikan. Walaupun uang jajan bulanan dari orang tuanya terus mengalir namun uang jajan dari sang kakak adalah hal yang paling dia tunggu.

"Siap bos" Arga berucap sambil memperagakan gaya hormat bak tentara.

Shafgran tertawa dan menggelengkan kepalanya kemudian keluar dari kamar Arga tanpa berucap sepatah katapun lagi.

Arga memandangi uang itu dengan mata berbinar sambil menimbang untuk membeli apa saja dengan uang itu hingga ucapan dari Shafgran tentang gebetan tadi terlintas di pikirannya. Dia teringat jika beberapa hari ini gadis itu tidak meng upload apapun di sosial media. Bahkan story instagramnya pun kosong. Hal itu membuat Arga menunduk, bahkan dia sudah mengecek laman sosial medianya lebih dari 7 kali hari ini namun nihil, gadis pujaan hatinya tidak memberikan tanda-tanda apapun.

Entah mengapa semenjak pertemuan di kantin waktu itu membuat Arga semangkin penasaran dengan Zana apalagi mereka sempat melakukan kontak mata. Hal itu membuat jantungnya berdebar walaupun hanya dengan membayangkannya.

BERONDONG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang