Saat ini Arga bersama yang lainnya tengah berada di ruang rapat BEM. Pemuda itu tampak meringis kecil saat Zaalan tengah membersihkan luka yang ada di wajahnya membuat Zaalan kesal karena yang lebih muda menjauhkan wajahnya berkali-kali, hal itu memperlambat Zaalan dalam membersihkan luka Arga.
"Ck, diem, Ga. Badan aja yang gede lo, luka kecil gini malah kesakitan, tadi aja sok jagoan" cibir Zaalan yang masih berusaha membersihkan luka Arga.
"Lagian lo bersihinnya kuat banget sih a, pelan-pelan dong, orang bandung kan harusnya lembut tapi lo kok kasar banget, aduh, tuh kan!" protes Arga dengan nada yang agak emosi saat Zaalan dengan sengaja menekan luka lebamnya dengan kuat.
"Udah a, tinju lagi aja" sahut Julian sambil terkekeh yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari sahabatnya.
"Ga, kali ini gue alasan apa lagi sama bang Shafgran?" tanya Shavero yang saat itu duduk diam memperhatikan Arga yang tengah dibersihkan lukanya oleh Zaalan.
"Bilang aja gue berantem sama rampok" balas Arga dengan nada datar.
"Lo taulah bang Shafgran gimana, pasti dia nanya secara mendetail" jawab Shavero lagi.
"Lo kan jago ngarang, biasanya juga bisa."
"Nanti bang Nendra sama bang Azkan tau gimana?"
"Aduh, jangan buat kepala gue tambah pusing deh, lo kan udah biasa ngadepin yang begini, bang. Udah, lo ngarang ngarang aja gimana kek" terlihat Arga sudah mulai kesal dengan pertanyaan Shavero.
Entah mengapa laki-laki itu terlihat sangat cemas. Apalagi setelah melihat luka di wajah Arga terlihat cukup parah karena pukulan yang beberapa kali Kenzo layangkan tadi.
"Ga, ini muka lo bonyok gini harus di operasi plastik lagi gak, sih?" pertanyaan dari Julian mendapatkan tendangan dari Arga.
"Diem gak, Yan. Andai a Alan gak ada di depan udah gue kasih tinju juga lo" jawab Arga kesal.
"Woo, santai bro, kan nanya, nanti kak Zana gak mau sama lo lagi kalau muka lo bonyok."
Arga terdiam mendengar ucapan Julian. Pikirannya kini kembali memutar pada kejadian tadi. Kejadian dimana dia mengetahui jika ternyata Zana memiliki aib yang selama ini ia simpan dan ternyata aib itulah yang membuat dia tidak bisa lepas dari mantan kekasihnya, dan aib itu lah yang membuat Zana depresi berat hingga ketakutan seperti hari itu.
Jika kalian berpikir Arga akan membenci atau merasa jijik kepada Zana saat mengetahui hal itu maka pikiran kalian salah.
Malahan saat ini Arga merasa ingin sekali memeluk dan menenangkan Zana. Memberikan Zana kata-kata penyemangat, dan melindungi Zana.
Tadi saat di kantin dia sungguh tidak berdaya. Walaupun wajahnya tampak datar saat melihat ke arah Kenzo, sejujurnya hati Arga merasa sakit hingga tidak berdaya untuk menghampiri Zana yang saat itu sudah ambruk di lantai. Arga hanya bisa melihat itu, kepalanya pusing dan tadi hampir pingsan, namun dia berusaha tetap sadar dan menguatkan diri untuk mendekat ke arah Zana. Hingga tak lama sahabat Zana datang dengan berlari dan langsung membawa Zana keluar pergi dari sana.
Dan sekarang mereka terpisah. Arga tak tau dimana Zana berada, dan bagaimana keadaannya sekarang. Dirinya benar-benar khawatir bahkan melebihi kekhawatiran terhadap dirinya sendiri yang kondisinya sekarang sangat kacau.
"Bang, kak Zana dimana?" Arga memberanikan diri bertanya kepada Shavero setelah terdiam cukup lama.
"Gak tau" jawab Shavero singkat.
"Arga, mending lo pikirin diri lo sekarang aja deh, Zana sekarang udah aman kok sama temennya tadi" sambung Zaalan sambil mengusap pundak pemuda yang sudah ia anggap layaknya adik kandungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERONDONG?
Teen FictionZanandya Almehra adalah mahasiswi biasa yang mengikuti studi di kampus Adiyasa, fakultas Akuntansi. Pedihnya pengkhianatan dan trauma masalalu membuat gadis yang di sapa Zana itu menahan dirinya untuk memulai hubungan baru. Zana selalu ber alibi jik...