ROSEANNE melangkahkan kakinya dengan pelan menuju pintu keluar bandara. Ia menghabiskan waktunya sekitar 5 tahun di luar negeri dan kembali lagi ke negara asal, karena ada beberapa hal yang ingin ia urus.
Ketika ia berada di dalam mobil, Roseanne menatap jendela mobil dengan tatapan kosongnya. Sesekali ia menyadari jikalau negara yang ia tinggali selama 5 tahun ini sudah banyak sekali perubahan yang tak terduga.
Lucunya, ia tiba-tiba sudah ada di kafe yang selalu menjadi langganannya sebelum tragedi pindah keluar negeri.
Langkah kakinya tak jauh-jauh dari tempat kesukaannya itu.
Cukup lama ia duduk menyendiri di sana. Ia ingin mengingat masa-masa lalu yang berhasil membuatnya kembali bangkit dan tegar seperti sekarang.
Setelah ia rasa waktunya cukup, Roseanne bangkit dari tempat duduk dan beranjak untuk pulang. Sayangnya, seseorang yang ia kenal sangat baik akhirnya berjumpa dengannya setelah sekian lama tak berjumpa.
"Diah?"
Roseanne membalikkan badannya dan tertegun. Seseorang yang memanggilnya juga hanya diam dan berakhir dengan saling menatap mata satu sama lain, seperti tanpa kata-katapun, dari tatapan itu sudah menjelaskan apa yang ingin mereka ungkapkan.
Semua kenangan teringat kembali hingga ia merasakan bahwa waktu cepat berlalu ternyata.
Seseorang itu sudah menahan tangisnya dari awal, Roseanne menggelengkan kepalanya dan bercanda, "Ayolah, jangan menangis."
"Orang-orang bakalan ngelihatin kamu." Roseanne sambil terkekeh. "Hapus air mata menggenangmu itu, aku baik-baik saja."
Seseorang itu adalah Anthony Jeffrey, seseorang yang sangat Roseanne kenal dan menjadi penyebab kenapa ia lebih memilih pindah keluar negeri selama 5 tahun. Sebuah kenangan pahit dan manis yang menyatu menjadi satu, berhasil membuatnya kembali mengingat kejadian itu.
"Gimana kabarmu, Diah?" tanya Jeffrey bergetar. Suara yang bergetar, air mata yang menggenang di ujung mata dan wajah yang memerah akibat menahan tangisan.
Roseanne tersenyum dan menjawab, "Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Aku sudah kembali lagi mulai hari ini. Gimana dengan kabarmu, Anthony?"
Jeffrey belum menjawab pertanyaan dari Roseanne, seseorang memanggil Jeffrey dengan lantang. Tentu saja hal itu membuat mereka berdua menolehkan pandangan ke suara tersebut.
Setelah sekian lama Roseanne tidak kembali, ia cukup terkejut dengan apa yang terjadi kali ini.
"Sayang! Kok malah bengong disana!"
Seorang wanita cantik berlari pelan mendekati mereka berdua. Ketika ia sudah tiba di samping Jeffrey, wanita cantik itu memukul pelan pundak Jeffrey dan mulai terkejut. "Huh?! Kamu menangis? Kok nangis? Kenapa?"
"Enggak," jawab pelan Jeffrey. Jeffrey menghindari pertanyaan dari wanita cantik itu, ia tak ingin membuat wanita cantik itu khawatir dengan kondisinya.
Sorot mata Roseanne teralih ke perut wanita yang sedang bergenggaman tangan dengan Jeffrey. Dengan melihat fakta itu sudah menyadari bahwa semuanya memang hanyalah masa lalu. Ternyata, sudah cukup lama semuanya terjadi. Bukan cukup lama, tapi sudah sangat lama.
"Halo," sapa wanita cantik itu sambil tersenyum lebar, "siapa?"
Roseanne membalas senyuman lebar wanita itu, ia pun menjawab, "Aku Diah Roseanne, teman masa kecil Anthony."
Wanita cantik itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Kamu cantik banget." Mata wanita cantik itu menatap Jeffrey lagi. "Kamu kenapa nangis? Sudah lama gak ketemu dia, ya?" Wanita cantik itu menghapus jejak air mata di ujung mata Jeffrey.
Roseanne tersenyum melihat mereka berdua. Ternyata, rasa sayang yang ia lihat dari kedua orang itu mengalir kepadanya, ia bisa merasakan rasa sayang itu.
Roseanne yang menjawab dengan intonasi bercanda. "Sudah lama gak ketemu, jadi dianya terharu. Maaf ya, aku gak memperkenalkan diri dengan baik ke kamu."
Wanita cantik itu menggelengkan kepalanya, ia tak enak mendengar ucapan Roseanne. "Enggak! Enggak ada yang salah! Jangan minta maaf. Kamu gak ngelakuin kesalahan!"
Entah kenapa, mereka bertiga tertawa bersama-sama seperti orang yang sudah lama kenal dengan baik. Tiba-tiba saja wanita cantik itu mendekati Roseanne dan tersenyum manis.
"Kalian pasti sudah lama gak ketemu, ngobrollah dengan baik. Aku ke dalam dulu, pasti yang lain sudah nunggu." Tiba-tiba saja Roseanne dipeluk dengan erat olehnya. "Aku masuk duluan ya sama saudaraku."
Wanita cantik itu tersenyum dan mengelus pundak Roseanne pelan, tak berapa lama ia masuk ke dalam bersama seseorang yang merangkul pundaknya. Semua fokus beralihr ke Roseanne dan Jeffrey. Mereka berdua saling menatap dalam diam dan mata Jeffrey yang ingin mengeluarkan air matanya.
"Seperti omonganku, bukan? Gak ada yang meninggal karena jalannya memang sudah berakhir di hari itu, Anthony," ujar Roseanne sambil tersenyum, "aku bahagia ngelihat kamu melanjutkan hidup tanpa perlu menungguku."
Jeffrey menganggukkan kepalanya pelan, "Maaf."
"Gak usah minta maaf, Anthony. Kenapa juga harus minta maaf kalau kamu sudah bahagia dengan pilihanmu?" Roseanne tertawa.
Cukup lama mereka akhirnya saling diam lagi dan menatap mata satu sama lain cukup dalam. Suara klakson mobil membuyarkan pandangan mereka dan jendela mobil terbuka sesaat.
Seseorang di dalam mobil tersebut seperti memberikan kode untuk berangkat bersama dengan Roseanne. Jeffrey menatap Roseanne dengan tatapan sendunya, "Kamu bahagia juga, 'kan?"
Roseanne tersenyum. "Ya, sama seperti kamu. Aku juga bahagia."
"Kalau begitu, aku duluan ya Anthony. Sudah ada yang jemput." pamit Roseanne.
Jeffrey menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Ya, hati-hati di jalan."
Jeffrey dan Roseanne beranjak dari tempat awal menuju tujuan masing-masing. Tapi, sebelum itu Roseanne membalikkan badannya dan memanggil Jeffrey untuk terakhir kalinya.
"Anthony?" panggil Roseanne sambil tersenyum.
Jeffrey membalikkan badannya dan menjawab, "Ya, Diah?"
"Terima kasih," kata Roseanne.
"Untuk apa?" tanyanya bingung.
"Untuk tidak menungguku." jawab Roseanne.
Tatapan terakhir mereka cukup lama, hingga akhirnya Roseanne memutuskan tatapan tersebut dan mulai masuk ke dalam mobil. Jeffrey hanya diam di tempat tanpa berniat untuk melangkah maju sama sekali.
Semua kenangan mereka sudah berakhir di masa itu dan saatnya melangkah maju untuk melanjutkan masa depan. Jeffrey bersama dengan keluarga barunya dan Roseanne yang akan fokus pada masa depannya.
Untuk terakhir kalinya, Roseanne menurunkan kaca jendela mobil dan melambaikan tangannya perlahan dengan senyuma lebar merekah. Setelah mobil meninggalkan tempat tersebut, barulah tangisan Roseanne pecah.
Cinta pertamanya melanjutkan hidup dan mempunyai pasangan yang sedang menggandung darah daging mereka. Seperti ucapannya barusan, tidak ada yang meninggal hanya karena tidak saling menunggu.
Yang ada hanya rasa sedih yang menyakitkan hati dengan fakta.
Mau orangnya itu, kalau waktunya salah tetap tak akan pernah bisa.
Dan inilah yang dirasakan oleh Roseanne, ia selalu berharap untuk bisa bersama dengan Jeffrey, tapi tetap tak bisa. Kenyataannya sudah ada di depan mata. Roseanne dan Jeffrey berakhir dengan kisah di masa lalu.
Ya, right person, wrong time.
terinspirasi dari film MAI.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANTRUM ; jaerose lokal
Proză scurtăTak ada kata diam di dalam kamus kehidupan Jeffrey. Ia dengan senang hati akan mengganggu Roseanne ataupun melangsungkan aksi ketantrumannya hanya untuk meluluhkan wanita cantik itu. Ya, walaupun memang Roseanne sebenarnya lelah dengan keanehan Jeff...