"Aku akan menjadi seorang Ayah?" Kalimat yang Sasuke lontarkan pada Sakura terasa begitu mengharukan, tangan Sasuke masih setia menggenggam erat kedua tangan Sakura dan tatapan keduanya tidak terputus.
"Dan aku akan menjadi seorang Ibu."
"Sakura, istriku. Sungguh aku akan menjadi seorang Ayah?" Sasuke mengulang kembali pertanyaannya, semua ini bagaikan mimpi yang terlalu indah untuk ia gapai.
Bukannya menjawab pertanyaan sang suami, Sakura memilih untuk membawa tangan Sasuke menuju perut nya agar ia dapat merasakan anak mereka berkembang di dalam sana, "masih seukuran biji kacang."
Perasaan haru dan bahagia muncul di hatinya hingga air mata tak lagi terbendung, Sasuke menatap sayang gadis di hadapannya. "Sakura, bagaimana ini? Aku, aku tidak tau harus mengucapkan apa padamu. Aku terlalu bahagia."
"Kau tak mau memeluk ku?"
Tak butuh waktu lama untuk Sasuke memeluk erat gadis di hadapannya, cinta nya, jantung nya, rumah nya. Pelukan hangat yang begitu erat, bibirnya tak henti mengucapkan kalimat sayang dan penuh cinta seraya ia berterimakasih. Mereka memang tidak merencanakan adanya buah hati saat ini, namun kehadiran sosok malaikat di antara keduanya adalah hadiah besar dari Tuhan yang patut di syukuri. Sasuke tidak menolak kehadiran anak mereka, ia sangat senang dengan keberadaannya hingga otak pintar nya mulai mencerna kalimat Sakura sebelumnya.
"Sayang," ia bertanya dengan posisi yang masih memeluk Sakura, entah hormon atau perasaan nya saja tapi Sakura begitu manja dan lengket.
"Humm?" Hanya gumaman kecil yang Sakura berikan sebagai jawaban.
"Kau bilang di awal jika kau ingin berhenti kuliah?"
"Ya," Sakura menjawab tanpa melepaskan pelukan keduanya, bahkan kini pelukan nya jauh lebih erat. "Aku akan berhenti kuliah."
"Kenapa tiba-tiba sayang? Kau begitu menginginkan kuliah sayang."
Hening sesaat, pelukan Sasuke terasa sangat nyaman untuk Sakura. "Sekarang sudah tidak."
Jawaban yang tidak memuaskan bagi Sasuke, lelaki itu mengetahui betapa Sakura sangat mendambakan pendidikan dan dunia luar. Namun bagaimana bisa gadis di hadapannya berbicara tentang melepaskan salah satu mimpinya, ia merasa sangat brengsek jika Sakura tidak dapat meraih impiannya.
"Kau ingin berhenti karena sedang hamil?"
"Anggap saja begitu."
Alisnya menukik tajam, tidak suka dengan jawaban yang Sakura berikan. Namun tangannya tetap setia mengusap rambut sang istri, memberikannya rasa nyaman dan ketenangan.
"Berikan aku jawaban pasti, atau aku tidak akan menyetujui permintaan mu itu. Kau bisa cuti kuliah jika mengandung adalah alasan mu."
"Sasuke, bisakah kita pergi ke suatu tempat?"
"Kemana?"
"Suatu tempat, di mana tidak ada orang yang mengenali kita. Hanya kita."
"Kenapa?"
"Itu adalah impian ku, hanya kita. Dan mungkin dengan bayi kita, tidak ada orang yang mengenal kau maupun aku, kita tidak perlu sembunyi dan aku tidak perlu takut. Kau ingat awal pertemuan kita? Semuanya sangat indah, hanya kita."
Kalimat ambigu yang membuat Sasuke harus berpikir keras, Sakura terasa begitu hampa dan putus asa membuat ia khawatir. "Kenapa?"
"Bisakah kau, mengabulkannya untuk ku?"
.
Marah, itu yang Sasuke rasakan ketika mendengar kabar buruk tentang istrinya. Media sosial kampus, majalah dinding kampus, bahkan aduan personal tentang Sakura istrinya muncul secara bersamaan. Istrinya yang tidak bersalah harus menanggung fitnah menjijikan seperti ini sendirian membuat Sasuke bergidik jijik terhadap seluruh orang yang memandang Sakura dengan isu murahan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us!
FanficIa adalah dosen paling menyebalkan di Konoha University, dosen dengan ketampanan mutlak yang tentunya di gemari banyak mahasiswi. "Aku dengan Mr. Uchiha sudah menikah." Story by Nunuly__ Character by Masashi Kishimoto alert! mature content 19+