negatif

816 104 15
                                    

Minggu ini keduanya pergi mengunjungi kediaman orang tua Sasuke, beberapa hari ini Sasuke dapat melihat kegelisahan istrinya. Sakura sering terlihat melamun dan resah dalam mata kuliah sehingga Sasuke harus menegurnya beberapa kali, bahkan intensitas keduanya dalam berhubungan menurun.

Rencananya mereka akan menginap selama tiga hari, dan Sakura mengatakan bahwa ia tidak keberatan. 

"Kau mengantuk sayang?" Sasuke menatap istrinya yang nampak diam sambil menatap kosong pemandangan di luar jendela, seolah berpikir dengan berat.

Tidak ada jawaban dari Sakura, istrinya yang cerewet kini berubah menjadi gadis pendiam. Sakura tersenyum kecil sebelum akhirnya menutup matanya sambil menghela nafas berat.

Pandangan Sasuke kini sepenuhnya terfokus pada jalan raya di depan mata, mereka berdua sebentar lagi sampai di rumah orang tuanya.

Di liriknya Sakura dan gadis itu nampaknya sedang asyik memejamkan mata tanpa niat berbicara sedikitpun pada Sasuke.

Ketika mobil memasuki pekarangan rumah, barulah Sakura membuka mata. Menatap rumah mewah keluarga Uchiha yang halaman depannya di penuhi banyak bunga hias dan satu kolam besar berisi ikan koi milik ayah mertuanya. Sakura hanya tiga kali mengunjungi rumah mertuanya selama ia di Jepang.

Sasuke membuka pintu mobil untuknya dengan wajah penuh senyuman. "Terimakasih sayang." Sakura berucap pelan setelah diam selama perjalanan.

Keduanya masuk ke dalam rumah, suasana rumah terasa cukup dingin ketika pertama kali menginjakkan kaki. Namun ketika memasuki ruang keluarga, suasana rumah akan terasa hangat dan penuh kegembiraan.

Mikoto datang menyambut mereka, wanita cantik itu memeluk Sasuke dan mencium pipi putranya sebelum ia memeluk Sakura dengan belaian halus di rambut panjang nya.

"Kalian datang cukup awal." Mikoto berucap, gaya bicaranya masih sama, tidak tersentuh. Berbeda dengan yang Sakura lihat ketika ia bersama dengan Karin.

"Aa."

Sakura tidak ikut andil dalam percakapan, mereka tidak akrab dan gadis itu sedang berbicara dengan pikirannya sendiri.

"Sakura, kau sakit?" Mikoto bertanya ketika ia melihat menantunya diam tak bergeming dengan wajah pucat.

Gadis itu menengok sambil menggeleng kecil. "Aku lupa memakai pewarna bibir." Gumam nya pelan, ia merasa canggung.

Meski perlakuan mertuanya cukup baik, Sakura sudah lupa rasanya berinteraksi dengan orang tua, gadis itu larut dalam kesendirian.

Mikoto mengangguk kecil. "Mungkin kau lelah, istirahat dulu. Kita akan makan malam ketika ayah mu pulang."

Sasuke melirik khawatir pada Sakura, entah ia yang kurang memperhatikan istrinya atau memang Sakura yang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kau sakit sayang?" Tanya Sasuke ketika keduanya sudah berada di kamar, kamar tidur Sasuke ketika ia remaja. Kamar yang di dominasi warna abu abu muda dan biru gelap.

"Tidak." Sakura menjawab singkat, ia berbaring di tempat tidur dan menarik selimut sebatas leher, memejamkan mata berniat untuk tidur.

Ini bahkan masih sore untuk tidur, Sasuke menghampiri Sakura. Mengecup penuh cinta jidat lebar nya sambil mengelus surai merah mudanya. Istrinya memang tidak sakit, hanya saja istrinya memiliki suatu beban yang belum ia bagi.

"Kau bisa berbagi pada ku sayang." Sasuke berbisik pelan, memeluk Sakura dari belakang.

Tidak ada balasan dari Sakura, gadis itu masih terjaga namun enggan membalas Sasuke. Dan Sasuke memilih untuk membiarkan Sakura hingga ia mau berbicara padanya.

Between Us!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang