chapter 20

433 47 1
                                    

Walaupun Susana tampak biasa bagi Lisa dan kawan-kawan di Harwich, sangat berbeda kondisi saat ini di kerajaan, raja Walsh tampak frustasi. Di depannya ada sekelompok pria duduk melingkar seperti rapat meja bundar, banyak kertas dan beberapa tentara di sisi pojok ruangan tersebut

"Apa kau menemukan nya" raja menggeram seakan ingin menelan pria bertubuh tinggi. Pria itu salah satu pimpinan daerah di wilayah Cambridge atas tanggung jawab keamanan atau bisa di bilang dia adalah salah satu jenderal perbatasan Inggris

"Salah satu saksi mengatakan bahwa tuan Morgan serta beberapa orang di kereta terbakar akibat penyerangan bandit, hal itu disebabkan karena kaum pemberontak yang masuk dari wilayah Utara. Dan untuk yang mulia putri belum jelas bagaimana keadaannya, tidak ada tanda-tanda mayat atau kereta kuda kerajaan di tempat kejadian" tangannya memberikan selembar kertas atas saksi mata yang di duga salah satu petani gandum di daerah itu

"Kapan waktu dia melihat?" Matanya menganalisa selembar kertas berupa pernyataan saksi

"Petani itu mengatakan sekitar waktu siang tengah hari, kita akan menemukan siapa di balik pemberontak ini yang mulai anda tidak perlu khawatir" karena hujan deras pada saat itu sangat sulit mengidentifikasi siapa saja pemberontak, karena itu kesaksian yang di terima hanya sebatas kejadian dalam garis besar nya saja

Raja mengangguk di dalam hati tentu sebagai seorang ayah dia merasa sangat khawatir, Jennie adalah putri kesayangannya. Walau telah kehilangan permata berharga dia tidak ingin kehilangan lagi, jadi tidak aneh melihat kemarahan yang berlebihan. Sikapnya yang suka menuntut ini takutnya berimbas pada persepsi orang-orang terhadap dirinya

"Yang mulia tolong jangan khawatir saya yakin nona muda akan ketemu, anda.. tidak akan kehilangan lagi" dia memberikan selembar sapu tangan pada raja

"Liam.. terimakasih aku tidak tau apa yang terjadi apa bila tidak ada engkau disini tolong, temukan anakku" pria tinggi itu ternyata Liam salah satu penanggung jawab atau jenderal di perbatasan Cambridge dengan Francis. Dia pria yang terkenal sebagai pahlawan nasional bersama keluarga O'Brien, disebut sebagai salah satu orang kepercayaan raja langsung. Liam berhasil mencetak banyak prestasi di Medan perang karena itu namanya tidak kalah tersohor dengan keluarga O'Brien

"Anda tidak perlu memohon sebagai orang tua, saya begitu tau anda sangat cemas mengkhawatirkan yang mulia putri" pria itu kembali duduk bersama penasehat lainnya

"Tempat itu masih di bilang terpencil, sangat sulit mengakses jalan. Hanya ada satu saksi mata, bagaimana kita harus mencari putriku" mata nya sendu menggambarkan betapa sulitnya menahan perasaan sedih

"Kami akan sangat berusaha tuan mencari nona muda, kami akan mencari sampai ke hilir sungai jika diperlukan" liam dengan serius menatap raja, ada ambisi terselip di matanya

"Akses data jalur perjalanan Jennie tidak mudah di ketahui oleh orang banyak, apakah mungkin di kerajaan ada penghianat? Apa tujuannya mencelakai Jennie?" Pertanyaan besar menjadi renungan bagi sang raja, walaupun Jennie salah satu keluarga kerajaan anaknya itu bukan seorang putra mahkota kerajaan. Kenapa harus repot-repot membunyikan genderang perang tanpa keuntungan

Pernyataan sang raja berhasil mengambil atensi Bruch, pria besar yang sedari tadi hanya menyimak itu menatap Liam dari ujung ekor matanya "kemungkinan ada yang terlibat tuan, tapi untuk sekarang bagaimana jika kita memfokuskan perhatian pada situasi yang mulia putri. Kita tidak tau di luar sana apakah dia selamat atau.."

"Bruch tolong jangan di lanjutkan hatiku tidak sanggup mendengar nya. Keadaan keluarga ku sedang tidak baik, ratu mengalami demam dan Lucas masih berada di perbatasan. Jadi tolong.."

"Maafkan aku yang mulia" bruch menunduk. Raja Walsh tau Bruch tidak berusaha menyinggung dirinya hanya saja memang hanya ada dua pilihan bagi situasi Jennie sekarang yaitu, antara hidup dan mati

"Tidak perlu aku paham" ucapnya, raja berdiri dari singgasananya dia menatap semua orang di ruangan

"Jangan sampai kabar ini bocor ke permukaan, masyarakat tidak perlu tau aku tidak ingin ada banyak berita simpang siur tentang putriku" ucap raja tegas

"Bagaimana dengan pangeran Charles, kerajaan Romawi dikabarkan sudah berlayar sejak Minggu lalu saya sangat takut jika pencarian kita gagal akan membuat malu kerajaan Inggris" Bruch menimpali dengan sopan, takutnya apa yang sudah kerajaan atur akan berimbas dan tentunya merusak citra kerajaan

"Bruch untuk itu kau tidak perlu tau, aku akan menghadapi nya langsung. Aku tau niat baik mu tapi terimakasih " Bruch mengangguk kemudian kembali duduk

"Dengan jelas aku akan memerintahkan bruch dan Liam sebagai pemimpin persoalan ini, apa ada yang keberatan" suara tegas dan dalam raja menarik semua atensi dan rasa kekaguman yang membuncah entah itu hanya kepalsuan atau keikhlasan tulus

Jawabannya hanya keheningan tidak ada yang mengelak, dan semuanya setuju "baiklah cukup sekian, aku sangat berharap pada kalian berdua" sebelum pergi ia menepuk pundak bruch

Bruch tidak menanggapi apapun dia hanya menunduk, dia mendongak menatap Liam matanya penuh kecurigaan terhadap pria itu. Mata bruch tidak terputus hingga pria itu hilang dari pandangan

"Kau mendapatkan tugas mulia lagi ternyata" Bruch berbalik melihat pria paruh baya dengan rambut putih

"Ayah.. kenapa kau ada disini"

"Apa kau mengusirku" nada main-main menggoda sang anak. Benar pria itu Joseph O'Brien pria yang digadang-gadang pahlawan nasional yang menyelamatkan ratusan ribu masyarakat Britania dari kehancuran perang suku bar-barian dan Romawi. Namanya sungguh terkenal di Britania Raya

"Tidak seperti itu" senyumnya

"Tugas ini sangat penting, kau harus menemukan yang mulia putri. Walaupun tidak seperti kau berada di barisan depan jajaran peperangan seperti dulu, menemukan harta tak ternilai seperti yang mulia tentu pekerjaan yang sangat terhormat" pria tua itu tersenyum lembut

"Ya kau benar. Ayah aku sangat menyesal meninggalkan putri sendirian saat itu andaikan aku tidak pergi duluan menerima panggilan, mungkin aku bisa.." mengerutkan tangannya frustasi, selama ini Bruch merasa karena dirinya lah yang tidak pandai menjaga yang mulia di Cambridge hingga Jennie harus di serang oleh bandit

Sebelum dirinya menyelesaikan kalimat, pria tua itu menepuk dan meremas pelan bahu anaknya "ini bukan kesalahan mu Bruch, kau sudah melakukan yang terbaik menjaga nona selama beberapa tahun itu prestasi yang sudah bagus. Dan  Oleh karena itu kau sekarang harus menemukan nya, temukan dia dalam keadaan apapun. Kau mengerti" Bruch mengangguk paham

Tuan O'Brien tersenyum kemudian dia pamit meninggalkan Sang anak sendirian. Setelah menghela nafas panjang Bruch berdiri dan berjalan ke arah tempat pelatihan tentara

"Tuan O'Brien lama tidak bertemu" langkahnya terhenti mendengar suara Liam, dia berbalik melihat pria tinggi sedang bersandar pada tembok

"Tidak mungkin kau merindukanku kan, kita baru bertemu" Bruch menanggapi pria aneh ini dengan santai

"Seperti yang di harapan dari anak pahlawan nasional" tawanya meremehkan, dia mendekat pada bruch dan memegang bahunya sejenak dan berbisik

"tuan Bruch walaupun kita teman pada misi ini aku harap kau tidak melampaui batas mu. Aku yakin kau tau apa yang aku maksud" senyum pria itu, bruch hanya diam. Dan membiarkan Liam pergi hingga hilang dari pandangan matanya

______________

Vote and komen!!!

Klo nggak, nggak update 😌



To be continued

Princess And The Muggel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang