Biasanya malam akan datang bersama bintang namun sayang hari ini bintang tak kunjung nampak, awan gelap menutupi relung indah langit malam membentang. Desiran dingin angin membuat sebagian manusia enggan untuk keluar dari 'persembunyian' begitu juga dengan Lisa yang sedang menatap pemandangan dari luar jendela kamar
Aku dalam masalah, seharusnya aku sadar dia berbeda. Sejak pertama kali bertemu dia memakai pakaian mahal, namun aku tidak menyangka dia seorang putri kerajaan
Kini lihatlah diriku disini berada di persembunyian yang entah dimana, aku terkurung dan tak dapat bisa keluar. Memandang ke luar jendela kamar yang temaram aku berharap keputusan nya tidak terlalu berat
Memejam mata sejenak, kepala ku rasanya ingin pecah dengan alur rumit yang terjadi dalam hidup. Aku menatap kedua telapak tangan yang penuh dengan goresan kemudian melihat sejenak pakaian bersih yang telah berganti, syukurlah setidaknya aku memakai baju baru
Ceklek
Aku menoleh kebelakang melihat wanita cantik, siapa lagi jika bukan manusia yang sebelumnya telah aku singgung
"Kenapa kau tidak makan" ucapnya
Aku mengigit bibirku, memainkan jariku sendiri tanda bahwa diriku sedang gugup
"Tidak yang mulia, s-saya belum lapar" ucap ku pelan
Jennie menaikan alisnya "aku tidak menyangka ada manusia yang cepat berubah, sebaiknya kau makan Lisa" Lisa tertegun dengan sindiran Jennie
"Atau.. kau tidak ingin makan karena pernyataan ku sebelumnya. Tidak di pungkiri mungkin saja kau salah satu tangan kanan lainnya tuan Morgan" lanjutnya
"Aku tidak, anda sepertinya salah paham. Saya korban disini nona, walaupun aku orang kecil bukankah tidak adil jika suara ku tidak di dengar" sanggah Lisa, ia menatap jennie
Jennie menggeleng kepalanya, kemudian ia duduk di samping ranjang Lisa. Ia menatap side face dari muggel di sampingnya
Sedangkan lisa mengeratkan telapak tangannya di paha, Jennie tidak tau saja lalisa yang penakut sedang keringat dingin di punggungnya
"Lucu" gumam Jennie
"Hah?" Lisa menoleh ke samping, mata mereka saling bertemu. Mata Jennie membelak ketika wajah sang muggel terlihat sangat dekat di depan wajahnya
"Ah, maaf" Lisa buru-buru menoleh ke depan, merutuki perbuatan nya baru saja
Tidak ada percakapan di antara mereka, Lisa yang takut salah ngomong dan Jennie yang memiliki gengsi setinggi langit
Tok
Tok
Suara ketukan pintu dari depan, bunyi deritan pintu kayu menandakan baru saja pintu terbuka. Memunculkan sosok pria bertubuh kokoh yang menggunakan pakaian ala militer kerajaan
"Nona sudah ada balasan dari keluarga kerajaan" bruch
"Hm, baik" Jennie berdiri berjalan keluar kamar melewati bruch, sedangkan bruch yang ingin menutup pintu menatap Lisa skeptis
"Tatapannya kenapa seperti itu " ia menghela nafas panjang
Apa aku bakal mati, padahal aku bukan tangan kanannya. Tapi emang ada yang percaya dengan muggel?, bagaimana ini, andaikan ada Jisoo mungkin aku bisa bercerita
Sepertinya memang aku selalu hidup dalam kesialan, apa aku harus potong rambut ya, pikir Lisa
"Aku harap hidupku bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya"
Jennie yang tidak sabaran melangkah dengan cepat menuju ke pengawal nya yang sedang memegang surat, dengan burung di lengan kanannya. Kemudian menyerahkan suratnya pada Jennie
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess And The Muggel
Romancelalisa veranda Anderson, perempuan kutu buku yang menyukai Romance picisan. manusia kecanduan buku yang menghabiskan hari-harinya sebagian besar dengan membaca novel, di umurnya yang masih remaja dia mengidamkan pangeran berkuda putih persis yang di...