11 - Key Player

1.2K 45 2
                                    

Setelah aku selesai menenangkan diriku, aku membuka mataku. Tak kusadari kak Adel menonton sejak tadi di pintu toilet.

"Sel, lu kenal kak Vory?"

Aku benar-benar kaget ketika melihat kak Adel yang menontonku. Detak jantungku menjadi berdebar-debar.

"I-i-iya kak" jawabku terbata-bata

"OHHH!!! Jangan-jangan lu pernah juga yaaaa ngewe sama kak vo???"

Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku, rasanya seperti membeku dari ujung kaki hingga kepala. Aku hanya bisa menatapi kak Adel dan mencoba merespon pertanyaannya.

"Sel?"

Aku masih merespon pertanyaan yang keluar dari mulut kak Adel dan tidak bisa menjawabnya.

"Oii sel" kak Adel menggoyangkan tubuhku

"Hah? Huh?" tanyaku

"Lu kenapa jadi hah-hoh-hah-hoh gitu dah?" tanya kak Adel

"Ga—gapapa kak"

Aku menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Aku masuk ke dalam bilik shower dan membersihkan tubuhku. Kak Adel mengambil hair dryer yang ada di dekat wastafel untuk mengeringkan sprei kasur yang basah.

Semburan air shower yang membasahi tubuhku membuat diriku semakin tenang. Aku mencoba berpikir tindakan apa yang harus kulakukan setelah hal ini. Setelah badanku bersih, aku keluar dari bilik shower.

"Ka—Kakak kenal kak Vory juga?" tanyaku 

"Iya, staff intern yang di JIT kan? Tapi katanya sekarang dia udah ga intern lagi ya disini?" balas kak Adel

"I—iya..." balasku sambil mengambil handuk yang berada diatas bathub.

Aku mengeringkan badanku dan juga rambutku dengan handuk. Kak Adel masih sibuk mengeringkan sprei yang basah. Kami berdua berada didepan cermin wastafel sambil melihat satu sama lain.

"Kok lu kaget gitu sih pas gua tanya pernah ngewe sama kak Vo apa engga? santai aja kali, kan udah normal hal beginian di Black Vows." kak Adel tiba-tiba bertanya

Ini kedua kalinya aku mendengar kata tersebut. Berarti benar, yang aku dengar tadi tidak salah.

"Ga pernah kak..." jawabku

"Lah, gua kira pernah... soalnya dari tadi gua liatin lu colmek ngefantasiin si kak V—"

"KAKKK STOPP!!! DIA KAKAK AKU!!!" aku berteriak sambil memejamkan mata dan menutup telingaku dengan tangan.

Sepuluh detik kemudian tidak ada respon dari kak Adel. Aku membuka mata untuk mengintip respon kak Adel. Dia mematung menatapku dengan mata terbuka lebar dan tangan kanannya memegang hair dryer yang dibiarkan menyala.

"GREESEL?!! KAK VORY ITU KAKAK LU?! TERUS KENAPA LU FANTASIIN ANJIRR?!! SE SANGE-SANGENYA LU JANGAN FANTASIIN SODARA LU SENDI—"

"ENGGAAA!!! sssttttt!!!" aku menutup mulut kak Adel untuk memelankan suaranya karena takut terdengar kak Flora.

"MPPPHHHH!!!" Kak Adel melepaskan tanganku

"Kak pliss dengerin dulu, aku sama kak Vory itu bukan sodara kandung tapi dari kecil emang udah satu rumah." jawabku

Kak Adel mencoba merespon jawabanku, tetapi ekspresinya tetap sama, wajahnya tetap memberikan ekspresi terkejut.

"Ya, berarti lu udah nganggep dia kakak dong karena dari kecil udah satu rumah???" tanya kak Adel

"Iya kak... tapi karena dia satu-satunya sosok cowok yang aku kenal... jadi aku gatau mau ngelampiasin ke siapa selain dia" jawabku

Kak Adel berhenti bertanya-tanya dan kembali mengeringkan kain sprei. Aku melihat wajahnya, dia terlihat masih mencoba merespon keadaan yang dia alami. Kak flora yang mendengar suara bising dari toilet, penasaran yang akan terjadi.

Black Vows 48 (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang