POV Third-Person
5 Agustus 2024
12.00Mall Lotte Shopping Avenue dipenuhi oleh pengunjung yang hendak makan siang. Vory yang berada di salah satu restoran sedang duduk sendirian, menunggu ci Shani yang ingin bertemu dengannya.
"Permisi mas, mau pesan sekarang?" tanya salah satu pelayan restoran
"Hmm, tunggu sebentar lagi aja boleh mba? Temen saya sebentar lagi dateng, jadi biar sekalian aja mesennya" jawab Vory sambil melihat sekilas ke arah jam tangannya.
"Oh, boleh kok, mas. Nanti kalau udah mau mesen langsung panggil aja ya" ucap pelayan dengan wajah tersenyum.
Vory membalas senyumannya dan kembali memeriksa chat dari ci Shani. Masih belum ada jawaban lagi darinya setelah Vory memberi tahu tempat restoran makan siangnya. Vory kembali meletakkan handphone-nya dan sekilas melihat suasana disekitarnya. Restoran dipenuhi dengan pegawai korporat yang sedang makan siang sambil bercerita satu sama lain. Meskipun banyak sekali orang-orang yang mengecap mereka sebagai 'budak korporat', tetapi menjadi salah satu bagiannya adalah impian dari Vory.
Vory menghela nafas karena dia tidak bisa menunggu terlalu lama. Melihat dirinya yang jobless membuat dia kembali meneguhkan dirinya untuk memberikan Offering Letter secepatnya ke manajemen UG.
"Huh... ci Shani dimana ya" ucap Vory dalam hati.
Vory kembali mengambil handphone-nya untuk menghilangkan rasa bosannya.
"Hey" seseorang tiba-tiba menepuk pundak Vory dari belakang
Vory reflek melihat ke ci Shani. Dia sedikit terpaku karena sudah lama tidak bertemu dengannya. Sentuhan-sentuhan lembutnya membuat dia teringat masa-masa saat intern. Ci Shani menarik kursi dan duduk di depan Vory.
"Kenapa diem gitu?" tanya ci Shani sambil tersenyum
"Hm? G—gapapa cii" jawab Vory membalas senyuman ci Shani.
"Sorry ya ngerepotin kamu, Vo. Kamu jadi lama nunggunya ya" ucap ci Shani
"Gapapa kok cii... ci Shani belom makan siang kan?" tanya Vory sambil memberi kode ke pelayan restoran
Ci Shani dan Vory membuka menu yang diberikan oleh pelayan restoran. Setelah mereka memberitahu pesanan mereka masing-masing, pelayan kembali mengambil menu dan menyerahkan pesanan ke dapur.
Vory menjadi bingung harus berkata apa didepan ci Shani. Dia hanya bisa melihat bahagia karena bisa bertemu lagi dengan ci Shani. Sedangkan tatapan ci Shani teralihkan ke arah map bening yang ada di meja. Ci Shani dapat melihat ada tulisan 'Offering Letter' di kertas paling atas.
"Kamu mau ngasih ini ke manajemen UG ya?" tanya ci Shani tiba-tiba
Vory terkejut mendengar pertanyaan itu dari ci Shani.
"I—iya ci... kok cici tau?" tanya Vory
"Tuhh kan bener! Ya pas kamu bilang mau ngasih dokumen terus janjiannya di mall ini. Ya aku tau lah kamu mau ngasih ke siapa... kamu sendiri yang apply ke UG?" ucap ci Shani sambil menatap mata Vory
"Hmm, engga ci. Mereka yang ngehubungin aku. Kayaknya mereka tau gara-gara liat pengalaman aku intern di JKT deh—by the way, makasih ya pengalaman intern-nya, mbak wakil GM." jawab Vory sambil menggoda ci Shani dengan panggilan jabatannya sekarang.
"Ohh gitu... kalo mau terimakasih ya balik lah... jangan malah kerja di kompetitor dong" jawab ci Shani sambil memainkan tissue yang ada di meja. Matanya kemudian melirik ke Vory sambil tersenyum memberikan maksud tertentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Vows 48 (21+) [END]
FantasyMenjadi member inti merupakan mimpi dari semua trainee group idol. Greesel V. Constance yang baru saja masuk ke dalam tim inti, diperkenalkan istilah "Black Vows", istilah yang digunakan untuk melanggar peraturan-peraturan yang ada. Cerita ini hany...