10 👻

90 15 12
                                    


KEDIAMAN JUNG
17:03

Setelah kejadian siang tadi , Jung Hoseok langsung dibawa pulang kerumah . Mamanya tidak terlihat marah , bahkan tak satupun kata keluar dari bibirnya , bahkan sampai mereka sampai di rumah .
Hoseok disambut hangat oleh para maid yang katanya sudah merindukan sosok ceria itu , banyak hidangan yang disajikan untuknya . Entah kenapa kali ini, Ia berasa seperti tamu di rumah sendiri .

Diruang kerja Papanya , Hoseok duduk terdiam , punggungnya bersandar lemas di sofa . Didepannya duduk juga Mamanya , terdiam dengan tangan yang setia memegang erat kipas bulu ungunya .

Hosoek bahkan tak beranjak dari duduknya sejak setengah jam yang lalu , Ia diam seribu bahasa . Hampir dua bulan Ia meninggalkan rumahnya  ,rasanya sudah seperti orang asing . Padahal tanpa Ia sadari , Mamanya justru kesepian tanpa kehadiran anak semata wayangnya itu .

" Papamu tidak pulang sampai lusa , Mama sudah bilang sama Papa , kalau kamu pulang " Suara Vera terdengar memenuhi ruangan . Hoseok masih terdiam , hanya melirik sebentar ke arah Mamanya , dan menunduk kembali

" Kamu mau jadi patung ?" Vera berkata lagi . Hanya tarikan nafas Hoseok yang terdengar .

HENING

" Ma , Aku udh besar " Hoseok bersuara pelan

" Siapa yang bilang ? " Vera menjawab tegas .

" Kalau kamu sudah besar , kamu tidak akan main kabur-kaburan seperti bocah begini Jeyhop!!  " Vera berkata sedikit emosi . Ia berdiri dan berjalan mendekati Hoseok , duduk disebelahnya .  Hoseok sedikit tersentak , Ia tau betul kalau Mamanya sudah memanggilnya dengan nama Jeyhop , itu berarti Mamanya sedang tidak bercanda. 

" Suruh siapa , Mama maksa aku kerja di perusahaan Papa . Kan aku nggak suka " Hoseok menjawab pelan . Vera membuang nafas kasar .

" Anak nakal !! " Vera berkata sembari mengayunkan kipas bulu di pundak Hoseok .

" Kalau tidak suka , memangnya harus kabur sampai berbulan gitu ?! Trus tinggal di lingkungan kecil begitu , mana jadi kasir lagi , aaaargh Mama pusing lihat tingkah kamu ini!! " Vera memijit pelan pelipisnya .

Hoseok melirik sedikit ke Mamanya , terlihat bibirnya melengkung kebawah , ada rasa bersalah di hatinya.

" Mama sama Papa itu tidak pernah memaksamu sayang , tidak pernah . Coba kamu pahami , satu-satu , pelan-pelan .  Mama Papa hanya punya keinginan untuk kebaikan kamu ,  karena kamu anak satu-satunya . Mama sama Papa cuma punya kamu sayang . Kalau bukan kamu , siapa lagi yang mau urus usaha kita ? "

" Tapi Ma , Hoseok ... "

" Mama tau ,mungkin ini tidak sesuai dengan cita-cita kamu . Tapii kita sebagai manusia , tidak bisa menggenggam dunia kan ? tidak semua yang kita inginkan , akan menjadi milik kita . Pun begitu juga yang Papa dan Mama rasakan . Papa Mama tidak bisa memaksamu juga sayang , tapi inilah usaha Papa dan Mama . Cuma ini yang bisa Papa Mama kasih ke kamu ,  kita ini kan keluarga . Bersyukur loh kita punya usaha , punya rumah , kita masih bisa makan , bisa beli baju , beli ini dan itu , semua dari hasil kerja keras papamu kan ? Iya kan ? kan ? kan ? "

" Iyaaaa , iyaaaa " Hoseok menjawab sedikit terpaksa .

" Lagian , buat apa sih pakai acara kabur kabur segala begini ? Malu tauuu  , bagaimana kata orang kalau tau ? Nanti dikira Papa sama Mama nggak sayang sama kamu . Pakai ganti nomor segala , kamu kira Mama sama Papa gak stres apa nyari kamu ?! Papa sama Mama khawatir kamu kenapa-napa . Gimana kalau kamu hidup dijalan , gimana kalau kamu ketemu orang jahat , gimana kalau kamu diculik , trus diambil organnya , gimana kalau kamu dijadikan objek penelitian , trus gimana kalau kamu ... " 

BALAS DENDAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang