3. Mabuk

14 1 0
                                    

GIRLX membeli 7 botol wine di club. Mereka membeli ruang VVIP menggunakan uang taruhan tadi. Dari tiga anggota hanya Viona yang masih sepenuhnya sadar, ia memiliki batasan wine yang tinggi. Viona hanya melihat kedua temannya itu terus mengucapkan kata-kata dari hatinya. Canna terus mengucapkan permasalahannya dengan keluarganya, Canna terus dipaksa belajar hingga ia kehilangan fokusnya saat di sekolah. Sedangkan Lyora terus memegangi kepalanya yang pusing, ia hampir tidak ada kesadaran sama sekali.

“Kalo aja adek gue aja disini, pasti dia udah dicolong ke kamar. “ gumam Viona yang membayangkan jika adiknya ada di club ini. Ya, Viona memiliki satu orang adik yang terkenal. Vellyne. Viona pun mencoba memfokuskan pikirannya dan melihat Lyora yang ingin beranjak dari sofa.

“Vi! Viona.. g-gue pulang, Lo u-urus Canna.” Ucap Lyora sembari beranjak keluar dari ruangan itu dengan sempoyongan.

“Lo gak papa?” Jujur saja, Viona sedikit khawatir dengan keadaan Lyora yang hanya setengah sadar. Ia takut, jika ada yang akan memanfaatkan keadaan Lyora yang mabuk.

Lyora hanya menjawabnya dengan anggukan setelah itu beranjak pergi menjauh. Lyora harus melewati para pemabuk yang sedang menari-nari dengan ketukan musik yang berisik, Lyora tak henti-hentinya menggunakan tangannya untuk mengusir para lelaki yang mendekatinya. Tiba-tiba pandangannya memburam, ia malah berpapasan dengan laki-laki dan laki-laki itu sigap menangkap tubuh Lyora.

“Lyora?” Lelaki itu mencoba menyeimbangkan tubuh Lyora.

Lyora mengecup bibir lelaki itu, sontak lelaki itu terkejut dengan apa yang dilakukan Lyora. Bukannya mencoba menyadarkan Lyora atau mengantarnya pulang, lelaki itu malah membawa Lyora ke kamar yang ia pesan. Viona yang melihat hal itu sontak mengirim pesan ke kontak yang ada di ponsel Lyora. Awalnya Viona ingin mengembalikan ponsel Lyora yang tertinggal.

“Ananta!! Jangan bawa Lyoraa!” Teriak Viona, kini jelas siapa lelaki itu. Ananta. Viona tidak  akan membiarkan lelaki itu merusak sahabatnya, ya.. walaupun itu tubuh Lyora, tapi tetap saja jiwanya Grizellyn.

Ananta sudah membawa Lyora di kamar yang ia pesan, bahkan Viona tidak boleh masuk ke dalam kamar tersebut karena Ananta memesan kamar VVIP yang dijaga beberapa orang.

“Anantaa!!” Vionna mencoba memanggil lelaki itu, tapi tetap saja.

Viona tiba-tiba teringat dengan Canna, ia langsung berlari menuju sahabatnya itu. Sungguh, Viona kesulitan dengan menghadapi kedua sahabatnya itu. Viona sedikit lega saat orang yang ia kirimi pesan menjawab ‘Ya, gue Dateng kesana'.

Kembali pada Ananta dan Lyora. Kini keadaan Lyora semakin buruk, ia semakin kehilangan kesadarannya. Dengan keadaan Lyora yang seperti itu, Ananta memanfaatkan keadaan itu. Ananta menaruh tubuh Lyora di kasur empuk itu, ia pun menindih tubuh Lyora.

“Anan.. lepas!” Ucap Lyora.

Ananta mengunci pergerakan Lyora.

“Lepas dari gue hm?.. gue gak akan lepasin Lo.” Ananta mengintimidasi Lyora dengan ucapannya.

Ananta mendekatkan wajahnya dengan wajah Lyora, ia menatap jaket yang dikenakan Lyora yang bertuliskan GIRLX dan logonya, dan itu membuat Ananta semakin menarik dengan perempuan itu. Ananta melepas jaket itu hingga tersisa kaos hitam ketat milik Lyora. Ia menghirup aroma segar dari leher Lyora dan menghisap leher itu, sedangkan Lyora hanya menikmati apa yang dilakukan lelaki itu. Ananta mulai dalam permainannya yang gila itu, ia terus mencoba perempuan yang tengah mabuk di bawahnya itu.

Brakk!!

“Stop ANANTA SADIPTA!!!” Teriak semua anggota GROOVE yang melihat kejadian itu, sontak Ananta menjauh dari tubuh Lyora dan menatap ke sahabatnya itu.

Playing With Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang