10. papa?

3 1 0
                                    

Papa?

“Punya temen yang tahu banyak informasi di manfaatin.” Lanjut Galleo yang membuat Lyora kesal.

“Ish, ikut-ikut lo.” Ucap Lyora.

Galleo hanya tersenyum.

“Oi, katanya Lo mau dijodohin sama Ananta.” Ucap Galleo.

“Iya. Katanya tunagannya itu 2 minggu lagi, gimana? Lo mau lihat atau engga?” Tanya Lyora.

Tentu saja tidak, Galleo hanya menjawabnya dengan mengerucutkan bibirnya.

“Cemburu?” Tanya Lyora pada Galleo yang enggan menatapnya. Lyora mengecup pipi kanan Galleo dengan cepat. Galleo pun menatap Lyora dengan terkejut.

“Udah gak marah kan?” Tanya Lyora.

Galleo menagguk-angguk tanda ia meng-iyakan pertanyaan Lyora. Lyora hanya terkekeh melihat sikap Galleo, ia menyukai rambut Galleo dengan senang hati.

“Pulang. Gue capek, mau istirahat.” Ujar Lyora.

“Gue mau temenin Lo.” Jawab Galleo yang membuat Lyora melotot tak percaya dengan jawaban laki-laki itu.

“Gue mau sendiri Galleo Samantha…” rengek Lyora.

Galleo langsung membalikkan badannya, bukannya ingin menjauh dari Lyora, Galleo malah memeluk Lyora dan tak melepaskan pelukan itu, dengan pasrah Lyora mengizinkan laki-laki itu di rumahnya, lagipula ia sedang kesepian di rumah. Galleo memejamkan matanya yang terasa berat. Lyora mengelus lembut pipi Galleo, sembari membuka ponselnya yang terus menandakan ada notifikasi masuk. Lyora membuka medsos nya dan menemukan satu akun yang membuatnya tersenyum kala itu juga.

Oh.. jadi gini kehidupan seorang pembunuh setelah menghancurkan tiga orang wanita yang sangat menyayanginya?..
Batin Lyora.

“Lyora?” Panggil Galleo.

“Kenapa?”

“Badan gue sakit, tolong..” lirih Galleo.

“Terus gue harus gimana?” Tanya Lyora.

“Peluk gue.”

Gila! Laki-laki itu benar-benar gila. Bisa-bisanya ia mengambil kesempatan kala Lyora sedang panik-paniknya. Lyora langsung menjitak kepala Galleo.

Tak!

“Diem Lo..” ucap Lyora.
“Kenapa Lo gak pulang aja sih?” Tanya Lyora yang protes dengan keberadaan Galleo yang masih di rumahnya.

“Gue males lihat Papa gue yang mabok-mabokan, bahkan, Papa gue itu selingkuh sama beberapa perempuan yang umurnya setara sama gue. Gimana gue mau dirumah?

Tak lama kemudian laki-laki itu malah tertidur dengan lelap. Karena benar-benar merasa lelah Lyora ikut tertidur di sofa bersama kepala Galleo yang tertidur di pangkuan. Ah, biarkan mereka berduaan.

***

Perempuan itu eh– tidak, Jesselyn, ia tampak mengendap-endap masuk ke dalam rumah lamanya dengan sangat hati-hati. Ternyata rumah itu sudah dijual bersama dengan seisi rumah itu, namun karena harganya yang mencapai ratusan juta, jadi.. rumah itu belum di tempati sama seorang pun. Namun ada juga yang menjaga keamanan rumah itu. Jesselyn membuka jendela yang tidak terkunci, ia masuk ke dalam rumah itu dan mencari satu barang yang ia cari. Ia membuka lemari yang berada di kamar Grizellyn dulu, Jesselyn menemukan kartu kredit Grizellyn dengan mudah dan tersenyum smirk.

“Aku kira rencana aku sama Kak Lyora udah bisa berjalan.” Gumam Jesselyn. 

Jesselyn keluar dari rumah itu dengan cara yang sama dan berlari dengan cepat. Ia berlari secepat mungkin ke suatu tempat yang ia tuju, eum.. itu tempat untuk penarikan dana atau lebih tepatnya mesin ATM. Jesselyn menarik sejumlah uang yang ada di kartu kredit itu, kira-kira 1 triliun, sebenarnya masih banyak, namun entah mengapa Jesselyn hanya mengambil 1 triliun.

Playing With Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang