11. perelaan cinta

4 1 0
                                    

Perelaan cinta

Setelah 3 Minggu berlalu, semuanya berubah, hidup Lyora menjadi sangat rumit kala sebentar lagi ia akan menjalankan pertunangannya bersama Ananta. Dilain sisi, seluruh anak kelas 12 berbahagia karena ujian telah berakhir 1 Minggu lalu dan juga kelulusan sudah diumumkan, mereka juga mengadakan beberapa event dimulai dengan bernyanyi, menari, dan juga menggambar. Semua perlombaan itu harus diikuti perwakilan kelas masing-masing, ya.. mereka sangat berbahagia karena itu, termasuk Lyora dan Galleo, kalau.. Ananta, entah kemana manusia itu. Ia menghilang beberapa hari lalu, sampai sekarang ia pergi tanpa kabar. Haider, Afkar, dan Alkario sudah berdamai dengan Lyora, sedangkan Viona dan Canna juga ikut keluar dari GIRLX yang sekarang sudah berubah total menjadi gang paling berantakan tanpa ketua.

Lyora juga sudah merubah beberapa sifatnya, kini ia menjadi sedikit tidak membangkang dan mengembalikan beberapa sifat asli Lyora yang dulu. Leo tak kembali datang ke tubuh Galleo selama 2 minggu ini, mungkin karena Galleo tidak merasa stress di dekat Lyora. Dan juga soal sifat asli dari Cyla dan Pram yang lama-kelamaan menjadi seorang orang tua yang memaksa kehendak mereka pada
Marvel dan Lyora. Pernah pada suatu hari, Marvel dipaksa masuk ke dalam jurusan IPA padahal ia sangat membenci IPA, dan itu karena Cyla dan Pram ingin Marvel menjadi dokter.

Sebenarnya Afkar sangat menyukai Canna, karena Afkar itu menyukai gadis yang polos, tapi sayangnya ada Viona yang sangat menyukai laki-laki itu. Namun, Viona tidak mau menyatakan perasaanya, karena ia sudah tahu jika Afkar menyukai sahabatnya, bukan dia. Dan Alkario yang bisa menyukai dan menghargai perasaannya itu.

“Tinggal cet temboknya deh!” Ujar Viona yang selesai menggambar sketsa di tembok. Ia menggambar tema laut, dimulai dengan paus, hiu dan laut yang sebenarnya, dan juga lampu-lampu yang dipasang untuk prom night nanti malam.

“Bagus banget Vi..” ucap Alkario memuji gambaran Viona yang indah.

“Makasih.” jawab Viona.

“CIEEE!” Ucap yang lainnya bersamaan kala keduanya dekat.

“Makin deket aja nih!” Ujar Lyora sembari merangkul Galleo yang ada di sebelahnya. Ya.. keduanya juga sudah dekat setelah beberapa Minggu berjalan, sekarang Lyora juga menganggap Galleo sebagai pacarnya, padahal ia ingat betul kala ia menolak ajakan Galleo untuk menjadi pacarnya saat masih berada di tubuh Grizellyn.

~Flashback On

Galleo mendekat ke arah gadis rambut berwarna coklat blonde sembari membawa -  bucket coklat yang mahal dan berlutut di depan gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Grizellyn?

“Mau jadi pacar gue gak?” Tanya Galleo yang membuat Grizellyn terkejut.

“Gue mau kasih tau ke Lo. Yang pertama gue gak suka coklat dan yang kedua Lo bukan tipe gue.” Seketika Galleo melemas dan menangis di tengah lapangan.

“Maaf Galleo. Gue cuma mau kita temenan aja, gue hargain perasaan Lo. Tapi jangan pacaran please.” Grizellyn meninggalkan Galleo.

Galleo hancur, sejujurnya, dilain sisi Galleo senang karena Grizellyn mau menghargai cintanya.

Setetes air mata juga mengalir di pipi Grizellyn dengan begitu saja, ia menyukai lelaki itu, namun ia ingat kalau ia bukan untuk Galleo.

~Flashback Off

Semuanya berubah juga karena Lyora asli memberitahu Lyora untuk merubah sifatnya dan bisa menghargai Galleo. Kedamaian itu mungkin hanya untuk sementara, ya.. hanya untuk sementara, sampai akhirnya Lyora akan bersama Ananta nantinya karena perjodohan.

“Vellyne apa kabar Vi?” Tanya Haider pada Viona yang sedang salting.

“Vellyne? Eum.., tu anak kebanyakan kegiatan, sekarang sih dia lagi di jakarta buat ikut fashion show. Kabarnya baik-baik aja kok.” Jawab Viona.

“Lo gak ikut kayak adik Lo jadi model?” Tanya Haider sekali lagi yang membuat Afkar juga ikut menyahuti.

“Gak. Keindahan cewek gue cuman buat gue aja.” Jawab Alkario, oh iya, ia yang menyukai Viona. Ah, rumit sekali hidupnya ini.

“CIEEE!” sekali lagi mereka mengucapkan kata itu.

“Lyora.” Panggil Galleo.

Lyora pun menoleh ke arah Galleo dengan tatapan hangatnya.

“Hm?”

“Canna kasihan tuh, sendirian tuh bocah.” Jawab Galleo sembari menunjuk ke arah Canna yang menyandarkan tubuhnya di tembok sembari menyilangkan kedua tangannya.

“Enggak, tenang Lyora, Galleo, udah ada pawangnya nih.” Ucap Alkario sembari menunjuk jarinya ke arah Afkar dengan santai sembari ikut menyenderkan punggungnya di tembok dekat dengan Canna.

“Kenapa gak dijawab pesan gue?” Tanya Afkar ke Canna yang menatapnya.

“Males gue.”
“Gak ada gunanya juga.” jawab Canna.

“Ada.. buat gue bahagia.”

Afkar menyalakan ponselnya dan memberi tahu isi pesan yang ia kirim ke Canna.

CANNAKAULAHCAHAYAKU

Can
Canna
Canna
/Calling
Kenapa gak dijawab sih?

Ganggu Lo

Ih..
Gue kangen tau
Gue kirim betapa gue cinta mati sama Lo

What?
Dih, gak mau

Jangan gitu lah..

love you

I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you     
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
I love you
(Ini juga untuk para pembacaku)

Naaa.. gue cinta mati sama Lo sebanyak itu
Gue gak
Suka sama Lo

Cinta itu datang karena terbiasa Can

—--

Ya.. dengan percaya dirinya ia memamerkan isi pesan yang ia kirim ke Canna yang membuat lainnya geleng-geleng kepala.

Viona yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafasnya panjang, mungkin ia akan mengalah untuk saat ini. Bahkan Afkar tidak pernah mengirimnya pesan sebegitu alay dan panjangnya.

“Kalo Lo bahagia gue juga.” Gumam Viona.

***

Ni.. bonus

Playing With Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang