7. girlx tanpa ketua?

9 0 0
                                    

GIRLX tanpa ketua?

Mau tidak mau Lyora mengantar Sasa ke rumah sakit di temani Ananta yang duduk di belakang bersama Sasa. Beberapa kali ia memukul setir kala teringat perkataan Pak Hermawan, sungguh menyebalkan. Lyora beberapa kali untuk sabar, bahkan ia beberapa kali menggigit lidahnya sendiri.

“Sayang… perut aku sakit!” Adu Sasa dengan sedikit lebay ke Ananta.

Lyora memutar bola matanya malas dan kembali fokus ke jalan.

“Sabar.” Ucap Ananta.

Lyora dengan sengaja memutar musik dengan kencang untuk mengalihkan pendengarannya. Setelah sampai di rumah sakit, Ananta yang menani Sasa. Dan Lyora sedang perjalanan untuk pulang ke rumah, namun ia malah berpapasan dengan seorang laki-laki tua yang berjalan menggunakan tongkat. Sontak Lyora menunduk memberikan rasa hormatnya pada laki-laki tua itu. Setelah itu Lyora meninggalkan Sasa dan Ananta di rumah sakit, karena pak Hermawan hanya berpesan padanya untuk mengantarkan Sasa saja, bukan untuk menjadi babunya Sasa. Lyora memutuskan untuk kembali ke sekolah sedangkan di rumah sakit Sasa sedang diperiksa ditemani Ananta.

“Kenapa dok? Kok mukanya panik?”

“Kapan terakhir kali kamu datang bulan?”
“Ada janin yang tumbuh di rahim kamu, usia nya sekitar satu bulan kurang.” Ucap Dokter itu yang membuat Sasa panik tak karuan.

“Aku masih SMA dok.” Ujar Sasa.
“Apa aku aborsi aja ya?” Tanya Sasa yang membuat Dokter yang menangani nya geleng-geleng kepala.

“kalau kamu tidak mengambil kesempatan ini, artinya tidak akan ada lagi kesempatan untuk kamu.”

Deg!

Gue punya rencana.
Batin Sasa.

***

Lyora menggigit jarinya dengan keras, ia stress sendiri dengan pelajaran yang diberikan gurunya, tenang, bukan Bu Alie. Lyora menatap sekitar kelasnya namun tiba-tiba ia melihat Marvel yang sedang bersama Vellye di depan kelas dekat jendela. Walaupun tak mendengar percakapan Marvel dan Vellyne namun dari ciri-ciri mereka, mereka Sadang bertengkar kecil.
Yang sebenarnya terjadi..

Marvel menarik tangan Vellyne dengan pelan dan menatap kedua mata Vellyne dengan tatapan dalam.

“Marvel.. kamu gimana sih? Kalo kamu berantem lagi sama mereka berdua sama aja kamu nyari masalah sama aku, kan aku yang bikin kalian kayak gitu.” Ucap Vellyne dengan nada merengek.

“Dan harusnya Lo gak nyalahin gue, karena itu salah Erlangga sama Fardan yang mulai.” Jawab Marvel.

Vellyne menghela nafas panjang dan menatap Marvel, ia lelah menanggapi temannya itu.

“Tapi kan Marvel, mereka berdua itu suka sama aku.” Vellyne membuat Marvel terkekeh.

“Gue tau Lo itu cewek yang selalu pengen dimengerti dan itu karena orang tua Lo salah didik Lo, kak Viona juga udah ngomong sam gue kalo gue harus jaga Lo bagaimanapun caranya. Dan..”

“Apa Lo pikir suka itu berarti dia kenal baik sama Lo? Enggak, Lo gak tau latar belakang tentang Erlangga dan Fardan.” Ucapan itu berhasil membuat buliran air mata keluar dengan deras.

Marvel menghembuskan nafasnya kasar dan menarik Vellyne ke dekapannya. Jujur saja, Vellyne adalah seorang perempuan yang harus bisa dimengerti. Viona sendiri terbingung-bingung, mengapa adiknya bisa seperti itu? Namun Viona berusaha untuk memahami sifat adiknya itu karena Vellyne selalu dimanjakan kedua orang tuanya.

“Jangan nangis. Maaf.” Ucap Marvel diangguki Vellyne.

Lyora yang melihat kejadian itu hanya menatap keduanya dengan geli. Entah mengapa ia malah sedikit senang jika adiknya bisa merasakan bagaimana indahnya menyukai seseorang.

Playing With Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang