SPIAGGIA E CASCATE 'UNO'

78 7 0
                                    

"Nico..., bangun udah pagi" Suara Gita membangunkanku di pagi-pagi buta, karena memang hari ini kami ingin memulai perjalanan ke Malang.

"Ehmmm nanti deh, masih gelap juga" Ucapku dengan erangan dan kembali memeluk erat gulingku.

"Ayo bangun, katanya kemarin mau berangkat pagi-pagi banget" Dia mencoba sekali lagi namun aku hanya mengabaikan ucapannya kali ini.

"Satu..., dua..., tiga..., kalo gak bangun nanti aku cium" Bagaimana aku ingin bangun jika ancamannya seperti itu yang ada malah aku menginginkannya.

*cuph*

Satu kecupan mendarat di pipi sebelah kiri ku yang membuat diriku merasa hangat kali ini, apalagi ditambah Gita yang tiba-tiba memelukku dan berbisik di telingaku yang membuat diriku menjadi sedikit merinding.

"Yuk..., bangun yuk..."

"Eh ehehehe, geli geli, iya ini aku bangun"

"Gitu dong"

"Yaudah, aku mandi dulu kamu siapin baju kamu, bawa agak banyak gapapa buat jaga-jaga"

"Yaudah sana mandi, aku siapin punya kamu juga ya"

"Boleh, pakai yang kemarin aja, biar kamu gak susah-susah"

Sementara Gita menyiapkan beberapa pakaian yang akan kami bawa, aku bergegas menuju ke kamar mandi untuk mandi.

Selang beberapa menit kemudian aku menyelesaikan sesi mandi pagiku dengan air yang sangat dingin dan membuatku menggigil dan menggertakan gigiku.

"Kamu kenapa?" Tanya Gita dengan wajah keheranan.

"D-dingin, m-mana tadi k-keramas lagi" Jawabku dengan masih merasa kedinginan.

"Alay"

"I-idih, coba aja s-sendiri"

"Kalo aku nggak kedinginan berarti kamu harus traktir aku makan"

"Deal"

Kini aku sudah berganti baju menggunakan kaos polo Ferrari berwarna merah dan memasukkan tas yang berisi pakaian ku dan Gita kedalam mobil.

Setelah aku kembali aku melihat Gita yang juga menggigil karena kedinginan tentunya dan sedang dibantu oleh ibuku mengoleskan minyak untuk menghangatkan badannya.

Agak aneh memang suhu saat ini yang tiba-tiba menjadi dingin, apalagi di Surabaya.

"Nah kan Git, kamu menggigil juga kan, berarti kamu kalah sama tantanganmu sendiri"

"I-iya deh"

"Awakmu iki yo'opo seh pacare, kademen kok malah ditinggal" (Kamu ini gimana sih, pacarnya kedinginan kok malah ditinggal) Omel ibuku secara tiba-tiba.

"Ya kan aku masukin tas tadi"

"Halah alesan"

"Iya tuh ma, alesan"

"Halah wes mboh lah" (Halah yaudah lah) Aku yang semula berdiri di depan pintu kamar lantas berjalan meninggalkan kamar dan menuju ke dapur untuk membuat kopi.

"Ahahaha, lucu ya ma, kira-kira marah beneran nggak ya?"

"Nggak dong Git, apalagi kalo sama mama itu pasti pundungnya nggak lama-lama, mama kalo marahin dia aja di ketawain"

"Serius ma?!" Ucap Gita terkejut.

"Iya serius, tanya aja sama dia"

Aku tuntas dengan membuat kopi ku di dapur dan membawanya ke teras depan rumah.

Menikmati suasana pagi yang sejuk, matahari yang mulai mengintip sedikit demi sedikit dan juga burung yang bernyanyi bersama keluarganya dengan ditemani secangkir kopi hitam adalah surga dunia kecil.

You Have Found Her Now Go And Get HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang