"Cantik banget neng, mau kemana?" Godaku.
"Udah ih ayok buruan, udah laper juga" Ucapnya sambil mendaratkan telapak tangannya itu di punggung ku dengan keras.
"Buruan naik" Perintahku kepada Greesel namun dia hanya diam saja.
Lalu aku membuka footstep kanan dan kiri ku lalu disambut dengan senyuman nya.
"Nah, gitu dong peka jadi cowok" Ucapnya lalu mencubit pipiku.
"Peka-peka, lu siapa emangnya, turun lagi sana" Ucapku.
"Hah kenapa sih mau cari maem aja susah banget" Gerutunya.
"Jelas lah, makin susah lagi kalo itu pager belum lu buka" Ucapku sambil memajukan dagu ku mengarah ke pagar kos-kosan yang tertutup.
"Hehehe ya maaf" Jawabnya dengan cengengesan lalu turun dari motorku dan membuka kan pagar kos.
"Udah siap?" Tanyaku diatas motor.
"Let's gooo" Ucapnya dengan riang.
Ku nyalakan motor ku terdengar suara khas alami dari motorku tanpa menggunakan knalpot racing saja sudah keras suaranya.
"Pegangan" Ucapku sambil menarik kedua tangannya untuk dilingkarkan ke pinggang ku.
Kami berdua menelusuri jalanan ibukota sambil menikmati suasana angin pagi disana.
"Kamu mau maem apa?" Tanyaku.
"Bubur ayam aja mau nggak?" Ucapnya.
"Bolehhh..., dimana tuh tempatnya?" Tanyaku.
"Itu nanti di depan ada perempatan belok kiri aja, ada di kiri jalan kok" Ucapnya sambil berbicara di sebelah telingaku.
Kami berhenti di salah satu pedagang bubur yang ada di pinggir jalan, aku memarkir kan motor ku terlebih dahulu di dekat pedagang itu, sementara Greesel sudah memesan bubur terlebih dahulu.
"Pak, aku mau buburnya 2 ya" Ucap Greesel kepada bapak penjual bubur itu sambil menunjukkan kedua jarinya.
"Iya neng, silahkan duduk dulu" Ucap penjual pedagang bubur itu sambil menunjuk bangku yang kosong dengan ibu jarinya.
Sepertinya Greesel suka makan di tempat ini, lalu aku menyusul untuk duduk di sebelahnya, dan disaat itu juga makanan kami pun disajikan.
"Ini neng Greesel, sesuai aplikasi" Ucap bapak penjual bubur itu.
"Makasih ya Pak" Ucap Greesel dengan senyum manisnya itu.
"Ini pacarnya neng?" Tanya bapak penjual bubur itu bernada seperti menggodanya.
"Mungkin Pak..." Sahutku sambil menunduk dan masih menambahkan kecap asin pada buburku.
Dilain sisi Greesel hanya tersenyum-senyum saja di sebelahku, dan pipinya merah merona.
Di tengah sarapan, kita juga menyelingi dengan obrolan-obrolan tentang diri kami masing-masing.
"Kamu kenapa tinggal di Jakarta" Tanya nya.
"Aku mau coba bangun bisnis kafe aja sih, sekalian mau tau dunia ibu kota" Jelasku.
"Nggak kuliah?"
"Nggak, lebih ke males aja sih" Jawabku.
"Dih..., pendidikan itu penting tau" Ucapnya.
"Ya tau, kamu mah enak ada duit, kalo aku ga ada" Sahutku mengadu nasib, sebenarnya ada sih uang untuk kuliah, tapi itu adalah tabunganku selama bekerja, mana rela aku menggunakannya.
"Ya beasiswa lah" Jawabnya ketus.
"Gue dongo Greesel, gak pinter pinter banget" Omelku.
"Lo sendiri ambil kuliah apa?" Tanyaku penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Have Found Her Now Go And Get Her
Cerita PendekSiapakah pemenangnya ? Orang lama ? Atau orang baru ? Tidak ada yang tau... Just for fun aja ya, cerita fiksi