CH 10 (R+19)

405 20 0
                                    

Keduanya tengah duduk melihat pemandangan indah dari sungai Han dengan Jahyun yang sibuk menikmati ayam goreng yang telah dibelikan olehnya.

Sementara seseorang disampingnya memasang wajah masam setelah perdebatan panjang di antara mereka. " Bukankah lebih baik memakannya di dalam restoran? "

" Kau bilang tadi akan mengikutiku "

" Aku hanya menyampaikan pendapatku, akan hangat dan nyaman jika makan di dalam sebuah restoran. Sekarang lihat ini, ayamnya terkena debu dan disini sangat dingin. Berdiam diri pada tempat yang cukup gelap disamping sebuah sungai, bukankah seleramu aneh "

" Berhentilah mengomel. "

Owen menutup rapat mulutnya, lalu mengeluarkan ponselnya dan memotretnya. Dia yang merasa terganggu menoleh ke arahnya dan mencoba menghentikannya.

" Berhenti memotretku! " Dia kesal.

" Kenapa? Aku ingin menyimpannya untuk kenang-kenangan " Dia segera menjauhkan ponselnya dan menyimpannya kembali ke dalam sakunya saat dia akan merebutnya.

Jahyun menyerah dengan cepat, dia meminum minuman soda setelah merasa puas memakan banyak ayam goreng.

" Kemari " Perintahnya seraya menepuk-nepuk tempat di depannya.

" Tidak mau " Tolaknya dengan cepat.

" Cepat kemari, aku sudah membeli banyak ayam goreng untukmu "

" Kau bilang kau kaya, orang kaya tidak perhitungan "

" Aku orang kaya yang perhitungan. Cepat sebelum aku menyeretmu "

Jahyun menurutinya, berpindah menjadi duduk di depannya. Dia membuatnya bersandar kepadanya seraya memeluknya dari belakang dan membenamkan wajahnya pada lehernya, indra penciumannya dipenuhi oleh aroma manis dari minyak wangi yang digunakan olehnya. Tangannya menyelinap masuk ke dalam bajunya dan menangkup kedua payudara miliknya.

" Tidak- "

" Diamlah, tidak akan ada yang melihat " Dia mengecup dan mengigit pelan telinganya, jarinya memainkan putingnya dengan lembut.

Dia melenguh, kedua tangannya ikut masuk ke dalam bajunya dan memegang lembut tangan miliknya yang sedang bermain-main disana.

Jahyun segera menarik keluar tangannya dengan tergesa-gesa seperti seseorang yang tertangkap basah melakukan perbuatan mesum saat ponsel miliknya berdering.

" Hei itu hanya sebuah panggilan masuk "

" Diamlah. " Dia segera mengeluarkan ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut.

" Ya, baiklah " Dia berbicara dengan seseorang di telepon dan tak lama dia mengakhiri panggilannya. " Adikku memintaku untuk pulang, dia bilang dia takut sendirian " Dia beranjak dari duduknya.

" Dia sangat menganggu... "

•••

Suara erangan dan suara penyatuan tubuh menggema di seluruh ruangan.

Tetesan keringat membanjiri tubuh putihnya, manik birunya menyala menatap dalam kepada seorang pria yang terkulai lemas di bawahnya memohon dengan mulut kecilnya agar segera menghentikan aktivitasnya.

Air mata mengalir keluar dari mata indah miliknya, tapi tidak ada satu pikiran pun di dalam hatinya untuk memberinya sebuah belas kasih. Pinggulnya bergerak dengan cepat dan mahir, menubruk tepat mengenai titik prostatnya.

Dia membenamkan perpanjangannya saat mencapai klimaksnya, nafasnya terengah-engah mencari pasokan udara saat menikmati klimaksnya.

Owen segera mengeluarkan kejantanannya dan membantunya untuk turun dari meja, setelahnya dia membalikkan tubuhnya.

You'll Find A Way | Owen × Jahyun | WindbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang