CH 12 (R+15)

235 13 4
                                    

Seperti yang selalu dia lakukan, Jahyun sudah berada di kelas dengan membaca sebuah buku. Di sisi lain, seseorang berlari dan memeluknya dengan erat, membuat dia terkejut dan melihatnya.

" Kasim sialan! Akhirnya kau kembali! Kau tahu betapa aku sangat merindukanmu!! " Hannam menjadi histeris. " Bagaimana kabarmu bung? Kudengar ada masalah dengan kepalamu. Lihat?! Sudah kubilang untuk berhenti belajar terlalu keras, itu merusak otakmu! " Tangannya menangkup kedua pipinya.

Sebuah tangan menarik rambutnya. " Berhenti mengoceh, kau akan membuatnya kembali sakit. "

" Argh! Itu sakit! Lepaskan! " Mohonnya.

Minwoo melepaskannya. " Bagaimana kabarmu? " Dia tersenyum.

" Lebih baik " Jawabnya. Mata hitamnya tertuju pada pria di belakangnya.

" Minggir, kalian menghalangi tempat duduk ku. " Dia segera meletakkan tubuhnya di kursi saat mereka menuruti perkataannya.

" Baiklah bung, karena kau sudah kembali, Minwoo akan membayarkan semua hal yang kau mau hari ini " Ucap Hannam.

" Aku? " Minwoo bingung.

" Ya " Jawabnya tak tahu malu. " Apa yang kau inginkan? "

Dia diam untuk berpikir.

" Aku pikir dia menginginkan Samgyeopsal, bukankah begitu? " Tanya Hannam.

" Itu kau yang menginginkannya " Owen kesal.

" Aku masuk ke dalam pikirannya dan dia hanya memikirkan daging perut babi yang berlemak dan tebal. Bukankah begitu kasim? " Matanya memohon padanya.

" Ya "

" Lihat! " Ucapnya bangga.

" Baiklah, mari pergi setelah sekolah selesai "

" Kau yang terbaik " Hannam mengacungkan kedua jempolnya.

Hannam dan Minwoo kembali pada tempatnya masing-masing saat bel berbunyi. Sementara Owen menatap lekat pria bersurai hitam, masih tidak percaya dia benar-benar berada disampingnya sekarang. Merasa terganggu, Jahyun menoleh untuk melihatnya. " Apa? " Lirihnya.

" Kau menghilang lalu tiba-tiba muncul dan hanya mengatakan hal itu? Aku sedih " Dia memasang raut wajah sedih.

" Aku mengirim pesan padamu jika aku sekolah hari ini "

Wakil ketua kelas memberitahu jika guru tidak akan datang karena sakit. Sebagai gantinya, mereka diberi tugas untuk mengerjakan beberapa soal. Pengumuman tersebut sontak membuat semua siswa maupun siswi bersorak bahagia.

Jahyun mulai mengerjakan soal yang diberikan, ingin cepat menyelesaikannya dan segera mengumpulkannya. Di sisi lain, Owen dengan tidak tahu malu menyalin jawaban darinya. " Wah...otakmu masih berfungsi dengan baik " Owen takjub.

" Dilarang menyontek " Dia menutup buku miliknya.

" Aku tidak menyontek, hanya melihat dan menyalin "

" Ya, itu adalah menyontek "

" Sifat menyebalkanmu masih sama, aku bersyukur " Dia tersenyum dan mulai mengerjakan menggunakan kemampuannya.

Jahyun terdiam melihatnya yang tengah fokus mengerjakan soal, tangannya dengan ragu menyentuh saku jaket yang digunakannya, bohong jika dia tidak merindukannya. Sadar, Owen melihat ke arahnya. " Selesaikan dengan cepat tugasmu " Perintahnya. Menyadari isyarat darinya, Jahyun kembali mengerjakan dengan cepat dan tepat.

Ini mengejutkan, tapi tak lama Owen menyelesaikan tugas yang diberikan. " Datanglah ke atap, aku akan menunggumu " Bisiknya seraya bangkit dari duduknya, lalu berjalan pergi keluar dari kelas tidak memedulikan pertanyaan dari wakil ketua kelas.

Owen berjalan menaiki tangga menunju atap sekolah, dia juga melihat-lihat sekitar untuk berjaga-jaga jika ada yang mengikutinya. Sesampainya di atap, dia meletakkan tubuhnya terduduk di samping pintu, menuggu kedatangannya.

You'll Find A Way | Owen × Jahyun | WindbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang