Bab 7: Suka?

5 1 0
                                    


Happy Reading!

Setelah kejadian kemarin, Cahaya tidak masuk sekolah kembali. Ia terus merenung di dalam kamarnya dan menatap keluar pintu kaca balkonnya.

Sudah satu minggu Cahaya tidak masuk Sekolah, Ia hanya berdiam diri di dalam kamar dan jarang sekali makan dan tidur.

Tok tok tok!

Tok tok tok!

"Cahaya?" panggil Clara dari luar kamar.

Klek!

"Cahaya, maafkan Mama jika mengganggumu. Tapi, ini ada teman-teman kamu," ucap Clara seraya mengusap surai lembut Cahaya.

Cahaya tersenyum dan mengangguk, Ia berdiri dan menoleh ke belakang. Lily dan Yunita berdiri seraya tersenyum menahan tangis.

"Kalian duduk disofa ini dulu, Mama ambilkan camilan buat kalian ya," ucap Clara dan di angguki Yunita dan Lily.

Mereka duduk disofa kamar Cahaya, Cahaya menatap kedua temannya bergantian.

"Gue kangen banget sama lo!" teriak Yunita tidak bisa tertahankan.

Yunita memeluk Cahaya erat dan mengeluarkan air matanya yang telah ia tahan sedari tadi, adegan ini diikuti oleh Lily yang tidak banyak bicara.

"Gue juga kangen kalian," bisik Cahaya membalas pelukan temannya.

"Cahaya, lo baik-baik aja kan?" tanya Lily khawatir.

"Gue baik-baik aja kok, cuman gue masih sedikit pusing aja," jawab Cahaya pelan.

"Lo pasti kurang tidur kan? Mama lo udah cerita tadi," ujar Yunita.

Cahaya mengangguk, Lily menatap tajam dengan raut wajah kesal. Yunita tertawa melihat Cahaya yang cengengesan.

"Sebenarnya tiga hari yang lalu kita mau ke rumah lo, tapi enggak jadi karena harus bantu-bantu OSIS. Jadinya hari ini deh, mumpung libur sekalian main. Temen-temen sekelas lainnya juga pengen jenguk lo, mereka kangen katanya," jelas Yunita.

Cahaya tersenyum dan mengangguk, "gue besok masuk kok, tenang aja. Lagian gue juga udah bosen di rumah."

"Ini camilan buat kalian ya, kalo ada apa-apa Mama ada didapur," ucap Clara seraya menyimpan nampan dengan beberapa camilan dan minuman dimeja.

"Makasih Tante," ucap Lily dan Yunita bersamaan.

Clara dan Cahaya terkekeh, "Sama-sama," ucap Clara.

Clara keluar dari kamar Cahaya, Lily dan Yunita langsung melahap beberapa camilan di depannya.

"Enak banget," puji Yunita dengan mulut penuh.

"Kunyah dulu," tegur Lily seraya memukul tangan Yunita yang terus mengambil makanan.

Cahaya tertawa, Yunita tersenyum malu dan mulai mengunyah makanannya pelan-pelan.

"Lo kenapa gak bisa dihubungin sih?" tanya Lily menatap Cahaya.

"Ya, karena buat apa. Lagian gak ada yang ngehubungin juga kok," jawab Cahaya.

"Pala lo gak ada, gue sama Yunita telpon lo berkali-kali gak lo angkat, di angkat juga itu sama abang lo," ujar Lily membuat Cahaya terkejut.

"Beneran?"

"Lo kira gue bohong? Ya, enggaklah."

Yunita mengangguk-ngangguk, Cahaya tersenyum malu, "Maaf, gue gak tahu. Gue gak pegang HP."

"Lo tahu gak? Pas pertama lo gak masuk, Alex nanya-nanyain lo. Gue udah bilang lo gak sekolah aja dia gak percaya," jelas Lily bingung.

"Dia sampe nyariin lo ke setiap penjuru sekolah," tambah Yunita seraya mencomot cookies kembali.

The Second {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang