Bab 9: Terungkap!

4 0 0
                                    


Happy Reading!

"Hah, maksud lo?" tanya Cahaya bingung.

"Gue suka sama lo, mau lo Cahaya atau bukan, gue suka sama lo," jawab Alex dengan santainya.

"Ya terus gue harus gimana?" tanya Cahaya tidak tahu harus apa.

"Gue gak minta lo jadi pacar gue, seenggaknya lo harus tahu perasaan gue ke lo itu gimana," jawab Alex tersenyum melihat kebingungan Cahaya saat ini.

"Ah, gitu. Okelah, makasih udah suka gue. Gue juga suka kok sama lo, cowok seganteng lo gak bisa di benci."

Alex tertawa begitupun Cahaya, mereka tertawa bersama. Bu Desi menatap mereka tajam dan mereka berhenti tertawa dan fokus hormat. Mereka tertawa kembali setelah Bu Desi tidak menatapnya.

★☆★

Keesokan harinya, Alex bergegas datang ke kelas Cahaya dan ikut bergabung ke dalamnya. Pintu kelas di kunci dan muali berkumpul.

"Gue minta maaf, kalian harus pagi-pagi datang ke sekolah buat ini," ucap Alex seraya mendudukan diri di dekat Cahaya.

"Santai aja, lagian buat Cahaya juga kan," ucap Lidya dan di angguki yang lainnya.

Cahaya tersenyum haru, "makasih banyak semua."

Semua mengangguk,"kita harus ungkapin semuanya, anggap aja ini atas permintaan maaf kita sama Cahaya dulu," ucap Revan.

"Gimana rencana kita?" tanya Lily membuat mereka sadar.

"Iya gimana?"

Alex langsung menjelaskan rencananya dan membagi beberapa tugas kepada yang lainnya. Beberapa menit berlalu, semua rencana sudah tersampaikan. Semua orang setuju dan segera bubar.

"Kalo udah paham semuanya, gue pamit, makasih atas bantuannya," ucap Alex kepada semuanya dan dibalas oleh mereka.

"Cahaya, gue pamit ya. Lo gak usah khawatir, gue bakal bantu lo," pamit Alex seraya mengusap kepala Cahaya pelan.

Cahaya mengangguk, "makasih banyak."

Alex mengangguk dan beranjak pergi, Lily dan Yunita yang melihat adegan tersebut berdehem. Cahaya menatap kedua temannya bingung.

"Kenapa lo?" tanya Cahaya.

"Serasa ngontrak gue di dunia," jawab Lily.

"Dih, kok gitu sih?"

"Haha, udah Cahaya. Lily iri sama lo karena dia jomblo," sahut Yunita seraya tertawa.

"Dih, gak iri ya gue sama dia. Gue kesel aja, kemarin dia nangis sama Alex. Sekarang malah mesra-mesraan, " balas Lily.

Cahaya tersenyum malu, "hehe... Maaf."

Yunita tertawa melihat kedua temannya, Cahaya dengan malunya. Sedangkan, Lily dengan ekspresi kesalnya. Sungguh kombinasi luar biasa

Bel masuk berbunyi dan seluruh siswa ribut ke bangku masing-masing. Begitupun Lily dan Yunita yang saling tabrakan.

☆★☆

The Second {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang