Bab 6: Lepas Kendali

5 1 0
                                    


Happy Reading!


"Hari ini rapat juga?" tanya Yunita kepada Lily yang tengah menulis sesuatu di I-pad miliknya.

"Iya, hari ini rapat lagi buat sharing ide-ide kalian buat nanti acara penyambutan," jawab Lily menghentikan aktivitasnya dan menutup I-pad-nya.

"Loh, bukannya kemarin udah ya?" tanya Cahaya bingung.

"Gue juga muak Ca, masa rapat mulu. Kali-kali gue pengen pulang cepet," keluh Yunita lesu.

"Kalian bisa absen kok, tapi kalian tega apa ninggalin gue sendirian?" ucap Lily sedih.

"Gimana kalo kita gak masuk rapat aja semua?" ajak Yunita dengan senyum liciknya.

"Wah, ide bagus tuh," balas Cahaya setuju.

"Hahaha... Bener juga ide lo. Tapi, apa kagak bakal di marahin sama Chandra?" tanya Lily khawatir.

"Heh, lo gak usah mikirin itu. Biarin lah mereka marah, lo kira seminggu yang lalu kita pernah absen?" tanya Yunita kesal, "Enggak kan? Ya, udah sih. Kali-kali, yang lain aja noh absen mulu, apalagi Sinta sama temen-temennya," tambah Yunita kesal.

"Iya bener, Ly. Gue dukung Nita, kita butuh istirahat, gue setiap pulang telat mulu. Abang gue sampe negur gue, ya, walaupun resiko ikut organisasi ya kita juga harus bisa nyeimbangin waktu, lo kira rapat hari ini bakalan rapat beneran?" balas Cahaya menghela nafas lelah.

"Apalagi sekarang ada Sinta sama temen-temennya, lo yakin?" tambah Yunita.

Lily menatap kedua temannya, ia merasa tidak enak karena mengabaikan semuanya demi sebuah Organisasi. Lily merasa tertekan karena ia terus memikirkan Organisasinya. Untung saja, Yunita dan Cahaya mengingatkannya.

"Gue gak yakin, gue harusnya sadar. Gue sekolah bukan untuk itu aja, gue juga sekolah untuk mencari ilmu bukan untuk ngurus organisasi kayak gini, gue masuk karena gue suka, tapi itu semua menyiksa gue," ucap Lily menatap kedua tangannya.

"Nah ini baru Lily yang gue kenal," ucap Yunita.

Lily mengangguk dan memeluk kedua temannya erat. Cahaya dan Yunita membalas pelukan Lily tak kalah erat. Beberapa detik berpelukan mereka melepaskannya dan tertawa.

"Oh, iya, Cahaya. Gue lihat, lo udah beberapa hari ini gak bareng sama Sinta, lo lagi ada masalah sama mereka?" tanya Yunita bingung dan diangguki Lily.

"Gue gak ada masalah apa-apa kok sama mereka, sekarang gue pengen menghabiskan sisa waktu gue di Sekolah bareng temen sekelas gue. Kayak kalian, gue gak mau lagi kayak gue yang dulu, gue mau berubah," jawab Cahaya.

"Oh gitu, gue kira lo marahan sama mereka. Dari awal masuk pas lo ambil libur, lo kayak beda banget, lebih ke pendiem, nunduk terus dan kayak murung gitulah," ucap Lily mengangguk.

Cahaya tersenyum, "iya, karena gue tahu gue itu orang yang paling kalian benci," ucapnya.

"Ya, mungkin sebagian. Tapi, gue enggak tuh, lo lihat kan. Kalo gue malah suka gaya lo," jelas Yunita senang.

Brak!

Cahaya menghentikan langkahnya dan diikuti temannya, "lo denger gak?" tanyanya.

"Denger, kenceng banget," jawab Yunita dan diangguki Lily.

"Kayaknya ada yang berantem deh," ucap Yunita sambil nunjuk ke arah kerumunan yang tak jauh dari mereka.

Tanpa aba-aba Cahaya berlari dan diikuti kedua temannya itu. Mereka terkejut saat sampai disana, mereka melihat Alex yang ditahan oleh Chandra dan Doni-orang yang bertengkar dengan Alex juga di tahan oleh teman-temannya.

The Second {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang