WTK - 14

59 2 6
                                    

Tara menatap wajah damai Manda yang terbaring di ranjang rumah sakit di kursi dekat dengan ranjang. Beberapa menit lalu, Manda selesai di operasi, dan untungnya kondisi perempuan itu baik. Luka tusukan di perut Manda tidak terlalu dalam, tidak sampai di organ dalamnya. Tara menghela napasnya, tidak habis pikir dengan pelaku yang berbuat lebih sadis dari sebelumnya. Jemari Manda bergerak, membuat Tara terkejut. Manda pun membuka matanya perlahan.

"Sayang, aku panggilkan dokter dulu, ya?" tanya Tara dan Manda menganggukkan kepalanya.

Tara memencet tombol di atas ranjang untuk memanggil dokter. Tak lama, dokter datang dan memeriksa Manda. Dokter bernama Aulia selesai memeriksa Manda.

"Kondisi pasien sudah agak membaik, tapi membutuhkan dua hari, lukanya bisa kering," ujar Dokter Aulia membenarkan jas dokternya. Suster yang ada di samping dokter itu mencatat perkembangan dari pasien.

"Terima kasih, Dok."

Dokter Aulia tersenyum. "Sama-sama, Tara."

Dokter Aulia merupakan teman SMA-nya Satya dan mendiang Gea—ayah dan ibu Tara. Beliau juga dekat dengan keluarga mereka dan juga menangani Gea dan Tara ketika kecelakaan. Beliau tidak menyangka jika Gea sudah tidak ada di dunia. Setelah memeriksa pasien, Dokter Aulia izin pergi untuk menemui pasiennya yang lain.

"Sayang, aku tau siapa pelakunya ..." lirih Manda, karena kondisinya masih lemah.

"Jangan terlalu pikirkan hal itu. Fokus aja sama—"

"Aku nggak papa. Coba kamu sentuh salah satu anggota badanku agar kamu bisa menemukan siapa pelakunya," ucap Manda.

"Kamu yakin? Kamu baru sembuh." Tara ragu untuk mencari fakta tentang pelaku, mengingat Manda baru saja siuman dari pasca operasi.

Manda menganggukkan kepalanya. Manda yakin dengan keputusannya dan biar pelaku segera ditangkap. Manda tidak ingin ada korban selanjutnya. Cukup Yena dan Monna.

Tara menghela napasnya, mau tidak mau ia harus mencari tahu siapa pelaku, apa tujuannya dengan menyentuh Manda. Tara memegang tangan Manda, kemudian memejamkan mata untuk melihat vision yang akan ia dapatkan.

Keringat membanjiri dahi Tara, seolah ia menemukan sesuatu. Hal itu membuat Manda khawatir. Perempuan yang menggunakan pakaian rumah sakit dengan rambut digerai panjang meminta Tara berhenti, tapi Tara enggan. Tara tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memindai siapa pelakunya.

Tara membuka matanya dengan napas tidak beraturan. Ia tidak menyangka siapa dalang dibalik kejadian yang menimpa Monna, Yena, dan Manda. Tara tidak habis pikir dengan Rea—pelaku pembunuhan—juga saudari kembar Hanni.

"Sekarang kamu tau, 'kan, siapa pelakunya?"

"Iya. Dan aku ngeliat siluet seseorang di mobil sedan biru tua ketika Rea masuk. Aku merasa familiar sama pakaiannya, tapi aku nggak tau siapa dia, yang jelas dia laki-laki," ujar Tara.

Tak lama, Yohan datang setelah diberitahu Tara jika adiknya sudah siuman. Yohan tidak datang sendiri, melainkan bersama sang ayah. Melvin mengetahui putrinya ditikam ketika pria itu pulang dari luar kota, karena urusan pekerjaan sudah selesai. Melvin berpapasan dengan Yohan di rumah.

"Dek, tadi Kakak nemuin ini di baju yang kamu pakai tadi di museum." Yohan memberikan gantungan dinosaurusnya ke Manda.

"Makasih, Kak." Manda menerima gantungan dari kakaknya. "Tara, kamu mau, nggak, nyentuh gantungan ini? Siapa tau kamu dapet petunjuk."

"Aku nemuin gantungan ini di lokasi Monna meninggal. Harusnya aku beritahu kamu, tapi aku takut," lanjutnya.

"Oke, aku mau nyentuh gantungan ini. Siapa tau aku menemukan sesuatu." Tara mengambil gantungan itu, memegangnya, lalu memejamkan matanya.

[✔️] Who's The Killer? | Sunghoon - WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang