WTK - 12

44 4 0
                                    

"Baiklah. Apa ada yang ditanyakan mengenai study tour ini?" tanya Bu Shena, wali kelas di kelas 11-1, kelas Tara dan Manda.

"Tidak ada, Bu," jawab Tara mewakili teman-temannya yang lain.

Bu Shena menyampaikan pesan dari kepala sekolah yang akan mengadakan study tour khusus kelas sebelas. Kegiatan ini akan dilaksanakan dua hari yang kemudian dan lokasinya ada di luar kota. Mereka akan mengunjungi tempat bersejarah dan peninggalannya. Tujuan kepala sekolah mengadakan study tour ke museum bersejarah agar mereka bisa mengetahui peninggalan sejarah di masa lalu.

"Baiklah. Jangan lupa dipersiapkan barang yang dibutuhkan untuk study tour ini, " ujar Bu Shena.

"Baik, Bu!" jawab mereka kompak.

Bu Shena tersenyum tipis. "Kalau begitu, saya izin keluar dan tetap di kelas."

Guru yang mengajar di kelas mereka tidak bisa hadir, karena harus menemani ibunya yang lagi sakit, dan dirawat di rumah sakit.

Bu Shena melangkahkan kaki keluar dari kelas. Kelas yang semula diam, kini menjadi ramai. Namun, berbeda dengan Manda yang sedari tadi melihat ponselnya. Ada pesan dari nomor anonim dan kemungkinan itu pelaku, karena nomor yang dipakai pelaku sudah diblokir. Pelaku mengirimkan pesan dengan nomor baru.

Unknown: Gue nggak akan pernah lepasin lo, sebelum lo mati. Tunggu aja tanggal mainnya.

Manda meremas roknya, ia bingung harus bagaimana. Manda juga tidak berani memberitahu Tara, karena tidak ingin membuat kekasihnya khawatir dengannya. Cukup Manda yang mengetahui pesan dari pelaku.

"Man, kamu kenapa? Ada yang kamu pikirin?" tanya Tara menepuk bahu Manda, membuat sang empu tersentak kaget. Manda segera memasukkan ponselnya ke saku.

"Ah, nggak papa. Aku agak kurang enak badan," jawab Manda berusaha terlihat baik-baik saja.

Tara memegang kenaing Manda. Suhu tubuh Manda sangat hangat. "Kalau sakit, kenapa masuk? Harusnya kamu istirahat aja, jangan dipaksain."

"Aku nggak papa, Yang. Nanti sembuh sendiri."

"Ya udah. Ayo ke kantin," ajak Tara mengulurkan tangannya ke Manda.

"Iya, ayo."

Manda dan Tara melangkahkan kaki menuju kantin. Sebenarnya, bel istirahat sudah berbumyi sejak lima menit yang lalu. Tanpa mereka sadari, ada yang diam-diam memperhatikan mereka, ah lebih tepatnya Manda.

Lo pikir dengan hadirnya Tara, lo bisa bebas? Gue bakal habisi nyawa lo, kalau bisa nyawa orang terdekat lo.

*

Seperti biasa, suasana kantin cukup ramai. Selesai mengambil jatah makanan, Manda dan Tara berjalan ke tempat teman-temannya berada. Manda duduk di samping Hani, sedangkan Tara duduk di samping Levan.

"Loh, tumben Maura sama Johan nggak gabung sama kita?" tanya Tara sembari menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Maura sakit dan Johan menemani Maura," jawab Levan.

Sejak tadi, Hani hanya diam saja sembari melihat ponselmya. Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi dengan Hani, karena teman-temannya terlihat menikmati makanan masing-masing.

"Yang, kok makanan kamu nggak dimakan?" tanya Levan ketika mengetahui makanan Hani belum disentuh.

"Nggak napsu aku, Van. Mungkin efek datang bulan," jawab Hani jujur. Iya, hari ini Hani lagi kedatangan tamu dan perutnya sakit. Namun, ada hal lain yang membuat Hani seperti itu.

"Iya. Habisin makanan kamu, terus istirahat."

"Iya, Van."

Ting!

[✔️] Who's The Killer? | Sunghoon - WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang