07 - mon chéri

1.2K 75 17
                                    

Cari posisi ternyaman, baru baca cerita ini biar makin greget dan kebawa suasana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cari posisi ternyaman, baru baca cerita ini biar makin greget dan kebawa suasana.

"How it's going on?" Zakiel menatap satu-satunya orang yang kini terbaring diatas pembaringan pasien rumah sakit, sosok yang jadi alasan malam tenangnya harus direlakan begitu saja.

Zakiel membenarkan letak kacamatanya yang merosot, jarang-jarang cowok itu berpenampilan seperti sekarang. Pakaian Zakiel tak sempat untuk disiapkan lebih rapih, maka ketika dapat kabar bahwasanya satu temannya mengalami kecelakaan tak diduga, dengan mengenakan celana pendek hitam bersama hoodie sewarna dia lantas bergegas menyusul yang lain. Dan, begitulah kacamata baca yang dia gunakan tak sempat ditaruh, tetapi berhasil menambah kesan luar biasa tampan dalam dirinya.

Ozzie berdiri di sisi kanan ranjang dengan kedua tangan berada dalam celana jeans abu-abu, dua kancing atas dari kemeja lengan pendek berwarna putih yang dia pakai sengaja dibuka, memunculkan sedikit kesempurnaan dada bidangnya. Disaat-saat seperti ini justru penampilan mereka jauh berkali-kali lebih menawan, siapapun yang memandang pasti akan sulit mengendalikan diri. Ozzie melirik prihatin pada satu temannya yang kini tak berdaya lalu beralih pada Zakiel. "Kaki kirinya kena joint displacement. Anaknya jadi murung, sekaligus jadi lebih-lebih-lebih sensitif. Even though it was his own doing on a whim." Ozzie terkekeh kecil mendapat delikan sinis dari Nejiro-orang yang kini tengah menjadi topik teman-temannya serta di kelilingi layaknya pasien sekarat.

Zakiel mengangguk singkat. Kemudian ingin tahu lebih lanjut mengenai penanganan selanjutnya. "Laporan?"

"Perlu waktu sebulan atau lebih buat dia bed rest. Tau sendiri anaknya nggak mau diem, kayaknya sementara waktu pemulihan Om Monata bakal suruh dia homeschooling." Penjelasan singkat yang diucapkan Petra lagi-lagi mendapat anggukan kepala dari Zakiel. Petra menarik sudut bibirnya, menyenggol lengan Ozzie yang berdiri disebelah dengan senyum penuh makna, sesaat melirik pada Nejiro, tampilan wajah yang sengaja dibuat meremehkan sukses membuat cowok itu naik pitam, kalau saja lengannya tak di infus dan yang satu dalam keadaan sehat sudah pasti sebuah tepukan kuat dikepala Petra dapatkan. "Isn't that a great choice, right?" Merasa menang dengan situasi, Petra kembali menambahkan ultimatum menjengkelkan bagi Nejiro yang mendengarnya. "Bosen juga gue liat mukanya terus di sekolah."

"Gue denger ya bangsat." Meski wajahnya dipenuhi sejumlah luka, tetapi bibir Nejiro tak kehilangan fungsi untuk sekedar memberi umpatan kelewat manis khusus untuk temannya. Ugh, dia tidak tahan untuk mengacungkan jari tengah pada Petra sialan.

"Lho, masih sadar? Gue kira udah sekarat." Petra terkekeh kecil.

Nejiro mendengus melihat tingkah laku kurang ajar temannya. Keadaannya kini mengharuskan dia meminimalisir pergerakan pada bagian tertentu, terutama kedua tangan yang menjadi korban, dan hal itu tentunya menyiksa Nejiro yang sudah berkeinginan kuat untuk menghantam kepala Petra ke kaca jendela. Biarkan saja temannya berdarah-darah asalkan kejengkelannya terlampiaskan dengan sempurna. Sekarang, yang bisa Nejiro lakukan hanya memberi pelototan mata penuh amarah.

Exquisite Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang