5. Persiapan Camping

8 5 0
                                    

"Iris, kau memiliki kekasih?" pertanyaan Valya yang tiba-tiba itu membuat Irinushka tersedak minumannya.

"Astaga Valya! Kau membuatnya tersedak. Setidaknya tunggulah dia selesai minum dulu." Mendapatkan omelan dari Ele, Valya hanya bisa tersenyum menampilkan gigi bersihnya.

Irinushka menggeleng. "Tidak. Aku masih single. Mengapa? Kau ingin mencarikanku kekasih?"

"Aku saja belum punya kekasih. Tolong carikan untukku, yang kaya raya. Karena aku tidak bisa hidup tanpa uang."

"Jangan lakukan itu, Iris. Sebenarnya dia sedang terjebak masa lalu. Banyak sekali pria yang akan dijodohkan padanya, tapi dia menolak semuanya hanya untuk menunggu seseorang dari masa lalu." Ele mendapat tatapan tak suka dari Valya. Aib yang berusaha ia tutupi telah dibongkar sahabatnya di depan orang baru.

Irinushka terkekeh melihat interaksi 2 sahabat itu. "Tak apa. Semua orang pernah mengalami hal yang sama seperti Valya."

Valya menjulurkan lidahnya pada Ele. Mengejek Ele karena Irinushka berada di pihaknya. Ia pun melihat ke arah jam tangannya. "Sebentar lagi kelasku di mulai." Valya bangun untuk menyiapkan barang-barang yang mungkin nanti terpakai ketika kelas berlangsung.

"Hari ini adalah hari terakhir aku ujian akhir. Aku tidak boleh meninggalkan satu barang pun, karena itu bisa mengurangi nilaiku. Maaf aku tidak bisa berlama-lama dengan kalian."

"Ada yang bisa ku bantu?" Melihat Valya yang berjalan kesana-kemari, membuat Irinushka spontan menawarkan bantuan.

"Kau duduk saja menikmati makanan itu. Aku bisa melakukannya sendiri. Oh iya, besok kalian libur kan? Ayo kita berbelanja, bermain, dan pergi ke salon. Aku bosan bila di apartemen terus." Valya menenteng ranselnya, siap pergi ke kampus.

"Sampai jumpa nanti. Bersantailah disini. Ada perpustakaan mini di lantai 2, kalau suka membaca pergilah kesana," ucap Valya sebelum meninggalkan apartemennya.

"Biasanya kau seperti ini?" Tanya Irinushka setelah Valya pergi.

Ele mengerutkan alisnya. Ia tak paham dengan pertanyaan Irinushka. "Apa?"

"Menunggu Valya pulang." Ele mengerti apa maksud dari pertanyaan Irinushka tadi. Mungkin karena ia belum terbiasa melakukannya.

"Ya. Jika aku sedang libur, aku akan menghabiskan waktuku bersama Valya. Dengan cara seperti ini juga. Menunggunya pulang dari kampus. Setelah itu kami akan makan, bermain, dan menonton bioskop. Kami sering melakukannya, tapi kami tak pernah merasa bosan." Akhirnya Irinushka tahu kegiatan apa saja yang dilakukan oleh sepasang sahabat apabila mereka pergi bersama.

"Aku ingin membaca buku. Apa kau bisa menunjukkan padaku jalan menuju ke perpustakaannya?" Irinushka terbiasa membaca buku untuk menghabiskan waktunya selama ia libur kerja.

"Tentu saja. Ikuti aku." Ele berjalan menaiki tangga, sedangkan Irinushka mengikutinya dari belakang.

Saat sampai di ruangan kecil itu, Irinushka merasa damai. Ia bisa mencium aroma buku yang tertata rapi di dalam lemari tak berpintu. Di dalam ruangan itu tersedia sofa, sebagai tempat duduk ketika kita membaca. Terdapat mini lemari es dan karpet yang hangat.

"Aku menyukai tempat ini." Ele tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari mulut Irinushka.

"Saat pertama kali datang kesini, aku pun langsung jatuh cinta dengan ruangan ini. Dari sini, aku bisa melihat pemandangan kota di malam hari. Sangat indah. Bahkan lebih indah dari apartemenku." Irinushka menghampiri Ele yang sedang melihat pemandangan di bawah melalui jendela besar.

"Ya. Aku berharap suatu saat aku memiliki rumah seperti ini juga." Dalam hati, Irinushka berdoa agar Tuhan mengabulkan permintaannya ini.

"Itu ruangan apa?" Tanya Irinushka kala matanya tak sengaja melihat ke arah sebuah pintu berwarna putih.

Wanita Bergaun Biru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang