25

122 16 7
                                    

Minggu pagi yang menyejukkan. Hujan yang turun tadi subuh menciptakan udara menjadi lebih dingin, sehingga membuat beberapa orangpun malas untuk bangun lebih pagi. Salah satu orang itu adalah Indri.

Tampak ia masih bersembunyi di balik selimut tebalnya, dengan posisi tidurnya yang meringkuk ia tutupi semua tubuhnya dengan selimut.

ddrrtt.... ddrrtttttt... ( di sertai dengan bunyi ringtone )

Ia masih tak menggubrisnya, masih meringkuk dalam selimutnya.

Ddrrtttt..... Dddrrrttttt...

"Akkhhhhh.. siapa sih yang nelpon pagi-pagi buta gini berisik banget deh", keluh Indri.

Ia pun menghempaskan selimutnya dan meraih HPnya yang tergeletak di atas meja.

"Kaaaakaaaaaaaa baaaaanguuuuunnnnnnnnn udah jam berapa ini ?", ucap seseorang di seberang sana.

Indri pun menurunkan HPnya dan melihat jam yang tertera di HPnya.

"Ehh udah jam 10.00 ya, hehe", jawab Indri kikuk.

"Kaka cepet bangun deh aku ada di luar nih, aku ngga bawa kunci ka"

"Okay"

Indri pun beranjak dari kasurnya, bergegas keluar ruangannya untuk membuka pintu. Ia pun keluar tanpa memperhatikan penampilannya terlebih dahulu.

Ada sepasang mata menatap heran ketika Indri membuka pintu.

"Kaka kebiasaan banget sih, bukannya pakai baju yang bener dulu ih kalau mau bukain pintu"

Sudah menjadi kebiasaan buruk Indri jika di depan temanya sendiri ia hanya mengenakan seadanya, kali ini ia mengenakan short pants berwarna hitam dan seamless tanktop berwarna putih, karena hanya pakaian itu yang memang nyaman di kenakan untuk tidur.

"Namanya juga bangun tidur Mil, ya wajar sih. Ribet tau kalau ganti baju dulu", protes indri

"Ya tapi gimana kalau aku kesini sama cowok, hah ?"

"Aku tahu kamu Mil, kamu tuh kesini selalu bawa cewek-cewek manis, makanya aku ngga perlu ganti pakaian dulu," jawab Indri sembari cengengesan dengan tatapan mata melirik tajam ke arah wanita yang di samping Emil.

"Pokoknya jangan seperti ini lagi ka", protes Emil.

"Ributnya di dalam aja lah, kasihan itu Litha berdiri terus. Ayo Tha masuk, ngga perlu di dengerin si Emil".

Emil dan Litha masuk dengan mengekor di belakang Indri. Mereka pun duduk bersama di ruang tengah. Litha yang sedari tadi menatap Indri hanya tersenyum kecil dan sesekali menggelengkan kepalanya.

"Kalian kok bisa datang berdua ? Tujuannya memang ke studio atau ke mana nih?", tanya Indri ke arah Emil dengan menaikan salah satu alisnya.

"Ngga usah mikir macem-macem ka, aku yang jemput Litha karena memang tujuannya mau kesini ada yang mau kita bicarakan ke kaka", jelas Emil.

"Iya Tha gitu ? soalnya aku kurang percaya kalau Emil yang ngomong", jawab Indri sambil terkekeh pelan.

"Iya benar Ndri, aku sih yang awalnya menghubungi Emil buat konsultasi. Tapi Emil menyarankan mending langsung ke kamu aja."

"Mengenai ?"

"Souvenir Ka"

"Bukannya di bagian ini kalian harusnya bertiga ya sama Trixie, kenapa kesini nya cuma berdua ?? kalian ngga ngajak Trixie kah ?" tanya Indri dengan senyum jahilnya.

why ?? (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang