40 END

210 13 8
                                    

POV INDRI

BGM :

Jika melupakan mu hal yang mudah
ini takkan berat, takkan membuat hatiku lelah

Kalah, ku akui aku kalah
cinta ini pahit dan tak harus memiliki

Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang ku pilih
Meskipun tak mungkin,
walaupun ku mau
membawa kamu lewat mesin waktu

Mendengar lagu sembari rebahan memang the best sih. Tapi ini lagu kenapa tepat sasaran banget ya, langsung nusuk sampai ke dasar hati.

Dan juga entah kenapa aku lagi males design hari ini, padahal klien sudah teriak-teriak minta di selesaikan dan di kirimkan file nya.

"Kamu mau sampai kapan rebahan dan main handphone gitu ?", ketus Nata.

"Bentar lagi ya Nat", jawabku memelas.

"Dari tadi jawabmu gitu terus, aku ngga suka ya orang yang malas"

"Iya iya Nata aku bangun nih"

"Bagus"

"Iya tuan putri", ucapku mengejek.

Kini aku sudah duduk di tempatku, tepat di hadapan Nata. Dengan pentab dan laptop di atas meja, serta pen stylus yang sudah ku selipkan di antara jariku.

"Kalau aku ngajakin kamu pacaran, kamu mau ?"

Jleb...

Jantungku terasa terhenti seketika, aku diam mematung mendengar kalimat itu. Ini telinga ku ngga rusak kan, atau Nata nya yang sedang mabuk, tapi itu adalah hal yang ngga mungkin kalau dia mabuk.

Huuffttt.. tenang..tenang...

"Kamu habis minum soju atau wine sih ? jangan buat orang jadi deg-degan gini Nat, jantung aku cuma 1"

"Ih aku anti miras ya"

"Lalu maksud pertanyaan kamu itu apa Natasha Archer ?"

"Ngga apa-apa, nanya aja. Langsung terima atau ngga".

Sejujurnya aku senang dengar pertanyaan itu, dan aku juga tahu Nata bukan tipe orang suka becanda, tapi entah kenapa aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar barusan.

"Ngga usah ngeselin deh Nat"

"Loh kenapa, kan tinggal jawab aja"

"Huffttt.. iya iya iya, jawaban aku iya"

"Okeh deh"

"Okeh ??", tanyaku heran.

"Itu tadi aku nanya doang kak"

Jleb....jleb...jleb...

Ingin rasanya mulut ini memaki, tapi aku ngga bisa. Aku ngga bisa memaki orang yang aku cinta. Sakit, jelas. Tapi ngga apa-apa, aku sudah terbiasa menerima rasa sakit ini.

Kini aku mencoba menenangkan hatiku, meredakan amarahku. Sebisa mungkin aku ngga boleh menampilkan mimik wajah kesal di hadapannya.

"Makasih ya Nat atas pertanyaannya"

"Maaf ya, itu iseng doang tadi"

"Bikin senam jantung tau ngga"

"Maaf"

"Jangan gitu lagi yaa Nata sayaaaaaang, ngga aman buat jantung"

"Iya ka"

"Kalau mau iseng, jangan sama orang yang punya perasaan ke Nata. Sakit Nat, mau marah tapi ngga bisa. Apalagi yang aku tahu kamu itu orangnya selalu serius"

why ?? (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang