29

102 14 20
                                    

POV INDRI

Arrghhhttt..

Ku streching leher dan badan ku ke arah kiri dan kanan, pekerjaan di kantor hari ini benar-benar melelahkan. Seharian aku tidak beranjak dari kursiku karena harus mempersiapkan dokumen untuk audit.

Sekarang aku ingin cepat sampai ke studio karena aku belum mempersiapkan sama sekali barang-barang yang mau ku bawa untuk gathering besok, huuffttt....capek banget rasanya, aku harus tidur cepat malam ini agar besok tubuhku dalam kondisi fit untuk membawa si Bitch Street.

Sesampainya di studio akupun langsung bergegas masuk, ingin cepat-cepat merebahkan diriku di atas kasur ku yang empuk serta memejamkan mata meski hanya 15 menit.

"Loh, ada Nata toh ?"

Sedikit tersentak saat ku membuka pintu ruang kerjaku yang terkunci, bagaimana tidak, ketika ku membukanya ada makhluk Tuhan paling manis sedang duduk di sofa sedang asik dengan dunia gamenya. Kali ini aku tidak akan mengagetkannya lagi, bisa-bisa patah hidungku nanti di buatnya.

"Ish kok kamu di sini"

Akhirnya ia melihat keberadaanku di ruanganku ini, sedari tadi aku bolak balik di hadapannya namun tidak terlihat di matanya. Orang kalau sudah main game emang gitu ya.

"Ini jam ku pulang Nata, dan aku baru saja sampai"

Nata meletakkan HPnya di atas meja lalu beranjak bangun dari duduknya, berdiri lalu berjalan menghampiriku.

"Kamu mau aku buatkan apa ? aku mau ke pantry"

"Es teh manis ya Nata, tapi jangan terlalu manis. Cukup kamu aja yang paling manis", ucapku.

Ia tak menggubris ucapanku, pergi berlalu begitu saja. Ada apa dengan Nata hari ini, biasanya ia pasti akan menjawab ucapanku meski hanya sekedar kata iya, males, siap, okay, ia akan tetap menjawab. Tapi kali ini diam membatu.

Apakah ini semua karena pengundian pembagian kamar waktu itu ??

*Flashback yuk...

"Sebelum kita buka sama-sama lintingan kertas ini, ingat tidak boleh komplain. Kalau memang mau tukar, di perbolehkan, asal yang bersangkutan pun setuju dan tidak boleh memaksa ya" jelasku.

"Okeehhhh, setuju", jawab serentak.

Mereka pun menunjukkan lintingan kertasnya masing.

aku : Biru
Nata : Merah
Icha : Kuning
Emil : Kuning
Monik : Biru
Litha : Kuning
Riri : Kuning
Trixie : Merah

Anying....

Aku mengumpat pelan, dadaku terasa terbakar. Kenapa harus Nata yang jadi roommate nya Trixie ?

" Aku minta vote ulang ka", protes Emil.

Aku tidak bisa menjawab ucapannya Emil, karena kalaupun bisa aku juga mau vote ini di ulang, tapi kan di awal kita semua sudah setuju.

"Kenapa Mil ? kamu marah karena akhirnya aku lah yang jadi roommatenya Nata, iya?", ucap Trixie dengan nada mengejek.

"Ka Emil, NO NO NO. STOP !!" teriak Riri.

Emil hampir menonjok Trixie, namun Riri dengan cepatnya menahan tubuh Emil. Aku berusaha menenangkan Emil, lalu membawanya ke ruang kerjaku. Aku ngga mau terjadi baku hantam disini, terlihat jelas dari mata Emil yang emosinya kian memuncak.

*Flashback end....

Nata datang dengan membawa 2 gelas minum di tangannya, lalu ia meletakannya di atas meja kemudian pergi berlalu lagi.

why ?? (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang