Chapter 11

147 39 0
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

VOTE SEBELUM MEMBACA
Enjoy🫶🏻

──── .❀˖

Arvand berdiri di bawah langit malam yang penuh bintang, namun terasa seolah awan gelap menggantung hanya di atas kepalanya. Keharusan menghadiri pesta pembukaan cabang hotel baru keluarganya tak bisa ia hindari, meski hatinya terasa begitu berat.

Sejak semalam, pikirannya terus dipenuhi oleh bayangan Kaia dan ancaman ayahnya. Namun, seperti biasa, demi menjaga citra keluarganya, Arvand mengesampingkan perasaannya dan menggandeng Louisa, tunangannya, sebagai tameng melawan gosip.

Di dalam ballroom yang gemerlap, Arvand duduk di meja bundar yang penuh dengan orang-orang berpengaruh. Sinar lampu kristal berkilauan di atas mereka, tapi Arvand merasa jauh dari kemewahan itu.

Louisa, dengan senyum yang sempurna, menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan pada mereka. Sedangkan Arvand? Ia hanya tersenyum tipis, menjawab seadanya, dan lebih banyak tenggelam dalam pikirannya sendiri. Setiap tawa dan obrolan di sekitarnya terasa hampa.

Merasa sesak dengan kepalsuan yang melingkupinya, Arvand akhirnya memutuskan untuk meninggalkan keramaian itu. Dengan pamitan yang sopan, ia melangkah keluar, mencari udara segar di luar hotel. Di antara deretan mobil mewah yang terparkir rapi, Arvand menyandarkan tubuhnya pada salah satu mobil, merasakan dinginnya logam di punggungnya.

Dari saku jasnya, ia mengeluarkan sebatang rokok, kebiasaan lama yang sudah ia tinggalkan bertahun-tahun lalu. Namun, dalam kekalutan pikirannya, rokok itu terasa seperti satu-satunya pelarian.

Baru beberapa hisapan diambilnya ketika Louisa muncul, berjalan anggun ke arahnya dengan gaun hitam panjang yang membalut tubuhnya. Arvand hanya diam, tak terkejut dengan kedatangan Louisa.

Louisa berdiri di sampingnya, mengambil rokok dari tangan Arvand dengan gerakan yang halus, kemudian menghisapnya sebelum menjatuhkannya ke tanah.

"Sekarang setelah kau jujur, mungkin giliran aku untuk jujur juga," ucap Louisa, suaranya tenang.

Arvand mengangkat alisnya, memandang Louisa dengan penuh tanda tanya. Ia menunggu, membiarkan Louisa melanjutkan ucapannya.

"Aku mencintai pria lain," Louisa berkata dengan nada yang tegas. "Sahabatmu, Dyon."

Keheningan menyelimuti mereka sesaat. Arvand hanya bisa menatapnya, matanya penuh pertanyaan yang belum sempat ia ucapkan.

"Kami sudah bersama jauh sebelum kau dan aku bertunangan," lanjut Louisa, kali ini lebih pelan. "Mungkin saat kau pertama kali bertemu dengan Kaia, itu juga adalah awal hubungan antara aku dan Dyon."

Mendengar nama Kaia disebut, Arvand merasakan sebuah hantaman di dadanya. "Darimana kau tahu tentang Kaia?" tanyanya, suaranya nyaris berbisik.

Louisa menatapnya dengan tatapan yang dalam. "Dyon menceritakan semuanya. Bagaimana kau terobsesi pada gadis itu, bagaimana kau tak bisa melepaskannya dari pikiranmu,"

Louisa tersenyum tipis, namun ada kehangatan dalam matanya. "Arvand, aku bisa merasakannya. Kau tak pernah benar-benar bersama denganku. Jadi, pergilah. Kejar cintamu, seperti aku akan mengejar cintaku."

FRACTURED VOWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang