Chapter 13

141 32 1
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

VOTE SEBELUM MEMBACA
Enjoy🫶🏻

──── .❀˖

Galen Barnaby, pria berdarah Italia-Inggris berusia 28 tahun, berdiri di depan jendela apartemennya yang luas, menatap pemandangan kota yang berkilauan di bawah sana. Lampu-lampu kota tampak seperti lautan bintang, tetapi pikirannya tidak ada di sana. Seluruh benaknya dipenuhi oleh satu hal, ambisinya untuk menghancurkan Arvand melalui Kaia.

Kaia awalnya bukan bagian dari rencana Galen. Namun, saat tanpa sengaja melihat Arvand. Sosok yang biasanya tak tergoyahkan, menangis dan memohon di hadapannya, Galen menyadari sesuatu yang berharga.

Kaia adalah kelemahan yang tak disangka-sangka, lebih penting bagi Arvand daripada tunangannya sendiri. Inilah yang menjadi titik balik dalam rencana licik Galen. Jika Kaia adalah titik lemah yang diungkapkan oleh Arvand, maka Galen akan menggunakan itu untuk menjatuhkannya.

Dendam Galen sudah lama membara. Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana keluarganya dulu sangat berjasa saat keluarga Arvand merintis usaha mereka. Ayahnya, sosok yang dulu dihormati, memberikan segala yang dimilikinya untuk membantu keluarga Arvand mencapai kesuksesan.

Namun, ketika keluarga Arvand akhirnya meraih puncak kekuasaan, mereka berbalik dan mengkhianati keluarga Galen. Alih-alih mendapat balas budi, keluarga Galen dihina, dibuang seolah-olah mereka tidak pernah ada artinya.

Itu adalah saat ketika dendam mulai tumbuh di hati Galen. Ia bertekad untuk mengembalikan kejayaan keluarganya, dan dengan usaha keras, ia berhasil membangun kembali bisnis yang hancur, hingga kini berdiri sejajar dengan keluarga Arvand.

Tapi sejajar tidaklah cukup bagi Galen. Dia ingin lebih dari itu. Dia ingin menghancurkan mereka, terutama putra tunggal yang menjadi penerus dinasti itu, Arvand.

Dengan Kaia sebagai pion utamanya, Galen tahu bahwa dia memiliki senjata yang tepat untuk mencapai tujuannya. Dia tidak hanya akan menghancurkan bisnis keluarga Arvand, tetapi juga pria yang menjadi simbol dari segala penghinaan yang keluarganya terima. Menurut Galen, itu adalah keadilan yang sesungguhnya.

──── .❀˖

Arvand mengetuk pintu kayu itu untuk ketiga kalinya. Dia tahu Kaia ada di dalam, meskipun wanita itu enggan membukakan pintu. Arvand berdiri di depan rumahnya, menunggu dengan harap-harap cemas, sementara Kaia berdiri di dekat jendela, mengintip dari balik tirai yang tertutup.

Dia bisa melihat Arvand di luar sana, meski samar dan bertanya-tanya apa yang diinginkan pria itu kali ini. Arvand selalu bicara tentang cinta, tetapi tindakannya sering kali bertolak belakang dengan kata-katanya.

Hujan turun, membasahi halaman. Pria itu tetap berdiri di sana, menolak untuk pergi, seolah menunggu Kaia memberikan kesempatan terakhir. Kaia merasakan perasaan campur aduk, ada keinginan untuk mengusirnya, tetapi rasa iba mulai menguasai hatinya. Perlahan, dia membuka pintu.

Arvand menarik napas lega saat pintu akhirnya terbuka. "Kau membuatku menunggu," katanya dengan suara rendah, hampir seperti keluhan yang terselubung.

Kaia menatapnya dengan sorot mata yang lelah. "Apa yang kau inginkan, Arvand?"

Arvand, dengan nada mendesak, segera bertanya, "Kaia, tidak bisakah kau memikirkannya sekali lagi? Tentang kita, kau dan aku. Tidakkah kau pernah memikirkan itu?"

Kaia menghela napas dalam, kelelahan bercampur keputusasaan. "Sudah kubilang, Arvand, kau hanya penasaran padaku. Kau tidak benar-benar menginginkanku. Kau hanya terjebak dalam nostalgia, dalam bayangan masa lalu kita, bukan pada siapa aku sekarang."

FRACTURED VOWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang