Chapter 6

326 91 116
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Instagram;
@astihr_ [Author]
@hryntibooks_

──── .❀˖

Keduanya saling memandang, seolah mencoba menembus tabir waktu yang telah memisahkan mereka. Tatapan biru Kaia, yang selama ini menghantui pikiran Arvand, kini kembali nyata di hadapannya, seakan menantang segala keraguan yang pernah ada. Sementara itu, mata cokelat Arvand yang tajam tetap seperti dulu, penuh ketegasan.

Mereka tenggelam dalam keheningan yang sarat makna, memutar kembali kenangan yang tak bisa mereka hindari.

"Kalian saling mengenal?" suara Louisa tiba-tiba menginterupsi, menghancurkan momen itu seketika. Suaranya lembut namun cukup untuk memecah sihir yang melingkupi mereka.

Arvand berbalik, menatap tunangannya dengan senyum kecil. "Kami pernah bertemu, sudah lama sekali," jawabnya setelah membersihkan tenggorokannya, mencoba menutupi getar yang tak bisa sepenuhnya disembunyikan.

Louisa mengangguk, lalu mengarahkan senyumnya yang anggun ke arah Kaia sambil mengulurkan tangan. "Salam kenal, aku Louisa Atwell. Tunangannya."

Kaia sudah menduganya. Tak ada kejutan. Bagaimana mungkin dia tidak tahu tentang pertunangan Arvand, CEO yang namanya selalu menjadi berita utama? Kaia menyambut jabatan tangan Louisa dengan senyum singkat yang penuh makna.

"Senang bertemu denganmu," katanya, menjaga nada suaranya tetap netral meskipun di dalam hatinya ada sesuatu yang terusik.

Merasa cukup dengan basa-basi, Kaia segera beralih, menyentuh lembut bahu Amerta. "Ayo, ibumu pasti sudah menunggu."

Setelah berpamitan singkat, Kaia melangkah menjauh, membawa Amerta bersamanya. Namun, Arvand hanya bisa berdiri mematung, matanya terpaku pada punggung Kaia yang semakin menjauh.

Ada rasa sesak di dadanya yang sulit dijelaskan, seolah-olah udara di sekitarnya tiba-tiba menghilang. Ingatan tentang mereka yang dulu saling memeluk di bawah guguran bunga sakura kembali menyeruak, menciptakan jurang yang semakin lebar di antara mereka.

Kenapa kini terasa begitu hampa? Mengapa setiap langkah Kaia membuatnya ingin berlari mengejar? Kenapa hatinya masih terus mempertanyakan?

──── .❀˖

Arvand tiba di hotel dengan langkah berat, pikirannya penuh dengan bayangan yang sulit diabaikan. Setelah membersihkan tubuhnya di bawah pancuran air hangat, dia duduk di atas kasur, tangannya sibuk memainkan laptop. Sesekali, matanya melirik ke arah pintu kamar mandi yang baru saja tertutup, menandakan Louisa baru memulai rutinitas malamnya.

Tapi pikirannya bukan di sana.

Layar laptop yang semula dipenuhi pekerjaan kini berubah menjadi laman pencarian. Dengan jari yang sedikit ragu, Arvand mengetikkan nama Kaia. Hasilnya, seperti sebelumnya, tak pernah berubah. Kaia, pianis cilik yang dulu pernah ia temui sepuluh tahun lalu, kini berdiri sebagai wanita dewasa yang mempesona. Sebuah ironi yang terus-menerus menghantui pikirannya.

Meninggalkan Kaia di Tokyo dulu adalah sebuah keputusan yang meninggalkan jejak dalam hatinya, jejak penyesalan yang semakin dalam setiap kali ia mengingatnya. Itulah yang mendorongnya untuk mencari tahu tentang Kaia, menggali setiap potongan informasi yang bisa ia temukan, hingga ia menyadari siapa Kaia sebenarnya. Gadis kecil berusia 11 tahun yang ia lihat di audisi piano ternyata adalah wanita yang kini tak bisa ia keluarkan dari pikirannya.

FRACTURED VOWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang