Chapter 28

45 4 0
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Instagram;
@astihr_ [Author]
@hryntibooks_

Jangan lupa untuk selalu tekan vote bintang di pojok bawah ya.
Terimakasih🫶🏻

──── .❀˖

Kata-kata Catherine terus terngiang di benak Kaia, menghantui pikirannya sejak tadi siang. Setiap kalimat penuh penghinaan itu seolah menggali keraguan yang telah lama ia coba lupakan.

"Seorang pianis gagal yang berharap bisa bersanding dengan pria sukses seperti Arvand."

Ucapan itu membayangi hatinya, membuatnya bertanya-tanya, apakah benar ia terlalu naif? Apakah dirinya tak pantas untuk pria seperti Arvand?

Keheningan malam di kamar studio miliknya hanya memperkuat suara itu dalam pikirannya. Ruangan kecil itu terasa semakin sempit, seolah menekankan betapa jauhnya jarak antara dirinya dan dunia yang dimiliki oleh Arvand. Namun, saat sentuhan hangat di pipinya tiba-tiba hadir, semua kekhawatiran itu perlahan pudar.

"Hei," suara lembut Arvand memecah keheningan. Tatapannya penuh perhatian dan senyum yang hangat seolah-olah bisa menghapus semua keraguan Kaia. "Apa yang kau pikirkan?" tanyanya sambil mengelus pipi Kaia dengan lembut.

Kaia berusaha menyembunyikan kegundahannya di balik senyum simpul. "Hanya sedikit lelah," jawabnya pelan. "Bekerja seharian di restoran cukup menguras tenaga."

Arvand mendekat, bibirnya mengecup kening Kaia dengan lembut. "Kau sudah bekerja keras hari ini," ucapnya dengan nada penuh kasih. "Mau aku pijat?"

Kaia terkekeh kecil, rasa manis membuncah di dadanya. Arvand selalu tahu bagaimana membuatnya merasa dihargai dan dicintai, bahkan setelah hari yang panjang.

Meskipun pria itu juga sama-sama lelah setelah seharian bekerja, dia selalu siap memberikan perhatian lebih kepada Kaia. Tapi malam ini, ada sesuatu yang tak bisa Kaia abaikan.

"Arvand, tidakkah kau merasa dunia kita terlalu berbeda?" Kaia bertanya dengan suara lirih.

Arvand mengerutkan keningnya, bingung dengan arah pembicaraan itu. "Apanya yang berbeda? Kita sama-sama manusia yang hidup di bumi, bukan?"

Kaia tersenyum tipis, meski di dalam hatinya masih ada kekhawatiran yang tak terucap. "Bukan itu maksudku," jawabnya lembut. "Kehidupan kita. Kau adalah seorang pengusaha sukses, dan aku... aku hanya seorang mantan pianis yang sekarang bekerja di restoran."

Mata Arvand menatap Kaia dengan penuh perhatian. Ia menggeser duduknya, berhadapan langsung dengan wanita yang dicintainya. "Kenapa tiba-tiba kau berpikir seperti itu?" tanyanya, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kaia menggelengkan kepalanya, mencoba menghapus bayangan Catherine dari pikirannya. "Aku hanya... kadang-kadang merasa tidak cukup baik untukmu."

Arvand menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat dagu Kaia dengan lembut, memaksa matanya bertemu dengan tatapan hangat miliknya.

"Listen, love," ucapnya dengan penuh keseriusan. "Aku tak pernah melihatmu dari sudut pandang status sosial atau pekerjaan. Di mataku, kau adalah Kaia. Wanita yang membuat hidupku lebih bermakna, yang aku cintai sepenuh hati."

FRACTURED VOWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang