0.4

664 47 1
                                    

Heeseung terbangun ketika merasakan kegelian yang menghampiri wajahnya. Bisa dia lihat Hoon yang sedang dalam bentuk kucingnya tengah menjahilinya dengan menyapukan ekornya yang penuh bulu tepat di mukanya.

Heeseung terkekeh lirih melihat tingkah kucing lucu tersebut. Ditariknya kucing tersebut kedalam pelukannya dan mulai menyisir bulu mahluk tersebut dengan tangannya.

"Kenapa huh? apa kau lapar?" tanya Heeseung menatap kucing tersebut persis di mata hijaunya.

Kucing abu-abu itu hanya mengeong menjawab pertanyaan Heeseung. Dan setelah Heeseung selesai mengumpulkan semangatnya pagi ini. Dia lalu membawa Hoon ke dapur untuk memberinya semangkuk susu.

"Kau nikmati dulu susumu okay? aku akan mandi dan kembali lagi untuk memberimu sarapan." ujar Heeseung ke Hoon lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Dan tak perlu waktu lama, Heeseung pun sudah selesai dengan urusan paginya. Dirinya keluar dari kamarnya sudah dengan pakaian rapinya siap untuk pergi ke kantor.

"Kesini, Hoon."

Kucing abu-abu itupun segera berlari menghampiri semangkuk penuh makanan kucing yang baru saja dituangkan oleh tuannya.

"Good boy." Heeseung mengusap bulu lembut kucing tersebut sembari melihatnya makan dengan lahap.

Sembari menunggu Hoon selesai dengan makannya. Heeseung pun memutuskan untuk menyeduh secangkir kopi untuk dirinya.

"Meong~"

Sampai Heeseung yang tengah duduk di meja makan sembari menikmati kopinya. Dihampiri oleh Hoon yang sudah selesai dengan kegiatannya.

"Kau sudah selesai hmm..?" tanya Heeseung mengangkat kucing itu ke atas meja.

Heeseung pun bergerak untuk mencium bulu lebat kucing abu-abu itu. Yang menurutnya sangat wangi, beruntunglah Heeseung tak lupa memandikan Hoon dalam bentuk kucingnya.

Dan setelah puas bermain dengan sang kucing. Heeseung pun menaruh kembali Hoon ke lantai. Membiarkan kucing tersebut menjelajah bebas seisi apartemennya.

Heeseung pun bangkit dari duduknya ketika melihat jam menunjukkan pukul tujuh tepat. Dia harus berangkat sekarang.

Heeseung menarik jasnya dan memakainya. Menyambar kunci di meja, dan bersiap untuk keluar dari apartemennya. Sebelum Hoon berlari ke arah kakinya.

"Meow~"

"Kenapa lagi Hoon? mainlah sana! aku harus pergi bekerja, aku janji aku akan pulang tepat waktu." ujar Heeseung kepada kucing yang tengah bermanja di kakinya itu.

Namun bukannya mematuhi perkataan sang tuan. Hoon malah semakin erat menahan kaki Heeseung, seperti dirinya yang tak mau ditinggal sendirian di apartemen.

Heeseung pun menghela nafas, dan berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan Hoon, "Hei dengar, aku tak bisa membawamu ke kantor, okay?"

"Di sana ada aturan dilarang untuk membawa heran peliharaan." ungkap Heeseung yang sebenarnya hanyalah kebohongan semata.

Heeseung pun mengangkat Hoon dan membawanya kembali ke ruang tamu. Namun sama saja, ketika dia berjalan pergi, Hoon tetap saja berlari ke arahnya.

"Baiklah-baiklah, aku akan membawamu ke kantor." pasrah Heeseung akhirnya memutuskan untuk membawa Hoon pergi dengannya hari ini ke kantor.

"Tapi ingat! aku hanya membawamu ikut denganku hanya hari ini saja, okay? jika di lain hari kau mau ikut lagi, kau harus berubah menjadi bentuk manusiamu dulu, mengerti?" jelas Heeseung kepada Hoon yang ada di gendongannya.

Kucing itu hanya mengeong membalas ocehan Heeseung tersebut, Heeseung pun hanya tersenyum, merasakan gemas kepada kucing abu-abu itu, "Dasar kucing nakal."

Blessed-Cursed | HeeHoon ✓Where stories live. Discover now