TERLUKA

107 8 0
                                        

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]

PASTIKAN KALIAN VOTE DAN KOMEN!!!

°
°
°
°
°

Ruangan itu dingin, dipenuhi amarah. Alena menempel di dinding, mencoba menghindar dari giffari yang semakin mendekat. Giffari mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, menggerakkannya dengan santai.

"Lo pikir lo bisa kabur dari gue?" giffari tertawa sinis.

Alena menutup matanya, menunggu serangan dari giffari. Tapi yang terjadi malah sentuhan tangan arga yang dingin di bahunya.

"Alena... maafin gua..." arga berbisik pelan, suaranya bergetar.

"srekkkk"

"Arghhhh" teriakan alena menggema satu ruangan.

Pisau itu meluncur dengan cepat, meninggalkan goresan merah membara di lengannya. Rasa panas menjalar, seperti ada api yang menggerogoti dagingnya. Darah mengalir deras menodai baju putihnya. Dia meringis, menahan rasa sakit yang menusuk tulang.

Alena membuka matanya dan memegang lengannya yang udah penuh dengan darah. Alena menatap arga dengan heran. Arga menatapnya dengan mata yang melotot dan tangannya gemetar, mencengkeram pisau di lengan alena.

"Arga... apa yang lu lakuin?" alena tercengang.

Arga tidak menjawab. Dia menarik pisau itu secara perlahan, matanya masih melotot.

"Arga... jangan!" alena berteriak, tapi arga tidak mendengarkannya.

Arga melemparkan pisau itu ke arah giffari, tapi bukan untuk menusuknya.

"Ini semua salah lu..." arga menunjuk giffari sebagai pelaku, suaranya mulai serak. "Lu yang udah nyuruh gua untuk melakukan semua ini, lu bener-bener brengsek yaa anjing."

"Bugh!"

Satu pukulan arga melayang ke pipi kanannya giffari, tapi giffari malah tersenyum. "Lo yang terlalu bodoh"

"Ga sakit ga, sakitt..." alena meringis kesakitan, ia sudah terbaring lemah.

Arga memegang lengan alena yang penuh dengan darah. Alena menjerit karna darahnya itu terus menerus keluar dari lengannya.

"Maafin gua alena, gua udah gagal jadi teman lu, gua udah gagal ngelindungi lu dan gua udah gagal tepatin janji gua sama lu" arga berbisik pelan, matanya berkaca-kaca.

Arga memeluk alena erat-erat.

"Maafin gua len... maafin gua..." arga berbisik pelan, suaranya bergetar karena penyesalan.

Alena terdiam, air matanya mengalir deras matanya menatap kosong ke langit-langit. Dia tidak percaya apa yang baru aja terjadi. Arga, orang yang dia anggap teman, orang yang dia percayai, telah melukai dirinya.

"Lu jahat ga, lu jahat" tangis pecah alena dengan lengan yang penuh darah.

Arga masih terdiam, dia tidak bisa menatap Alena. Dia tidak bisa melihat alena kesakitan.

Giffari dengan senyum sinisnya, menatap mereka berdua. "Sekarang lo udah ngelukain dia, lo udah ngelukain dia dengan tangan lo sendiri..."

Giffari dan teman-temannya berbalik dan berjalan keluar ruangan, meninggalkan mereka berdua dalam kehancuran.











































part selanjutnya bakal gue panjangin
next time...

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MILIK ARDAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang