Chapter 2

263 65 44
                                    

Author pov

Bila di sebrang sana jennie tengah sibuk dalam lamunan angan²nya, maka di sebuah kamar villa di pulau jeju ada sang pemilik potret figura jennie tengah menikmati malam dalam debur ombak yg terdengar lembut mengisi gendang telinga.

Langit malam yg cerah bertabur bintang ternyata menjadi momen terindah yg akan menemani sang wanita yg kini masih betah bergelut dalam peluk sang kekasih yg setia mendekapnya hangat.

Pekerjaannya telah usai sedari siang hingga ia memutuskan untuk meminta sang kekasih menemaninya menikmati indahnya jeju berdua.

Bermain dan mengunjungi banyak penjaja makanan serta menikmati berbagai tempat indah yg disajikan jeju pada pasangan yg masih dimabuk cinta seperti mereka.

Dan malam ini tenangnya akan menjadi penutup sempurna hari mereka yg melelahkan.

"Aku ingin memiliki satu rumah disini. Berhadapan dengan pantai hingga kita bisa menikmati sunset setiap hari berdua seperti sekarang", ucap sang wanita yg masih betah berlindung disana.

"Kalau begitu lusa aku akan membelinya untukmu. Jadi ketika kita kesini kita bisa pulang kerumah" balas sang kekasih dan memberi kecupan hangat di puncak kepala.

"Jinjja??, aku akan menunggu kabar baiknya sayang. Hahhh aku tak sabar untuk itu", balas sang wanita tampak bersemangat

"Lalu apa jennie tak akan keberatan akan itu?. Bagaimanapun ia pasangan sahmu", tanya sang kekasih yg terdengar sungkan.

"Dia tak perlu tahu dan seharusnya tak perlu tahu. Dalam perjanjian yg ia setujui ia tak ada hak untuk mengurus kehidupan pribadiku, termasuk hidupku bersamamu",

Sang kekasih hanya menghela nafas diam, memilih tak ingin berdebat dan merusak mood kekasihnya. Pasalnya ia juga merindukan sang wanita yg sudah satu minggu ia tinggalkan karna urusan pekerjaan.

"Arraseo, mianhe aku tak ingin kita bertengkar karna ini. Lebih baik menikmati malam ini karna esok kita sudah harus kembali ke seoul", ucapnya dan memberikan bubuhan ciuman cinta di seluruh wajah kecil yg berada di tangkupan tangannya.

"Eumm...esok kita kembali sore saja, aku masih mau menikmati hari kita disini lebih lama", ucao sang wanita dan memilih masuk ke celah dada kekasihnya yg terbuka.

Bukankah 2 sejoli ini begitu manis dalam balutan untaian cinta?. Meski di hati salah satunya merasakan ini sebuah kesalahan besar karna menghianati hati seseorang namun apa daya, cinta yg ia punya juga terlalu besar untuk seseorang yg kini menemani malamnya.

Berpisahpun ia tak sanggup.

Merelapun ia tak ingin.

Nyatanya perselingkuhan ini terjadi karna seseorang yg menerima semuanya terjadi.

Ironi.

Pov end

Lisa pov

Aku menyambut pagi dalam dekapan hangat kekasihku, tubuh polos kami hanya tertutup dengan selimut yg melindungi dari hawa dingin saat ini.

Memilih beringsut lebih dalam, aku menikmati aroma kulit kekasihku yg masih terlelap lelah setelah kegiatan panas kami semalam.

Pengalaman yg menakjubkan karna ia menjajah tubuhku di setiap sudut kamar dengan sahutan cinta yg membakar diriku.

Mengingat itu membuat wajahku panas dan memerah saja. Kutatap dalam wajah damai yg kini masih betah dalam tidurnya. Kekasihku yg berhati lembut dan juga penyayang adalah sebuah anugrah yg tak ingin kulepaskan.

Meski mengingat aku adalah sumber luka untuknya. Bahkan aku melukai kekasihku dengan segala hal yg menyakitkan hingga saat ini.

Namun, ia tetap membuka tangan cintanya untukku. Menggapaiku yg masih ingin bersamanya meski kini aku berada dalam sebuah ikatan dengan seseorang yg akan menjadi sumber benci seumur hidupku.

Mon Amour BriséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang